Untuk membuat pembelajaran membaca lebih menarik bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk menggunakan strategi pendidikan khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Strategi ini harus fokus pada peningkatan keterlibatan, pemahaman, dan retensi melalui pendekatan yang disesuaikan. Integrasi multimedia, pembelajaran berbasis game, dan instruksi individual dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca dan membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan bagi anak-anak ini. Di bawah ini adalah beberapa metode dan pendekatan efektif yang berasal dari makalah penelitian.
Integrasi Multimedia dan Teknologi
- MESE (Multimedia dalam Pendidikan untuk Pendidikan Khusus) : Pendekatan ini menggunakan alat multimedia berdasarkan teori bahasa keseluruhan dan konsep multisensori untuk meningkatkan keterampilan membaca. Ini dirancang agar kompatibel dengan pembelajaran individual dan mandiri, sehingga cocok untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental. Penggunaan bahasa vernakular dan konten interaktif membantu melibatkan siswa secara efektif (Munir & Rohendi, 2015).
- FunReading Framework: Â Kerangka animasi membaca berbasis game ini menggunakan AI dan grafik komputer untuk menciptakan pengalaman membaca yang menarik. Dengan menggabungkan karakter animasi dan audio, ini meningkatkan efektivitas membaca untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, seperti mereka yang menderita ASD atau ADHDÂ (Zhang et al., 2022).
Program Membaca Khusus
- Instruksi Terprogram dan Pembelajaran Empiris:  Program membaca eksperimental menunjukkan bahwa anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat mempelajari keterampilan membaca dasar ketika prinsip-prinsip instruksi terprogram dan teori pembelajaran empiris diterapkan. Metode ini menekankan pembelajaran terstruktur dan berulang, yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dengan gangguan kognitif (Hewett et al., 1967).
- Metode Glenn Doman: Metode ini menggunakan media flashcard untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan cacat intelektual ringan. Ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam skor membaca melalui proses intervensi terstruktur, menunjukkan efektivitasnya dalam pengaturan pendidikan khusus (Pertiwi, 2024).
Adaptasi Bahan Ajaran
- Bahan Bacaan yang Disesuaikan:  Menyesuaikan bahan bacaan dengan tingkat kognitif anak-anak terbelakang mental sangat penting. Ini melibatkan penggunaan teks yang disederhanakan dan alat bantu visual untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan. Fokusnya harus pada pengenalan kata, pemahaman, dan keterampilan membaca lisan, menggunakan metode seperti kata utuh, fonik, dan alfabet yang dimodifikasi (Singh & Singh, 1986).
- Buku yang Dapat Diprediksi: Buku-buku ini menyediakan format terstruktur dan berulang yang membantu anak-anak cacat belajar mengembangkan kefasihan membaca. Mereka dirancang untuk menanamkan sikap positif terhadap membaca dengan membuat aktivitas lebih dapat diprediksi dan kurang mengintimidasi(McClure, 1985).
Pengembangan Keterampilan Pra-Membaca
- Metode Baca Keras:  Metode ini efektif dalam mengembangkan keterampilan pra-membaca dengan membuat anak-anak nyaman dengan kegiatan membaca. Ini melibatkan membaca dengan lantang kepada anak-anak, yang membantu dalam membangun imajinasi, memori, dan pemahaman mereka tentang simbol, sehingga memfasilitasi penerimaan bacaan secara bertahap (Nurjanah & Mawardah, 2024).
Meskipun metode ini menjanjikan, penting untuk mengakui tantangan yang dihadapi oleh pendidik dalam menerapkan instruksi membaca yang efektif untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental. Banyak guru merasa tidak siap karena kurangnya pedoman dan penelitian tentang strategi instruksional untuk siswa ini. Selain itu, anak-anak penyandang cacat sering memiliki lebih sedikit paparan terhadap cetak dan lebih sedikit kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan melek huruf dibandingkan dengan teman sebayanya. Mengatasi kesenjangan ini membutuhkan pelatihan guru yang komprehensif dan pengembangan strategi instruksional yang diteliti dengan baik (Otaiba & Hosp, 2004).