Father and daughter enjoy a bedtime story under a cozy blanket, sharing smiles and bonding.

Bagaimana Cara Membantu Anak Dengan Disleksia Agar Tidak Mudah Frustrasi Saat Belajar Membaca?

Membantu anak dengan disleksia untuk menghindari frustrasi ketika belajar membaca melibatkan penerapan berbagai strategi yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Disleksia, gangguan belajar tertentu, mempengaruhi kemampuan membaca meskipun kecerdasan normal dan fungsi neurologis, sering menyebabkan pengalaman pendidikan negatif dan frustrasi. Untuk mengurangi tantangan ini, beberapa strategi dan intervensi yang efektif telah diidentifikasi, masing-masing berfokus pada aspek membaca dan belajar yang berbeda. Strategi ini dapat dikategorikan ke dalam membaca berulang, pembelajaran multi-sensorik, intervensi terstruktur, dan penggunaan teknologi, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan mengurangi frustrasi.

Membaca Berulang dan Intervensi Terstruktur

  • Strategi Membaca Berulang: Ini melibatkan membaca materi yang sama beberapa kali untuk mencapai kelancaran dan pemahaman. Ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak disleksia dengan memperkuat pembelajaran dan mengurangi kecemasan yang terkait dengan materi baru (Chen, 2023).
  • Pendekatan Orton-Gillingham: Metode terstruktur, berurutan, dan multisensori yang efektif dalam mengajar membaca kepada anak-anak dengan disleksia. Ini dapat disampaikan melalui telepractice, membuatnya dapat diakses dan nyaman, dan telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca awal secara signifikan (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023) (Reid, 2016).

Pembelajaran Multi-Sensor dan Neurofeedback

  • Pembelajaran Multi-Sensor: Pendekatan ini menggunakan banyak indera secara bersamaan, seperti pendengaran, penglihatan, dan sentuhan, untuk meningkatkan pembelajaran. Ini membantu anak-anak disleksia dengan melibatkan berbagai bagian otak, membuat proses pembelajaran lebih komprehensif dan kurang frustrasi (EroÄŸlu, 2020) (Troeva, 2015).
  • Neurofeedback: Dikombinasikan dengan pembelajaran multi-sensorik, neurofeedback dapat meningkatkan fungsi kognitif dan kemampuan membaca dengan menormalkan koneksi sinaptik di otak. Metode ini telah terbukti secara signifikan meningkatkan pemahaman membaca pada anak-anak dengan disleksia (EroÄŸlu, 2020).

Intervensi Teknologi dan Gamified

  • Teknologi Bantuan: Alat seperti text-to-speech dan pengenalan ucapan otomatis memberikan umpan balik dan intervensi segera, membantu anak-anak memperbaiki kesalahan membaca secara real-time. Teknologi ini menciptakan lingkungan belajar interaktif yang dapat mengurangi frustrasi dengan menawarkan dukungan dan keterlibatan (Singh et al., 2021).
  • Gamifikasi: Menggunakan game sebagai alat bantu belajar dapat mempertahankan motivasi dan keterlibatan yang tinggi, membuat latihan membaca lebih menyenangkan dan tidak terlalu membuat stres. Game yang dirancang untuk anak-anak disleksia berfokus pada tantangan umum seperti pengenalan huruf, memberikan cara yang menyenangkan dan efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca (Sasupilli et al., 2019)].

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

  • Integrasi Kelas: Guru dapat membantu dengan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif di mana anak-anak disleksia merasa nyaman dan percaya diri. Ini melibatkan penggunaan metode pengajaran langsung dan mengintegrasikan anak-anak ke dalam kelas untuk membangun harga diri dan mengurangi perasaan terisolasi (Fonyuyshey & Nsah, 2019).
  • Instruksi Individual: Menyesuaikan metode pengajaran dengan kekuatan dan kelemahan anak, menggunakan instruksi sistematis, kumulatif, dan berurutan, dapat membantu pelajar disleksia berhasil di kelas arus utama (Troeva, 2015).

Meskipun strategi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan disleksia adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Oleh karena itu, kombinasi dari pendekatan ini, disesuaikan dengan kebutuhan individu anak, seringkali diperlukan. Selain itu, dukungan berkelanjutan dari pendidik dan orang tua, bersama dengan lingkungan belajar yang positif dan menggembirakan, memainkan peran penting dalam membantu anak-anak disleksia mengatasi frustrasi dan berhasil dalam membaca.

Chen, B. (2023). Effective Strategies That Improve the Reading Abilities of Children with Dyslexia. Lecture Notes in Education Psychology and Public Media. https://doi.org/10.54254/2753-7048/22/20230323
Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia. (2023). https://doi.org/10.30872/psikostudia.v12i2.10830
Reid, G. (2016). Supporting Literacy. Dyslexia. https://doi.org/10.1002/9781394259274.ch12
EroÄŸlu, G. (2020). Improving reading abilities in dyslexia with neurofeedback and multi-sensory learning.
Troeva, B. (2015). Helping learners with dyslexia read in English. https://doi.org/10.33919/ESNBU.15.1.5
Singh, K., Goyal, V., & Rana, P. S. (2021). Existing Assistive Techniques for Dyslexics: A Systematic Review. https://doi.org/10.4018/978-1-7998-7460-7.CH007
Sasupilli, M., Bokil, P., & Wagle, P. (2019). Designing a Learning Aid for Dyslexic Children. https://doi.org/10.1007/978-981-13-5977-4_59
Fonyuyshey, P., & Nsah, M. S. (2019). Reading Skill Development for Children with Dyslexia and Teachers Use of the Direct Teaching Method in Ordinary Primary Schools. International Journal of Humanities and Social Sciences.
Scroll to Top