Menanamkan kebiasaan menghitung dalam aktivitas sehari-hari untuk anak berusia 24 tahun dapat didekati dengan mengintegrasikan penghitungan ke dalam tugas-tugas rutin dan memanfaatkan alat kognitif dan fisik. Sementara sebagian besar penelitian berfokus pada anak usia dini, prinsip-prinsip tersebut dapat disesuaikan untuk orang dewasa dengan menekankan aplikasi praktis dan keterlibatan kognitif. Bagian berikut menguraikan strategi dan alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan kebiasaan menghitung dalam kehidupan sehari-hari.
Mengintegrasikan Penghitungan ke dalam Rutinitas Harian
- Kesadaran Lingkungan: Mendorong penghitungan sebagai bagian dari kegiatan kesadaran lingkungan. Misalnya, menghitung langkah saat berjalan atau barang saat berbelanja dapat membuat aktivitas lebih menarik dan penuh perhatian. Pendekatan ini terinspirasi oleh konsep “Counting in green,” yang mengintegrasikan penghitungan dengan kesadaran lingkungan (“‘Counting in green.’”, 2023).
- Aktivitas Fisik: Masukkan penghitungan ke dalam aktivitas fisik, seperti menghitung pengulangan selama latihan atau langkah saat berjalan. Metode ini tidak hanya membantu mengembangkan kebiasaan menghitung tetapi juga meningkatkan kebugaran fisik (Clarke, 2022).
Memanfaatkan Alat dan Perangkat Hitung
- Sistem Penghitungan: Gunakan sistem penghitungan sederhana untuk melacak aktivitas atau tujuan sehari-hari. Penghitungan mudah dipahami dan dapat disesuaikan untuk berbagai tugas penghitungan, memberikan cara nyata untuk mengumpulkan dan memvisualisasikan data numerik (“Tallies and Other Devices That Accumulate”, 2023).
- Perangkat Penghitung: Gunakan perangkat penghitung seperti sempoa atau penghitung digital untuk memfasilitasi penghitungan dalam tugas yang lebih terstruktur. Alat-alat ini dapat membantu menjembatani kesenjangan antara angka abstrak dan pengalaman penghitungan nyata, meningkatkan pemahaman dan keterlibatan (Yizhong, 2007).
Keterlibatan Kognitif dan Sosial
- Interaksi Sosial: Terlibat dalam kegiatan yang melibatkan penghitungan dengan orang lain, seperti permainan atau tugas kolaboratif. Ini dapat meningkatkan motivasi dan memberikan konteks sosial untuk menghitung, menjadikannya pengalaman bersama dan menyenangkan (Susetyawati et al., 2024).
- Keterlibatan Kognitif: Manfaatkan strategi kognitif seperti penghitungan jari, yang telah terbukti mengaktifkan area korteks motorik yang terkait dengan pemrosesan numerik. Metode ini dapat membantu memperkuat hubungan antara angka dan tindakan fisik, membuat penghitungan menjadi pengalaman yang lebih diwujudkan (Tschentscher et al., 2012).
Pendekatan Pendidikan dan Motivasi
- Program Pendidikan: Meskipun terutama dirancang untuk anak-anak, program pendidikan seperti “Let’s Count” dapat disesuaikan untuk orang dewasa dengan berfokus pada memperhatikan dan mengeksplorasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini dapat menumbuhkan disposisi positif terhadap penghitungan dan matematika (Gervasoni & Perry, 2016) (MacDonald, 2015).
- Permainan Motivasi: Gunakan game yang menggabungkan penghitungan, seperti permainan papan atau aplikasi seluler, untuk membuat pembelajaran berhitung lebih interaktif dan menyenangkan. Permainan ini dapat meningkatkan motivasi dan memberikan konteks yang menyenangkan untuk berlatih keterampilan berhitung (Susetyawati et al., 2024).
Sementara fokus utama penelitian ini adalah pada anak usia dini, prinsip-prinsip mengintegrasikan penghitungan ke dalam kegiatan sehari-hari dapat disesuaikan untuk orang dewasa dengan menekankan aplikasi praktis dan keterlibatan kognitif. Penggunaan alat, interaksi sosial, dan strategi motivasi dapat menjadikan penghitungan sebagai bagian kebiasaan dari kehidupan sehari-hari, meningkatkan keterampilan kognitif dan praktis.