Kids having fun in a sack race during a backyard party set outdoors in summer.

Bagaimana Cara Membuat Anak Hiperaktif Lebih Percaya Diri Dalam Berhitung?

Untuk meningkatkan kepercayaan anak-anak hiperaktif dalam berhitung, penting untuk mengadopsi pendekatan multifaset yang menjawab kebutuhan dan tantangan pembelajaran unik mereka. Anak-anak hiperaktif, sering didiagnosis dengan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), menghadapi kesulitan dalam mempertahankan fokus dan mengendalikan impulsif, yang dapat menghambat pembelajaran matematika mereka. Namun, dengan memanfaatkan teknologi, membina lingkungan yang mendukung, dan terlibat dalam intervensi yang ditargetkan, pendidik dan orang tua dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung dan kepercayaan diri anak-anak ini.

Penggunaan Teknologi dan Alat Interaktif

  • Computer-Assisted Instruction (CAI) : Modul CAI telah terbukti efektif dalam melibatkan anak-anak hiperaktif dengan menyelaraskan dengan kebutuhan motivasi mereka. Modul-modul ini menggunakan elemen interaktif dan multimedia untuk menjaga perhatian dan minat anak-anak, yang sangat penting untuk mempelajari keterampilan berhitung (Vincent & Alontaga, 2012).
  • Game Pendidikan:  Program seperti PotenziaMente 2.0 memanfaatkan permainan komputer untuk mengembangkan berhitung dengan meningkatkan fungsi eksekutif dan membuat pembelajaran lebih menarik. Permainan ini membantu anak-anak menerapkan konsep matematika dalam konteks yang menyenangkan, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan pemahaman mereka tentang berhitung (Trinchero, 2016).

Intervensi Dini dan Keterlibatan Orang Tua

  • Tendensi Pemfokusan Matematika Spontan (SFON) : Mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan yang berfokus secara matematis baik dalam pengaturan formal maupun informal dapat meningkatkan keterampilan berhitung mereka. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk mempraktikkan konsep matematika dengan cara yang diprakarsai sendiri, menumbuhkan pemahaman dan kepercayaan yang lebih dalam pada kemampuan mereka (Hannula-Sormunen et al., 2021).
  • Intervensi Parenting:  Memberikan orang tua kegiatan matematika dan instruksi untuk melibatkan anak-anak mereka di rumah dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung anak-anak sebelum mereka memasuki sekolah formal. Paparan awal ini membantu membangun fondasi yang kuat dan meningkatkan kepercayaan dalam berhitung (Higgins, n.d.).

Dukungan Pendidikan Terstruktur

  • Program Pencegahan dan Pelatihan: *Mengidentifikasi anak-anak yang berisiko mengalami diskalkulia sejak dini dan memberikan pelatihan yang ditargetkan dapat mencegah kesulitan berhitung jangka panjang. Program semacam itu telah terbukti meningkatkan kompetensi numerik ke tingkat rata-rata, sehingga meningkatkan kepercayaan pada kemampuan matematika (Kucian, n.d.).
  • Pengembangan Profesional untuk Pendidik: Meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pelatihan dan sumber daya dapat meningkatkan kualitas pendidikan berhitung. Guru yang dilengkapi dengan alat dan pengetahuan yang tepat dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang menumbuhkan kepercayaan pada anak-anak hiperaktif (Babbington, 2005).

Strategi Pedagogis

  • Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung:  Memastikan bahwa anak-anak yang hiperaktif merasa nyaman dan termotivasi di kelas sangat penting. Strategi seperti mengadaptasi lingkungan belajar dengan kebutuhan mereka, menggunakan pedagogi kemitraan, dan melibatkan mereka dalam kegiatan interaktif dapat membantu membangun harga diri dan minat mereka dalam berhitung (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).
  • Integrasi Kurikulum Holistik:  Memasukkan berhitung di berbagai mata pelajaran dan konteks dunia nyata dapat membantu anak-anak melihat relevansi matematika, sehingga meningkatkan kepercayaan diri dan keterlibatan mereka (Coles & Copeland, 2014).

Meskipun strategi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa anak-anak hiperaktif mungkin masih menghadapi tantangan dalam berhitung karena faktor-faktor di luar indera bilangan visual, seperti yang disarankan oleh beberapa studi (Anobile et al., 2022). Oleh karena itu, pendekatan komprehensif yang mencakup evaluasi berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran diperlukan untuk mengatasi beragam kebutuhan anak-anak ini secara efektif.

Reid, R., & Lienemann, T. O. (2006). Self-Regulated Strategy Development for Written Expression with Students with Attention Deficit/Hyperactivity Disorder. Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/001440290607300103
Re, A. M., & Cornoldi, C. (2010). ADHD expressive writing difficulties of ADHD children: when good declarative knowledge is not sufficient. European Journal of Psychology of Education. https://doi.org/10.1007/S10212-010-0018-5
Rodríguez, C., García, J. N., González, P., Álvarez, D., Alvarez, L., Núñez, J. C., González-Pienda, J. A., Gázquez, J., & Bernardo, A. (2009). EL PROCESO DE REVISIÓN ESCRITA EN ALUMNOS CON TRASTORNO POR DÉFICIT DE ATENCIÓN E HIPERACTIVIDAD Y DIFICULTADES DE APRENDIZAJE Writing Revision Process in Attention Deficit Hyperactivity Disorder and Learning Disabilities Children. Revista De Psicodidactica.
Gnaulati, E. (1999). Enhancing the Self-Esteem and Social Competence of Hyperactive Children: A Semi-Structured Activity Group Therapy Model. https://doi.org/10.1023/A:1023036322889
Prasaja, P., & Harumi, L. (2020). Efektifitas Latihan Integrasi Visual Motorik terhadap Kemampuan Kesiapan Menulis Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). https://doi.org/10.37341/INTEREST.V9I1.149
Koulourianos, E., & Marienau, V. (2001). Improving Students’ Confidence in Writing Achievement through the Use of Parent, Student, and Teacher Interventions.
Kurniawati, W. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Hiperaktif yang Sulit Memusatkan Perhatian. https://doi.org/10.26499/METALINGUA.V15I2.161
Scroll to Top