Bagaimana Cara Membuat Lingkungan Belajar Membaca Yang Nyaman Bagi Anak Hiperaktif?

Menciptakan lingkungan belajar membaca yang nyaman untuk anak-anak hiperaktif melibatkan pemahaman kebutuhan unik mereka dan merancang strategi yang memenuhi tantangan perilaku dan kognitif mereka. Anak-anak hiperaktif sering berjuang dengan perhatian dan pengaturan diri, yang dapat memengaruhi pengalaman belajar mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang tidak hanya mengakomodasi hiperaktif mereka tetapi juga menumbuhkan keterlibatan dan pembelajaran mereka. Ini melibatkan kombinasi strategi pedagogis, penyesuaian lingkungan, dan peran guru yang mendukung.

Memahami Hiperaktif pada Anak

  • Hiperaktif sering ditandai dengan kegelisahan, impulsif, dan kesulitan dalam mempertahankan perhatian, yang secara signifikan dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar dan berinteraksi dalam pengaturan kelas tradisional (“Pedagogical conditions of educating hype…”, 2022) (Faktor et al., 2024).
  • Penting untuk membedakan antara anak-anak yang benar-benar hiperaktif dan mereka yang lebih aktif daripada teman sebayanya, karena kesalahan pelabelan dapat menyebabkan strategi pendidikan yang tidak pantas (Eddowes & Aldridge, 1990).

Strategi Pedagogis

  • Guru harus menggunakan pedagogi kemitraan, yang melibatkan melibatkan anak-anak hiperaktif dalam proses belajar dengan meningkatkan motivasi dan harga diri mereka (“Pedagogical conditions of educating hype…”, 2022).
  • Menggabungkan kegiatan bermain dapat membantu anak-anak hiperaktif secara bertahap mengembangkan kemampuan untuk memahami dan mengelola perilaku mereka, karena bermain adalah cara alami dan efektif bagi anak-anak untuk belajar dan berinteraksi (“Pedagogical conditions of educating hype…”, 2022).
  • Guru harus memfasilitasi pembelajaran dengan mempromosikan sosialisasi, kerja sebaya, dan nilai-nilai moral, yang dapat membantu anak-anak hiperaktif membangun kepribadian mereka dan menemukan tempat mereka dalam sistem sekolah (Mejía et al., 2015).

Penyesuaian Lingkungan

  • Lingkungan kelas harus dirancang untuk meminimalkan gangguan dan menyediakan ruang terstruktur namun fleksibel yang memungkinkan gerakan dan aktivitas, yang dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus lebih baik(Kamal et al., 2024).
  • Ruang pendidikan yang terorganisir dan dirancang dengan sengaja dapat berfungsi sebagai mediator pembelajaran, membantu anak-anak menginternalisasi pengetahuan dan terlibat lebih efektif dalam kegiatan di kelas (Souza & Girotto, 2012).
  • Menyediakan alat, media, dan permainan yang memenuhi minat dan kebutuhan anak-anak hiperaktif dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka dan membuat mereka tetap terlibat (Simanjuntak & Marbun, 2023).

Peran Guru

  • Guru memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memahami kepribadian dan perilaku anak-anak hiperaktif dan memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat (Simanjuntak & Marbun, 2023).
  • Mereka harus mengadopsi pendekatan humanistik, memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka dengan bebas dan membuat kesalahan tanpa takut akan kritik, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemauan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar (Shortridge, 1974).
  • Membangun komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan sekolah sangat penting untuk memastikan pendekatan yang konsisten dan suportif untuk mengelola hiperaktif pada anak-anak (Abidin, 2023).

Meskipun menciptakan lingkungan belajar membaca yang nyaman untuk anak-anak hiperaktif sangat penting, penting juga untuk mengenali konteks perkembangan mereka yang lebih luas. Hiperaktif dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aspek genetik, psikologis, dan lingkungan, yang berarti bahwa pendekatan satu ukuran yang cocok untuk semua mungkin tidak efektif (Faktor et al., 2024). Oleh karena itu, pendidik dan pengasuh harus tetap fleksibel dan terbuka untuk mengadaptasi strategi untuk memenuhi kebutuhan individu setiap anak.

Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Faktor, A., Dampak, D., Hiperaktif, P., Sekolah, S., Kelas, D., Terhadap, R., Belajar, H., Rizqi, A. M., Permana, B. S., Reygita, H., Rostika, D., & Sudarmansyah, R. (2024). Analisis Faktor Dan Dampak Perilaku Hiperaktif Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah Terhadap Hasil Belajar. Khatulistiwa (Pontianak). https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v4i1.2723
Eddowes, E. A., & Aldridge, J. (1990). Hyperactive or “activity hyper”: Helping young children attend in appropriate environments. Early Childhood Education Journal. https://doi.org/10.1007/BF01623196
Mejía, M. R., González, I., & Cohen, C. R. (2015). Cómo abordar la hiperactividad en el ámbito escolar. https://doi.org/10.46498/REDUIPB.V12I1.360
Kamal, M. A., Chomal, N., & Singh, S. (2024). Designing Learning Environment for School Children Having Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder. Architecture Engineering and Science. https://doi.org/10.32629/aes.v5i1.1756
Souza, S. P. de, & Girotto, C. G. G. S. (2012). O ambiente educativo e o desenvolvimento do indivíduo portador do transtorno do déficit de atenção e hiperatividade (TDAH).
Simanjuntak, J., & Marbun, S. (2023). The Role of Teachers in Teaching Children Who Have Symptoms of Hyperactive Behavior in Group B of the TK Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan Timur. https://doi.org/10.55927/ijar.v2i8.5401
Shortridge, C. B. (1974). Creating an Environment for the Teaching of Reading.
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Scroll to Top