A loving mother embraces her daughter with Down syndrome in a cozy bedroom setting.

Bagaimana Cara Membedakan Anak Autis Dengan Anak Pemalu Atau Introvert?

Membedakan anak autis dari anak pemalu atau introvert melibatkan pemahaman perbedaan nuansa dalam perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial. Autism Spectrum Disorder (ASD) ditandai dengan pola perilaku spesifik dan perbedaan neurologis, sedangkan rasa malu atau introversi lebih terkait dengan ciri-ciri kepribadian. Perbedaan dapat dibuat melalui kombinasi pengamatan perilaku, penilaian neurologis, dan pemahaman interaksi sosial anak.

Indikator Neurologis dan Perilaku

  • Penilaian Neurologis: Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan ASD menunjukkan pola neurologis yang berbeda. Misalnya, entropi multi-skala sinyal oksi-hemoglobin prefrontal kanan dapat membedakan anak-anak ASD dari anak-anak yang biasanya berkembang (TD) dengan akurasi tinggi menggunakan Spektroskopi Inframerah Dekat fungsional (fNIRS) selama tugas-tugas seperti Go/NoGo, yang mengukur kontrol penghambatan (Yu et al., 2023). Demikian pula, analisis sinyal EEG menggunakan indeks ruang keadaan tertinggal berbasis kutub telah efektif dalam membedakan anak-anak ASD dari rekan-rekan mereka, mencapai akurasi klasifikasi hingga 81,96% (Ghoreishi et al., 2021).

  • Pola Perilaku: ASD sering dikaitkan dengan pola perilaku tertentu seperti gerakan berulang, kurangnya kontak mata, dan kesulitan dalam interaksi sosial. Perilaku ini kurang umum terjadi pada anak-anak pemalu atau introvert, yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pemanasan terhadap situasi atau orang baru(Hall & Hill, 1991). Selain itu, ASD dapat bermanifestasi dalam subtipe yang berbeda berdasarkan perilaku sosial, seperti keterjauhan atau interaksi pasif, yang tidak khas dari rasa malu (Meng et al., 2018).

Perbedaan Sosial dan Komunikasi

  • Interaksi Sosial: Anak-anak dengan ASD mungkin tidak menunjukkan perilaku keterikatan yang khas dan sering lebih suka bermain soliter, tidak memiliki kemampuan untuk terlibat dalam permainan kreatif atau berpura-pura. Sebaliknya, anak-anak pemalu atau introvert dapat berhubungan secara normal dengan anggota keluarga dan mungkin bermain bahagia di lingkungan yang akrab, meskipun mereka mungkin lambat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru (Hall & Hill, 1991).

  • Keterampilan Komunikasi: ASD dapat melibatkan gangguan komunikasi, di mana anak-anak mungkin mengalami kesulitan dengan penguasaan bahasa dan aturan percakapan sosial. Ini berbeda dengan anak-anak introvert, yang umumnya memiliki keterampilan bahasa yang sesuai usia tetapi mungkin memilih untuk tidak terlibat dalam percakapan karena preferensi daripada ketidakmampuan (Hall & Hill, 1991).

Alat dan Pendekatan Diagnostik

  • Alat Diagnostik Objektif: Penggunaan EEG dan fNIRS memberikan langkah-langkah obyektif yang dapat mendukung diagnosis ASD, mengurangi subjektivitas yang terlibat dalam penilaian klinis tradisional (Yu et al., 2023) (Zhao et al., 2020). Alat-alat ini dapat membantu membedakan ASD dari kondisi lain seperti mutisme selektif, yang mungkin muncul dengan penarikan sosial yang serupa tetapi berakar pada kecemasan daripada perbedaan neurologis (Shipon-Blum & Schwartz, 2005).

  • Penilaian Perilaku: Alat seperti Sistem Penilaian Perilaku untuk Anak-anak dan Skala Perilaku Adaptif Vineland dapat membantu mengidentifikasi tingkat fungsional dan komorbiditas, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apakah perilaku anak lebih selaras dengan ASD atau rasa malu tipikal (Patel et al., 2024).

Sementara penilaian neurologis dan perilaku memberikan kerangka kerja yang kuat untuk membedakan ASD dari rasa malu atau introversi, penting untuk mempertimbangkan konteks lingkungan dan pengalaman anak yang lebih luas. Faktor-faktor seperti dinamika keluarga, perubahan kehidupan baru-baru ini, atau masalah kesehatan yang mendasarinya juga dapat mempengaruhi perilaku anak dan harus dipertimbangkan dalam evaluasi komprehensif. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak menerima dukungan dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

Yu, G., Ta, N., Wang, H., Liu, F., Dong, Y., & Yu, D. (2023). Identifying Autistic Children Using Multi-Scale Entropies of Right Prefrontal Oxy-Hemoglobin Signals. https://doi.org/10.1109/csrswtc60855.2023.10427207
Ghoreishi, N., Goshvarpour, A., Zare-Molekabad, S., Khorshidi, N., & Baratzade, S. (2021). Classification of autistic children using polar-based lagged state-space indices of EEG signals. Signal, Image and Video Processing. https://doi.org/10.1007/S11760-021-01928-Z
Hall, D. M., & Hill, P. (1991). Shy, withdrawn, or autistic? BMJ. https://doi.org/10.1136/BMJ.302.6769.125
Meng, F.-C., Xu, X.-J., Song, T.-J., Shou, X.-J., Wang, X.-L., Han, S.-P., Han, J.-S., & Zhang, R. (2018). Development of an Autism Subtyping Questionnaire Based on Social Behaviors. Neuroscience Bulletin. https://doi.org/10.1007/S12264-018-0224-8
Zhao, J., Song, J., Li, X., & Kang, J. (2020). A study on EEG feature extraction and classification in autistic children based on singular spectrum analysis method. Brain and Behavior. https://doi.org/10.1002/BRB3.1721
Shipon-Blum, D. E., & Schwartz, R. H. (2005). “Shy” child? Don’t overlook selective mutism. Contemporary Pediatrics.
Patel, K., Fogler, J. M., Sideridis, G., & Soares, N. (2024). Profiles of Autistic Youth with and Without Co-occurring Behavioral Health and Neurodevelopmental Disorders: A Latent Class Analysis. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics. https://doi.org/10.1097/dbp.0000000000001246
Scroll to Top