Berurusan dengan anak-anak sindrom Down yang mudah bosan saat membaca membutuhkan pendekatan multifaset yang mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi belajar mereka yang unik. Anak-anak dengan sindrom Down sering mendapat manfaat dari strategi pembelajaran visual dan kegiatan membaca interaktif yang menarik. Dengan menyesuaikan sesi membaca agar lebih dinamis dan dipersonalisasi, pendidik dan orang tua dapat membantu menjaga minat anak dan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Berikut adalah beberapa strategi untuk mengatasi tantangan ini:
Pembelajaran Visual dan Interaktif
- Alat Bantu Visual: Anak-anak dengan sindrom Down sebagian besar adalah pembelajar visual. Menggunakan kartu flash, grafik, dan buku bergambar dapat membuat sesi membaca lebih menarik dan kurang monoton bagi mereka. Alat-alat ini membantu menangkap perhatian mereka dan membuat proses belajar lebih menyenangkan (Oelwein, 1995) (Buckley et al., 2001).
- Permainan dan Kegiatan: Memasukkan permainan dan kegiatan interaktif ke dalam pelajaran membaca dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan. Kegiatan ini dapat mencakup permainan mencocokkan, mendongeng dengan alat peraga, atau aplikasi membaca digital yang menyediakan elemen interaktif (Oelwein, 1995) (Yussof & Zaman, 2011).
Kustomisasi dan Personalisasi
- Pelajaran yang Disesuaikan: Menyesuaikan pelajaran membaca agar selaras dengan minat anak dapat membantu mempertahankan fokus mereka. Ini melibatkan pemilihan bahan bacaan yang beresonansi dengan pengalaman pribadi atau topik favorit mereka (Oelwein, 1995).
- Mondar-mandir dan Fleksibilitas: Memungkinkan anak-anak belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan memberikan istirahat bila perlu dapat mencegah kebosanan dan frustrasi. Pendekatan ini memastikan bahwa anak tetap termotivasi dan tidak merasa kewalahan dengan tugas membaca (Oelwein, 1995) (Sehic, 2017).
Intervensi Dini dan Praktek Konsisten
- Pengantar Awal Membaca: Memperkenalkan kegiatan membaca pada usia dini dapat menumbuhkan sikap positif terhadap membaca dan membantu dalam mengembangkan keterampilan literasi dasar. Intervensi dini sangat penting untuk perkembangan kognitif dan bahasa pada anak-anak dengan sindrom Down (Buckley & Bird, 2001) (Buckley, 2002).
- Praktik Ruter: Latihan dan keterlibatan yang konsisten dalam kegiatan literasi sehari-hari dapat meningkatkan keterampilan membaca dari waktu ke waktu. Keterlibatan reguler ini membantu dalam memperkuat pembelajaran dan membangun kepercayaan dalam kemampuan membaca (Buckley, 2001).
Teknik Pengajaran yang Mendukung
- Perancah: Menggunakan teknik perancah dapat membantu mengelola beban kognitif untuk anak-anak dengan sindrom Down. Ini melibatkan pemecahan tugas membaca menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola dan memberikan dukungan sesuai kebutuhan. Scaffolding bisa sangat efektif dalam mengatasi batasan memori jangka pendek (Yussof & Zaman, 2011).
- Integrasi Bahasa dan Literasi: Menggabungkan pengajaran bahasa dan literasi dapat meningkatkan keterampilan membaca dan komunikasi. Pendekatan terpadu ini mendukung perkembangan kognitif secara keseluruhan dan membantu anak-anak membuat hubungan antara bahasa lisan dan tulis (Buckley et al., 2001) (Buckley & Bird, 2001).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengakui bahwa setiap anak dengan sindrom Down adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Oleh karena itu, pengamatan berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting. Selain itu, membina lingkungan belajar yang mendukung dan menggembirakan dapat secara signifikan mempengaruhi motivasi dan minat anak dalam membaca.
