Berurusan dengan frustrasi seorang anak dengan keterbelakangan mental ketika mereka menghadapi kesulitan dalam menulis memerlukan pendekatan multifaset yang membahas aspek kognitif dan emosional dari tugas tersebut. Kesulitan menulis pada anak-anak dengan keterbelakangan mental sering berasal dari defisit keterampilan motorik persepsi, pemrosesan kognitif, dan pengaturan diri. Strategi yang efektif melibatkan intervensi khusus yang berfokus pada peningkatan keterampilan ini sambil juga memberikan dukungan emosional untuk mengurangi frustrasi. Bagian berikut menguraikan strategi dan intervensi utama berdasarkan penelitian saat ini.
Intervensi Kognitif dan Perseptual-Motorik
- Keterampilan Perseptual-Motorik: Kesulitan menulis pada anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat dikaitkan dengan kekurangan keterampilan motorik persepsi, seperti memproses informasi visual dan mengoordinasikan gerakan tangan. Intervensi harus fokus pada peningkatan keterampilan ini melalui latihan dan kegiatan yang ditargetkan yang meningkatkan integrasi visual-motorik (Baroody, 1988).
- Teknologi Bantuan: Alat seperti platform Writaupair dapat mendiagnosis jenis dan tingkat kesulitan belajar dan memberikan bantuan kontekstual. Platform ini menggunakan model canggih untuk meminta kata kunci dan frasa, membantu anak-anak mengatur pikiran mereka dan mengekspresikannya secara tertulis (Anish et al., 2021).
Strategi Instruksional
- Pengembangan Strategi yang Diatur Sendiri (SRSD) : Pendekatan ini membantu siswa penyandang cacat dengan mengajari mereka strategi untuk merencanakan, menulis, dan merevisi pekerjaan mereka. SRSD menekankan pengaturan diri dan penetapan tujuan, yang dapat mengurangi frustrasi dengan menyediakan kerangka kerja terstruktur untuk tugas penulis (Mason et al., 2002) (Rouse & Collins, 2016).
- Instruksi Penulisan yang Disesuai: Instruksi penulisan yang efektif harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu setiap anak. Ini termasuk berfokus pada tulisan tangan, fonik untuk ejaan, dan keterampilan tanda baca, yang sering menjadi area kesulitan bagi anak-anak dengan ketidakmampuan belajar (Graham et al., 2004) (Graham et al., 2001).
Dukungan Emosional dan Perilaku
- Motivasi dan Efektivitas Diri: Membina motivasi dan efikasi diri sangat penting, karena anak-anak cenderung tidak terlibat dalam menulis jika mereka tidak menghargainya atau jika mereka melebih-lebihkan kemampuan mereka. Mendorong sikap positif terhadap menulis dan memberikan peluang untuk sukses dapat membantu mengurangi frustrasi (Graham et al., 2004).
- Alat Menulis Alternatif: Untuk anak-anak yang berjuang dengan tindakan fisik menulis, menggunakan keyboard atau pegangan tulisan yang dirancang khusus dapat mengurangi frustrasi dan meningkatkan kualitas tulisan. Alat-alat ini dapat membantu anak-anak fokus pada konten daripada mekanisme penulisan (Broun, 2009) (AlBeeshi et al., 2020).
Metode Kreatif dan Menarik
- Lukisan Jari: Untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan, metode kreatif seperti melukis jari dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang kurang terstruktur dan lebih menarik, mengurangi frustrasi dan meningkatkan pembelajaran (Utama, 2014).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk mengatasi kesulitan menulis pada anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Intervensi harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi individu anak. Selain itu, melibatkan pengasuh dan pendidik dalam proses dapat memastikan bahwa anak menerima dukungan yang konsisten di lingkungan yang berbeda.