Free stock photo of Ảnh trẻ con dễ thương, chụp ảnh trẻ em, hải dương

Bagaimana Cara Membuat Anak Hiperaktif Mau Belajar Berhitung Tanpa Dipaksa?

Untuk mendorong anak yang hiperaktif belajar berhitung tanpa merasa dipaksa, penting untuk mengintegrasikan metode yang menarik dan interaktif yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Anak-anak hiperaktif sering berjuang dengan perhatian dan fokus, membuat metode pembelajaran tradisional kurang efektif. Sebaliknya, menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan terstruktur dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang positif. Strategi berikut, yang berasal dari berbagai studi penelitian, dapat efektif dalam menjadikan penghitungan sebagai kegiatan yang menyenangkan dan sukarela bagi anak-anak hiperaktif.

Pembelajaran Berbasis Permainan Interaktif

  • Permainan Blok: Memanfaatkan permainan blok dapat menjadi cara yang efektif untuk melibatkan anak-anak hiperaktif dalam belajar berhitung. Dengan mengatur blok dalam pola yang berbeda dan mendorong anak-anak untuk menghitungnya, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif. Metode ini tidak hanya membantu dalam menghitung tetapi juga memfokuskan perhatian anak pada satu tugas, sehingga mengurangi perilaku hiperaktif (Tabroni et al., 2024).
  • Serial Message Games: Bermain game yang melibatkan pengiriman pesan dalam seri dapat meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan berhitung. Metode ini telah terbukti meningkatkan keterampilan meneliti dan rentang perhatian pada anak-anak hiperaktif, menjadikannya alat yang berguna untuk mengajar berhitung (Yesiazizah, 2013).

Teknik Pemantauan Visual dan Diri

  • Hitungan: Menerapkan Countoons, yang merupakan alat bantu visual yang membantu anak-anak memantau sendiri perilaku mereka, dapat disesuaikan untuk mengajarkan berhitung. Dengan mengaitkan tugas menghitung dengan penguatan positif, anak-anak dapat belajar berhitung sambil juga mengembangkan keterampilan pengaturan diri. Metode ini telah berhasil dalam meningkatkan perilaku dan keterlibatan dalam kegiatan belajar (Daly & Ranalli, 2003).
  • Media Visual dan Pengeboran: Menggunakan media visual untuk memberikan ilustrasi konkret dapat membantu anak-anak hiperaktif memahami konsep penghitungan dengan lebih efektif. Metode pengeboran, yang melibatkan latihan berulang, dapat memperkuat pembelajaran dan membantu anak-anak fokus pada tugas menghitung (Kurniawati, 2018).

Keterlibatan Guru dan Orangtua

  • Peran Guru: Guru memainkan peran penting dalam membimbing anak-anak hiperaktif dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan menggunakan mendongeng, dialog, dan media interaktif, guru dapat membuat pelajaran berhitung lebih menarik. Selain itu, memberikan umpan balik dan penguatan yang konsisten dapat membantu menjaga minat anak dalam belajar (Simanjuntak & Marbun, 2023).
  • Terapi Interaksi Orangtua-Anak (PCIT) : Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran melalui PCIT juga dapat bermanfaat. Terapi ini melibatkan orang tua dalam sesi pembelajaran berbasis permainan, yang dapat membantu memperkuat hubungan orangtua-anak dan membuat kegiatan belajar seperti berhitung lebih menyenangkan bagi anak (Johnson et al., 2000).

Strategi Kognitif dan Perilaku

  • Strategi Pembelajaran Langsung: Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran langsung, seperti demonstrasi dan latihan latihan, untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak-anak hiperaktif. Strategi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kecepatan belajar anak untuk memastikan mereka tetap terlibat dan termotivasi (Izzah, n.d.).
  • Teknik Pengaturan Mandiri: Menggabungkan teknik pemantauan diri dan penguatan diri dapat mengarah pada peningkatan kinerja akademik dan pengurangan perilaku hiperaktif. Teknik-teknik ini mendorong anak-anak untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka, menjadikan berhitung sebagai kegiatan yang lebih mandiri dan menyenangkan (Varni & Henker, 1979).

Sementara strategi ini menawarkan cara yang efektif untuk melibatkan anak-anak hiperaktif dalam belajar berhitung, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Fleksibilitas dan kesabaran adalah kuncinya, seperti juga kesediaan untuk menyesuaikan metode agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu anak. Selain itu, menciptakan lingkungan yang mendukung dan memahami baik di rumah maupun di sekolah dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar anak.

Tabroni, I., Khotimah, H., Sari, R. P., Yuhanidz, A., & Fitriyah, F. (2024). Handling Hyperactive Children: Game Tricks for Arranging Blocks to Make Hyperactive Children Productive. https://doi.org/10.70177/ijeep.v1i1.865
Yesiazizah, F. (2013). Keterampilan menyimak melalui bermain pesan berantai pada anak hiperaktif kelas ii.
Daly, P. M., & Ranalli, P. (2003). Using Countoons to Teach Self- Monitoring Skills. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005990303500504
Kurniawati, W. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Hiperaktif yang Sulit Memusatkan Perhatian. https://doi.org/10.26499/METALINGUA.V15I2.161
Simanjuntak, J., & Marbun, S. (2023). The Role of Teachers in Teaching Children Who Have Symptoms of Hyperactive Behavior in Group B of the TK Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan Timur. https://doi.org/10.55927/ijar.v2i8.5401
Johnson, B. D., Franklin, L. C., Hall, K., & Prieto, L. R. (2000). Parent Training Through Play: Parent-Child Interaction Therapy with a Hyperactive Child: The Family Journal. https://doi.org/10.1177/1066480700082013
Izzah, A. N. (n.d.). Strategi pembelajaran langsung dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa hiperaktif di sdn sumbersari 2 kota malang. https://doi.org/10.18860/ijpgmi.v3i1.7065
Varni, J. W., & Henker, B. (1979). A Self-Regulation Approach to the Treatment of Three Hyperactive Boys. https://doi.org/10.1300/J473V01N02_04
Scroll to Top