Membantu anak hiperaktif yang berjuang untuk memahami konsep penjumlahan melibatkan pendekatan multifaset yang memenuhi kebutuhan kognitif dan perilaku mereka. Anak-anak dengan ADHD sering menghadapi tantangan dalam matematika karena kesulitan dalam mempertahankan perhatian, memproses informasi, dan mengatur tugas. Namun, dengan intervensi yang ditargetkan dan strategi pengajaran, anak-anak ini dapat meningkatkan pemahaman dan kinerja matematika mereka. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan yang efektif untuk mendukung anak-anak hiperaktif dalam pembelajaran penjumlahan.
Intervensi Lingkungan dan Pedagogis
- Lingkungan Terstruktur: Menciptakan lingkungan kelas yang meminimalkan gangguan dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus lebih baik. Ini termasuk mengatur tata letak kelas untuk mengurangi rangsangan visual dan pendengaran dan memberikan rutinitas yang jelas dan konsisten (Brooks, 2007).
- Keterlibatan Aktif: Meningkatkan waktu keterlibatan aktif melalui kegiatan interaktif dan langsung dapat membantu menjaga minat dan fokus anak. Ini dapat mencakup penggunaan objek fisik atau alat bantu visual untuk mendemonstrasikan konsep penjumlah (Brooks, 2007).
Strategi Pengajaran
- Pengulangan dan Kesederhanaan: Anak-anak hiperaktif dapat memperoleh manfaat dari lebih banyak pengulangan dan set masalah yang disederhanakan. Memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola dapat membantu mereka memahami konsep penjumlahan dengan lebih efektif (Brooks, 2007).
- Alat Visual dan Interaktif: Memanfaatkan media visual dan alat interaktif, seperti permainan komputer atau alat bantu visual, dapat meningkatkan pemahaman dengan memberikan ilustrasi konkret konsep abstrak. Alat-alat ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan dapat diakses oleh anak-anak dengan ADHDÂ (Kurniawati, 2018)Â (Ianaguivara et al., 2015).
Teknik Kognitif dan Perilaku
- Intervensi Perilaku: Teknik seperti membentuk, merangkai, dan mempertahankan perilaku dapat membantu meningkatkan fokus dan penyelesaian tugas. Intervensi ini dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran untuk mendukung kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada tugas penjumlah (Kurniawati, 2018).
- Pendekatan PMRI: Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), yang melibatkan pembelajaran kontekstual dan aplikasi dunia nyata, dapat sangat efektif. Metode ini membantu anak-anak menghubungkan konsep matematika dengan pengalaman sehari-hari mereka, sehingga meningkatkan pemahaman (Saleha et al., 2024)].
Penggunaan Teknologi
- Permainan Terkomputerisasi: Game yang dirancang dengan skema warna tertentu dan elemen interaktif dapat menarik perhatian anak-anak hiperaktif dan menyediakan platform untuk berlatih penjumlahan dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Permainan ini juga dapat memberikan umpan balik langsung, yang sangat penting untuk pembelajaran (Ianaguivara et al., 2015).
Dukungan Profesional dan Kolaborasi
- Kolaborasi Guru dan Psikolor: Kolaborasi antara guru dan psikolog sangat penting untuk menyesuaikan strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan individu anak-anak hiperaktif. Kemitraan ini dapat membantu dalam mengembangkan rencana pembelajaran yang dipersonalisasi yang mengatasi tantangan akademik dan perilaku (Silva et al., 2024).
Meskipun strategi ini dapat secara signifikan membantu dalam mengajarkan penjumlahan kepada anak-anak hiperaktif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Penilaian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran diperlukan untuk memastikan bahwa anak menerima dukungan yang paling efektif. Selain itu, membina lingkungan yang mendukung dan memahami baik di sekolah maupun di rumah dapat berkontribusi pada perkembangan anak secara keseluruhan dan keberhasilan belajar.