Untuk memotivasi anak-anak secara efektif untuk belajar matematika melalui pujian, penting untuk fokus pada menumbuhkan sikap positif dan motivasi intrinsik. Pujian harus disesuaikan untuk mendorong usaha, ketekunan, dan kesenangan dalam belajar daripada hanya berfokus pada hasil. Pendekatan ini sejalan dengan teori pendidikan yang menekankan pentingnya penguatan positif dan motivasi intrinsik dalam pembelajaran. Berikut adalah beberapa strategi untuk memberikan pujian yang tepat untuk menjaga anak Anda termotivasi dalam matematika.
Fokus pada Upaya dan Proses
- Pujian harus menekankan upaya anak dan strategi yang mereka gunakan daripada hanya kebenaran jawaban mereka. Ini membantu membangun pola pikir pertumbuhan, di mana anak-anak memahami bahwa kemampuan mereka dapat meningkat dengan usaha.
- Misalnya, mengatakan “Saya sangat suka bagaimana Anda mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan masalah itu” dapat mendorong ketekunan dan keterampilan memecahkan masalah (Weaver & Watson, 2004).
Mendorong Kenikmatan dan Keingintahuan
- Menyoroti kenikmatan dan keingintahuan dalam belajar matematika dapat membantu anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap subjek. Pujian seperti “Anda tampaknya benar-benar menikmati mencari tahu teka-teki ini” dapat memperkuat kesenangan intrinsik belajar (Bennett, 1991).
- Program seperti SQUARE ONE TV telah menunjukkan bahwa ketika anak-anak menikmati proses pemecahan masalah, motivasi dan sikap mereka terhadap matematika meningkat (Bennett, 1991).
Gunakan Penguatan Positif
- Penguatan positif, seperti pujian verbal, bisa menjadi motivator yang kuat. Pujian harus spesifik dan tulus, dengan fokus pada apa yang dilakukan anak dengan baik. Misalnya, “Anda melakukan pekerjaan dengan baik dalam menjelaskan proses berpikir Anda” mengakui upaya dan pemahaman mereka (Sumiati et al., 2019).
- Pendekatan Maimonides terhadap pendidikan menyarankan penggunaan rangsangan positif yang selaras dengan nilai dan minat anak saat ini, secara bertahap beralih dari imbalan nyata ke penghargaan sosial dan intrinsik saat anak (Leshtz & Stemmer, 2006).
Personalisasi Pujian
- Mempersonalisasi pujian agar selaras dengan minat dan tujuan anak dapat meningkatkan motivasi. Misalnya, jika seorang anak tertarik pada topik tertentu, hubungkan masalah matematika dengan minat itu dan pujilah kemampuan mereka untuk menghubungkan matematika dengan hasrat mereka (Janssen et al., 2011).
- Lingkungan belajar adaptif yang menyesuaikan tantangan dengan tingkat siswa individu telah terbukti meningkatkan motivasi dan keterlibatan (Janssen et al., 2011).
Hindari Penekanan Berlebihan pada Hadiah
- Meskipun penghargaan bisa efektif, ketergantungan yang berlebihan pada mereka dapat merusak motivasi intrinsik. Penting untuk menyeimbangkan penghargaan eksternal dengan motivator intrinsik, memastikan bahwa anak-anak menemukan nilai dalam proses pembelajaran itu sendiri (Weaver & Watson, 2004).
- “Efek pembenaran berlebihan” menunjukkan bahwa imbalan eksternal yang berlebihan dapat mengurangi minat intrinsik, jadi pujian harus fokus pada pengalaman belajar daripada hanya hadiah (Weaver & Watson, 2004).
Berbeda dengan berfokus hanya pada penguatan positif, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan yang seimbang, yang mencakup umpan balik konstruktif dan menetapkan tantangan realistis, juga bisa efektif. Pendekatan ini membantu anak-anak mengembangkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi, yang sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang dalam matematika dan mata pelajaran lainnya. Sementara penguatan positif penting, itu harus menjadi bagian dari strategi yang lebih luas yang mencakup membina lingkungan belajar yang mendukung dan mendorong kecintaan untuk belajar (Kerkhof, 2017).