A young girl lying on the floor writing on a music sheet with a pencil indoors.

Bagaimana Cara Membuat Aktivitas Menulis Yang Menyenangkan Untuk Anak Autisme?

Menciptakan kegiatan menulis yang menyenangkan untuk anak-anak dengan autisme melibatkan mengintegrasikan metode yang menarik, interaktif, dan mendukung yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Penggunaan mendongeng, teknologi, dan seni kreatif dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman menulis untuk anak-anak ini, menjadikannya menyenangkan dan mendidik. Dengan berfokus pada lingkungan yang terstruktur dan interaktif dan menggabungkan elemen-elemen yang mempromosikan komunikasi dan keterlibatan sosial, pendidik dapat menciptakan kegiatan menulis yang efektif untuk anak-anak dengan autisme. Berikut adalah beberapa strategi dan contoh utama:

Mendongeng Digital dan Barang Berwujud Cerdas

  • Mendongeng digital menggunakan benda nyata cerdas menyediakan lingkungan terstruktur dan interaktif yang sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan autisme. Pendekatan ini memungkinkan pengulangan, umpan balik visual, dan memberi anak-anak lebih banyak kontrol atas pengalaman belajar mereka, yang dapat meningkatkan keterampilan sosial dan perilaku (Özgür et al., 2024).
  • Kegiatan dapat mencakup eksplorasi permainan bebas, pengenalan stimulus positif, dan penggunaan objek magis untuk memfasilitasi interaksi teman sebaya dan pengambilan giliran. Kegiatan ini membantu dalam regulasi emosional dan penataan kognitif, membuatnya cocok untuk sesi terapi (Özgür et al., 2024).

Platform Interaktif dan Pembuatan Cerita

  • Platform seperti StoryScape melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang berpusat pada komunikasi melalui cerita interaktif. Teknologi ini menghubungkan elemen web, seluler, dan fisik, memungkinkan anak-anak untuk membuat cerita dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar yang menyenangkan (Eckhardt, 2015)].
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa menggunakan StoryScape dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam ekspresi vokal dan keterlibatan siswa, dengan guru mencatat peningkatan dalam komunikasi dan kerja sama di antara siswa (Eckhardt, 2015).

Seni dan Gerakan Kreatif

  • Mengintegrasikan seni seperti menggambar, wayang, dan gerakan ke dalam kegiatan menulis dapat membantu anak-anak dengan autisme mengekspresikan diri dan terlibat dengan materi. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk menemukan kembali diri mereka sendiri melalui bentuk-bentuk seni dan mengatasi masalah kehidupan dalam lingkungan yang mendukung (Jennings, 2019).
  • Kegiatan seperti menggunakan boneka atau terlibat dalam seni bela diri dapat membantu anak-anak mengelola emosi dan mempelajari cara-cara baru untuk menetapkan batasan, yang dapat bermanfaat bagi perkembangan mereka secara keseluruhan (Jennings, 2019)].

Lokakarya Menulis dan Praktik Berbasis Bukti

  • Lokakarya Penulis yang Diperkaya menggabungkan instruksi menulis yang berbeda dengan komunikasi sosial dan instruksi strategi kognitif, disesuaikan untuk siswa dengan cacat perkembangan, termasuk autisme. Pendekatan ini menggunakan praktik berbasis penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis dan komunikasi (Sturm, 2012).
  • Praktik berbasis bukti untuk mengajar menulis kepada anak-anak dengan autisme termasuk menggunakan proses penulisan terstruktur, memberikan contoh yang jelas, dan menggabungkan teknologi untuk mendukung komunikasi (Asaro-Saddler, 2016).

Integrasi Sosiokultural dan Literasi

  • Kegiatan menulis yang menghargai sifat sosiokultural dari menulis dapat menciptakan peluang untuk sosialisasi dan interaksi teman sebaya. Kegiatan ini membantu anak-anak dengan autisme terlibat dalam menulis sebagai alat untuk sosialisasi, menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki (Maxwell et al., 2022).
  • Menggabungkan kegiatan literasi yang terhubung dengan pengalaman dan minat kehidupan nyata dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam tugas menulis (Kluth & Chandler-Olcott, 2007).

Sementara strategi ini menawarkan cara yang efektif untuk menciptakan kegiatan menulis yang menyenangkan untuk anak-anak dengan autisme, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Menyesuaikan kegiatan dengan minat mereka dan menyediakan lingkungan yang mendukung dapat lebih meningkatkan pengalaman belajar mereka. Selain itu, pendidik harus tetap fleksibel dan terbuka untuk mengadaptasi metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua anak dapat memperoleh manfaat dari kegiatan ini.

Özgür, A. G., Reis, H. I. da S., Kuoppamäki, S., & Sylla, C. (2024). Enhancing Autism Therapy through Smart Tangible-Based Digital Storytelling: Co-Design of Activities and Feasibility Study. https://doi.org/10.1145/3628516.3659371
Eckhardt, M. R. (2015). StoryScape : fun technology for supporting learning, language and social engagement through story craft.
Jennings, S. (2019). Therapeutic adventures with autistic children: connecting through movement, play and creativity. International Journal of Play. https://doi.org/10.1080/21594937.2019.1576386
Sturm, J. M. (2012). An Enriched Writers’ Workshop for Beginning Writers with Developmental Disabilities. Topics in Language Disorders. https://doi.org/10.1097/TLD.0B013E318272609B
Asaro-Saddler, K. (2016). Using Evidence-Based Practices to Teach Writing to Children With Autism Spectrum Disorders. Preventing School Failure. https://doi.org/10.1080/1045988X.2014.981793
Maxwell, J. M., Nelson, R. L., Damico, J. S., & Weill, C. P. (2022). sociocultural nature of writing in children with autism. Journal of Interactional Research in Communication Disorders. https://doi.org/10.1558/jircd.21244
Kluth, P., & Chandler-Olcott, K. (2007). A land we can share : teaching literacy to students with autism.
Scroll to Top