Bagaimana Cara Membuat Anak Hiperaktif Lebih Sabar Saat Belajar Angka?

Membantu anak-anak hiperaktif menjadi lebih sabar ketika mempelajari angka melibatkan penggunaan strategi khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Anak-anak hiperaktif sering berjuang dengan perhatian dan impulsif, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada tugas-tugas seperti belajar angka. Namun, penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode kreatif dan menarik dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar mereka. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan wawasan yang berasal dari berbagai penelitian tentang topik ini.

Metode Pembelajaran yang Menarik

  • Memainkan Pesan Serial: Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menggunakan permainan seperti memainkan pesan seri dapat meningkatkan keterampilan meneliti anak-anak yang hiperaktif. Metode ini melibatkan melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang mengharuskan mereka untuk fokus dan mengikuti urutan, yang dapat membantu meningkatkan rentang perhatian dan kesabaran mereka (Yesiazizah, 2013).
  • Game Seluler dan Serius: Game digital telah terbukti secara efektif melibatkan anak-anak dengan ADHD. Game yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan logis-matematika dapat mempertahankan perhatian mereka dan membuat pembelajaran angka lebih interaktif dan menyenangkan. Misalnya, game berbasis seluler seperti Mathefunic dan UVAMate telah dikembangkan untuk melibatkan anak-anak dengan ADHD dalam belajar matematika (Ahmad et al., 2020) (Calleros et al., 2020).

Pembelajaran Terstruktur dan Inkremental

  • Langkah Kecil dan Instruksi yang Jelas: Anak-anak dengan ADHD mendapat manfaat dari instruksi yang dipecah menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dikelola. Pendekatan ini mencegah kelebihan beban kognitif dan membantu mereka fokus pada satu tugas pada satu waktu, sehingga menumbuhkan kesabaran dan pengertian (Zsuzsanna, 2005).
  • Intervensi Perilaku: Menerapkan intervensi perilaku seperti isyarat visual, gerakan tangan, dan metode penguatan dapat membantu mengelola hiperaktif dan meningkatkan fokus. Strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran untuk membantu anak-anak dengan ADHD mengelola perilaku mereka dan meningkatkan pengalaman belajar mereka (Uzunboylu et al., 2017).

Mendorong Kesabaran dan Kontrol Diri

  • Teknik Penundaan Penghindaran: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif sering lebih memilih hadiah langsung daripada yang tertunda. Mengajari mereka untuk menunggu imbalan yang lebih besar dapat membantu mengembangkan kesabaran. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan terstruktur yang secara bertahap meningkatkan waktu tunggu untuk hadiah (Sonuga-Barke et al., 1992).
  • Diskusi Filsafat dan Sastra: Melibatkan anak-anak dalam diskusi tentang kesabaran dan menggunakan literatur anak-anak yang menekankan menunggu dapat membantu mereka memahami pentingnya kesabaran. Metode ini telah terbukti meningkatkan kemampuan anak-anak untuk menunggu dan mempertimbangkan orang lain dalam pengaturan kelas (Segond, 2016).

Perspektif Alternatif

Meskipun strategi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Selain itu, beberapa anak mungkin menunjukkan minat alami pada angka, seperti yang terlihat pada anak-anak autis dengan hiperleksia, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka (Ostrolenk et al., 2024). Oleh karena itu, pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan kebutuhan dan minat individu setiap anak sangat penting untuk menumbuhkan kesabaran dan meningkatkan hasil pembelajaran mereka.

M, E. (1993). Learning by numbers. Nursing Times.
Miles, A. S. (2002). There were nine in the bed. https://doi.org/10.12968/PRPS.2002.1.36.40444
Tabroni, I., Khotimah, H., Sari, R. P., Yuhanidz, A., & Fitriyah, F. (2024). Handling Hyperactive Children: Game Tricks for Arranging Blocks to Make Hyperactive Children Productive. https://doi.org/10.70177/ijeep.v1i1.865
Yesiazizah, F. (2013). Keterampilan menyimak melalui bermain pesan berantai pada anak hiperaktif kelas ii.
Douglas, V. I., Douglas, V. I., Parry, P. A., Parry, P. A., Marton, P., Marton, P., Garson, C., & Garson, C. (1976). Assessment of a cognitive training program for hyperactive children. Journal of Abnormal Child Psychology. https://doi.org/10.1007/BF00922535
Brown, R. T., & Conrad, K. J. (1981). Remediation Efforts for Hyperactivity: Training in Attention or Inhibitory Control.
Nurussalam, S., Aryanti, S., Nurjanah, N., & Dedah, A. (2023). Upaya Guru Dalam Membimbing Anak Hiperaktif dl RA Nurul Hidayah Cimerak. Deleted Journal. https://doi.org/10.62515/eduhappiness.v2i2.222
Omizo, M. M., & Williams, R. E. (1981). Biofeedback Training can Calm the Hyperactive Child. Intervention In School And Clinic. https://doi.org/10.1177/105345128101700106
S, A. S. K., & Purnama, R. L. (2024). Analisis Perkembangan Perilaku Dan Emosional ABK Hiperaktif Yang Mengalami Gangguan Konsentrasi Di Sekolah Ra Al-Hidayah. Student Scientific Creativity Journal. https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v2i1.2782
Johnas, A. (2013). Special Learning Considerations for Children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Scroll to Top