Membantu anak dengan sindrom Down berteman melibatkan memahami tantangan sosial unik yang mereka hadapi dan menerapkan strategi yang ditargetkan untuk mendorong interaksi sosial. Anak-anak dengan sindrom Down sering mengalami kesulitan dalam sosialisasi karena gangguan kognitif, komunikatif, dan perilaku, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membentuk dan mempertahankan persahabatan. Namun, dengan intervensi dan dukungan yang tepat, anak-anak ini dapat mengembangkan hubungan teman sebaya yang bermakna. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan yang efektif untuk membantu anak dengan sindrom Down berteman.
Memahami Tantangan Soal
- Anak-anak dengan sindrom Down sering mengalami keterlambatan kognitif dan bahasa, kesulitan emosional dan perilaku, dan defisit keterampilan motorik, yang dapat memengaruhi interaksi sosial dan hubungan teman sebaya mereka (Catama, 2024).
- Mereka mungkin mengalami kesulitan yang tidak biasa berinteraksi dengan teman sebaya, terlibat dalam tingkat permainan kelompok yang lebih rendah, dan memiliki tingkat konflik yang lebih tinggi ketika mereka berinteraksi (Guralnick et al., 2011).
- Terlepas dari tantangan ini, anak-anak dengan sindrom Down umumnya memiliki orientasi yang kuat terhadap rangsangan sosial dan minat dalam interaksi sosial, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan persahabatan (Guralnick et al., 2011)].
Intervensi dan Strategi yang Efektif
- Pengaturan Pendidikan Inklusif: Ruang kelas inklusif memberikan kesempatan bagi anak-anak dengan sindrom Down untuk berinteraksi dengan teman sebaya yang biasanya berkembang, yang dapat meningkatkan kompetensi sosial dan hubungan teman sebaya (Catama, 2024) (Guralnick et al., 2011).
- Keterlibatan Rekan: Secara aktif melibatkan teman sebaya dalam intervensi dapat memfasilitasi persepsi teman sebaya yang positif dan mendukung pengembangan persahabatan. Pendidik dapat memainkan peran penting dalam membina interaksi ini dengan menggunakan strategi untuk mendorong permainan sosial dan menyelesaikan konflik (Cordier et al., 2023) (Guralnick et al., 2011).
- Pelatihan Keterampilan Sosial: Program yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial dapat memberdayakan anak-anak dengan sindrom Down untuk menavigasi interaksi sosial dengan lebih efektif. Program-program ini sering berfokus pada regulasi emosi, memahami aturan sosial, dan memulai dan mempertahankan permainan (Díaz-Garolera et al., 2019) (Guralnick et al., 2011).
- Lingkaran Teman: Menerapkan pendekatan “Lingkaran Teman”, di mana sekelompok teman sebaya didorong untuk mendukung dan memasukkan anak dengan sindrom Down, dapat mempromosikan inklusi dan persahabatan di lingkungan sekolah (Slough et al., 2004).
Peran Keluarga dan Komunitas
- Dukungan Keluarga: Sikap orang tua dan dinamika saudara kandung memainkan peran penting dalam sosialisasi anak-anak dengan sindrom Down. Keluarga dapat mendorong interaksi sosial dengan mengatur kencan bermain dan kegiatan komunitas (Catama, 2024).
- Kelompok Berbasis Komunitas: Kelompok persahabatan usia campuran di luar sekolah dapat memberikan peluang tambahan untuk sosialisasi dan telah terbukti menghasilkan persahabatan yang signifikan bagi anak-anak dengan sindrom Down (D’Haem, 2008).
Meskipun strategi ini bisa efektif, penting untuk menyadari bahwa anak-anak dengan sindrom Down mungkin masih menghadapi tantangan dalam membentuk persahabatan karena masalah kompetensi sosial. Tantangan-tantangan ini menyoroti perlunya dukungan berkelanjutan dan intervensi yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu. Selain itu, sementara pengaturan inklusif dan keterlibatan teman sebaya bermanfaat, mereka mungkin tidak selalu mengarah pada persahabatan yang langgeng, menekankan pentingnya mengeksplorasi pendekatan alternatif seperti kelompok berbasis komunitas.