Mother, father, and child enjoying a storybook together in their cozy living room.

Bagaimana Cara Membantu Anak Dengan Disleksia Agar Tidak Merasa Tertinggal Dari Teman-Temannya?

Membantu seorang anak dengan disleksia tidak merasa tertinggal di belakang teman sebayanya melibatkan pendekatan multifaset yang membahas kebutuhan pendidikan dan emosional. Disleksia, gangguan neurobiologis yang mempengaruhi membaca dan menulis, dapat menyebabkan perasaan tidak mampu dan terisolasi jika tidak dikelola dengan benar. Intervensi yang efektif termasuk dukungan sosial emosional, praktik pendidikan inklusif, dan penggunaan teknologi bantu. Strategi ini dapat membantu anak-anak dengan disleksia mengembangkan keterampilan mengatasi, meningkatkan literasi, dan menumbuhkan rasa memiliki di antara teman sebayanya.

Dukungan Sosioemosional

  • Program Anak Pintar: Program kesejahteraan sosio-emosional sembilan minggu ini secara khusus menargetkan anak-anak dengan disleksia, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengatasi dan mengurangi strategi koping non-produktif. Program ini telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan harga diri dan ketahanan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat sosioemosionalnya yang lebih luas (Boyes et al., 2021).
  • Program Ketahan: Program ketahanan berbasis sekolah, seperti inisiatif Sukses dan Disleksia, telah menunjukkan perubahan positif dalam lokus kontrol dan keterampilan koping adaptif di antara siswa disleksia, membantu mereka merasa lebih terkendali dan kurang terisolasi (Firth et al., 2013).

Intervensi Pendidikan

  • Pendidikan Inklusif: Mengintegrasikan anak-anak dengan disleksia ke dalam ruang kelas reguler dengan dukungan yang tepat dapat membantu mereka merasa disertakan dan dihargai. Pendekatan ini memastikan bahwa siswa dengan kebutuhan yang beragam belajar bersama rekan-rekan mereka, mempromosikan rasa kebersamaan dan mengurangi perasaan ditinggalkan (Vasanthi, 2023).
  • Metode Multisensori dan Fonologis: Intervensi ini berfokus pada peningkatan literasi dengan melibatkan berbagai indera dan meningkatkan kesadaran fonologis, yang sangat penting untuk perkembangan membaca pada anak-anak disleksia (Anis et al., 2018).

Teknologi Bantu

  • Aplikasi Berbasis Komputer: Alat seperti teks-to-speech dan teknik animasi karakter memberikan intervensi dan dukungan membaca segera, membantu anak-anak disleksia meningkatkan keterampilan membaca mereka dan mengimbangi rekan-rekan mereka (Singh et al., 2021).
  • Aplikasi Pembelajaran: Aplikasi pembelajaran seluler telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan mengeja pada anak-anak disleksia, membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif (Lim, 2019).
  • Teknologi Pengenalan Bicara: Teknologi ini menawarkan lingkungan interaktif yang dapat membantu anak-anak disleksia dalam meningkatkan kemampuan membaca mereka dengan memberikan umpan balik dan dukungan real-time (Singh et al., 2021).

Dukungan Orang Tua dan Guru

  • Pendekatan Praktis: Guru dan orang tua memainkan peran penting dalam mendukung anak-anak disleksia dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, menggunakan alat TIK, dan memberikan dukungan emosional. Strategi ini dapat membantu anak-anak mengelola disleksia mereka dengan lebih efektif dan merasa didukung dalam perjalanan belajar mereka (Squires & McKeown, 2006).

Meskipun intervensi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan disleksia adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Oleh karena itu, pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu anak sangat penting. Selain itu, menumbuhkan lingkungan pemahaman dan penerimaan di antara teman sebaya dapat lebih membantu anak-anak disleksia merasa disertakan dan dihargai.

Boyes, M., Leitão, S., Claessen, M., Dzidic, P., Badcock, N. A., Badcock, N. A., & Nayton, M. (2021). Piloting “Clever Kids”: A randomized-controlled trial assessing feasibility, efficacy, and acceptability of a socioemotional well-being programme for children with dyslexia. British Journal of Educational Psychology. https://doi.org/10.1111/BJEP.12401
Firth, N., Frydenberg, E., Steeg, C., & Bond, L. (2013). Coping Successfully with Dyslexia: An Initial Study of an Inclusive School-Based Resilience Programme. Dyslexia. https://doi.org/10.1002/DYS.1453
Vasanthi, A. (2023). Dyslexia and Inclusive Education. Shanlax International Journal of Arts, Science and Humanities. https://doi.org/10.34293/sijash.v11is1i2-nov.7317
Anis, M. Y. N., Normah, C. D., Mahadir, A., Norhayati, I., Rogayah, A. R., & Dzalani, H. (2018). Interventions for children with dyslexia: A review on current intervention methods. The Medical Journal of Malaysia. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.30068.04483
Singh, K., Goyal, V., & Rana, P. S. (2021). Existing Assistive Techniques for Dyslexics: A Systematic Review. https://doi.org/10.4018/978-1-7998-7460-7.CH007
Lim, W. W. (2019). A Systematic Review of Literature on Learning Application for Dyslexia Children.
Squires, G., & McKeown, S. (2006). Supporting children with dyslexia : practical approaches for teachers and parents.
Scroll to Top