Berurusan dengan frustrasi seorang anak dengan keterbelakangan mental ketika mereka mengalami kesulitan membaca membutuhkan pendekatan multifaset yang membahas kebutuhan emosional dan pendidikan anak. Anak-anak dengan keterbelakangan mental sering menghadapi tantangan unik dalam membaca karena keterbatasan kognitif dan strategi instruksional yang tidak memadai. Tantangan-tantangan ini dapat menyebabkan frustrasi, yang dapat menghambat kemajuan belajar mereka. Oleh karena itu, strategi yang efektif harus fokus pada menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, menggunakan metode pengajaran khusus, dan mengatasi kebutuhan emosional untuk mengurangi frustrasi dan meningkatkan keterampilan membaca.
Memahami Tantangan
- Hambatan Kognitif dan Instruksial: Anak-anak dengan keterbelakangan mental sering mengalami kesulitan membaca karena keterbatasan kognitif dan kurangnya bahan instruksional yang disesuaikan dengan tepat. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi ketika mereka tidak dapat memenuhi tuntutan program membaca standar (Kirk, 1939)] (Otaiba & Hosp, 2004).
- Kesulitan Emosional: Frustrasi dapat diperburuk oleh tekanan emosional, yang umum terjadi pada anak-anak yang kesulitan membaca. Komponen emosional ini selanjutnya dapat menghambat kemampuan mereka untuk fokus dan belajar secara efektif (Jampolsky, 1951) (Hirschland, 2008).
Strategi untuk Mengurangi Frustrasi
- Materi Instruksional yang Disesuaikan: Menyesuaikan bahan bacaan dengan tingkat kognitif anak dapat membantu mengurangi frustrasi. Ini melibatkan penyederhanaan teks dan menggunakan alat bantu visual untuk mendukung pemahaman (Kirk, 1939).
- Metode Membaca Fonetik dan Berulang: Menggunakan pelatihan fonetik dan strategi membaca berulang dapat meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca, sehingga mengurangi frustrasi. Metode ini membantu anak-anak fokus pada pemahaman daripada hanya mendekode kata (Orlow, 1974) (Kann, 1983).
- Dukungan Emosional dan Ruang Aman: Menyediakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak dapat mengekspresikan perasaan dan frustrasi mereka dengan aman sangat penting. Ini dapat melibatkan menciptakan suasana kelas yang mendorong kesabaran dan pengertian, serta menawarkan dukungan individu saat dibutuhkan(Hirschland, 2008).
- Keterlibatan Orang Tua dan Guru: Melibatkan orang tua dan guru dalam perkembangan membaca anak dapat memberikan dukungan dan dorongan tambahan. Ini termasuk menetapkan tujuan yang realistis dan merayakan pencapaian kecil untuk meningkatkan kepercayaan anak (Otaiba & Hosp, 2004).
Perspektif yang Lebih Luas
Sementara fokusnya sering pada mengadaptasi strategi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting juga untuk mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari literasi dan pendidikan. Literasi adalah hak asasi manusia yang mendasar dan memainkan peran penting dalam sosialisasi dan peluang kerja di masa depan. Oleh karena itu, mengatasi kesulitan membaca pada anak-anak dengan keterbelakangan mental tidak hanya tentang meningkatkan kinerja akademik tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan dan integrasi masyarakat (Rosner et al., 1981) (Sevcik et al., 2019).