Black and white photo of children enjoying a carefree day at Agadir Beach, Morocco.

Bagaimana Cara Membedakan Anak Hiperaktif Dengan Anak Yang Sekadar Suka Bermain?

Membedakan anak hiperaktif dari anak yang hanya suka bermain melibatkan pemahaman nuansa perilaku dan perhatian. Sementara anak-anak aktif dan hiperaktif menunjukkan tingkat energi yang tinggi, anak-anak hiperaktif menunjukkan perilaku yang secara signifikan mengganggu kemampuan mereka untuk fokus dan mengendalikan gerakan mereka. Perbedaan ini sangat penting untuk intervensi dan dukungan yang tepat.

Karakteristik Anak Aktif

  • Anak-anak yang aktif secara alami energik dan menikmati melakukan berbagai aktivitas fisik. Mereka dapat fokus pada tugas dan bermain tanpa gangguan yang signifikan.
  • Mereka menunjukkan tingkat keingintahuan dan antusiasme yang sehat, yang khas untuk tahap perkembangan mereka (“Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang anak aktif dan hiperaktif usia dibawah 12 tahun di desa suka negri”, 2022).

Karakteristik Anak Hiperaktif

  • Anak-anak hiperaktif sering mengalami kesulitan memusatkan perhatian dan mengendalikan impuls mereka. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai gangguan yang sering terjadi, ketidakmampuan untuk duduk diam, dan tindakan impulsif (“Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang anak aktif dan hiperaktif usia dibawah 12 tahun di desa suka negri”, 2022) (Krisnadiari et al., 2022).
  • Mereka mungkin menunjukkan perilaku seperti mondar-mandir, meninggalkan tempat duduk mereka selama kelas, dan mengganggu teman sebaya, yang tidak khas dari anak-anak yang aktif (R et al., 2022) (Nugraha et al., 2024).
  • Hiperaktif sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), ditandai dengan defisit perhatian dan perilaku impulsif (Gittelman, 2009).

Metode Diagnostik dan Skrining

  • Hiperaktif tidak didiagnosis semata-mata berdasarkan tingkat aktivitas yang tinggi. Ini membutuhkan penilaian komprehensif, termasuk pengamatan perilaku dan kemungkinan tes standar (“Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang anak aktif dan hiperaktif usia dibawah 12 tahun di desa suka negri”, 2022) (Yin et al., 2024).
  • Alat seperti perangkat pengujian perilaku hiperaktif anak-anak dapat membantu menilai kemampuan anak untuk tetap diam dan fokus, memberikan data objektif untuk mendukung diagnosis (Zhao et al., 2014).

Intervensi Pendidikan dan Terapi

  • Bermain peran dan terapi bermain adalah metode yang efektif untuk mengelola perilaku hiperaktif, karena memungkinkan anak-anak menyalurkan energi mereka secara konstruktif sambil mempelajari keterampilan sosial (R et al., 2022) (Abidin, 2023).
  • Guru memainkan peran penting dalam mengelola perilaku hiperaktif dengan menggunakan strategi seperti pembelajaran kooperatif dan perhatian individual (Nugraha et al., 2024) (Arita et al., 2024).

Faktor dan Pertimbangan yang Mempengaruhi

  • Faktor lingkungan, seperti dinamika keluarga dan pengaturan sekolah, dapat mempengaruhi perilaku hiperaktif. Misalnya, anak-anak dari lingkungan tertentu atau dengan latar belakang keluarga tertentu mungkin menunjukkan tingkat hiperaktif yang lebih tinggi (Yin et al., 2024).
  • Penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini ketika menilai perilaku anak untuk memastikan pemahaman holistik dan pendekatan intervensi (Yin et al., 2024).

Sementara hiperaktif dan kecintaan pada bermain terkadang tampak serupa, perbedaan utama terletak pada kemampuan anak untuk fokus dan mengendalikan impuls mereka. Anak-anak hiperaktif sering membutuhkan intervensi dan dukungan terstruktur untuk mengelola perilaku mereka secara efektif. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan.

Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang anak aktif dan hiperaktif usia dibawah 12 tahun di desa suka negri. (2022). J-ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. https://doi.org/10.53625/jabdi.v2i3.2949
Krisnadiari, A. A. A., Pastika, I. W., & Sosiowati, I. G. A. G. (2022). A Speech Act Analysis of Hyperactive Children at Pradnyagama Theraphy Center. International Journal of Research Publications. https://doi.org/10.47119/ijrp100941220222833
R, A. H. A., Bali, M. M. E. I., & Maula, I. (2022). Role-Playing Therapy in Handling Hyperactive Children. Al-Hayat. https://doi.org/10.35723/ajie.v6i1.213
Nugraha, R. P., Wikansari, A., Dewanti, S. A., Anggraeni, D. E., Prabowo, S. N., Haningsih, S., Qurdani, F. A., Hanifah, S. N., Ramadhani, D., Ernawati, S., & Manungsong, F. T. (2024). Upaya guru dalam mengelola perilaku hiperaktif di Kelas: studi deskriptif kualitatif. Deleted Journal. https://doi.org/10.62385/literal.v2i01.106
Gittelman, R. (2009). Assessment of the classroom behavior of hyperactive children. Nutrition Reviews. https://doi.org/10.1111/J.1753-4887.1986.TB07689.X
Yin, X., Shen, L., Wang, N., Zhang, J., Wu, J., Qiu, S., Lei, H., & Chen, Z. (2024). Hyperactive Behavior Screening and Its Influencing Factors in Preschool Children Based on a Computer Cloud Platform. 康复学报. https://doi.org/10.3724/sp.j.1329.2024.01003
Zhao, A., Yuhua, W., Na, W., Jinling, Q., & Yongzhuo, D. (2014). Children hyperactivity behavior testing device.
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Arita, E., Surya, H., & Erwinda, L. (2024). Peran Guru dalam Penanganan Perilaku Anak Hiperaktif di TK Syamil Kids. Jurnal Syntax Admiration. https://doi.org/10.46799/jsa.v5i9.1615
Scroll to Top