Membantu seorang anak dengan disleksia untuk tidak merasa rendah diri di sekolah melibatkan pendekatan multifaset yang memenuhi kebutuhan akademik dan emosional. Disleksia dapat secara signifikan mempengaruhi harga diri anak, yang mengarah pada perasaan rendah diri dan isolasi. Namun, dengan sistem pendukung yang tepat, efek negatif ini dapat dikurangi. Kuncinya adalah menciptakan lingkungan yang menumbuhkan pemahaman, penerimaan, dan pemberdayaan bagi anak. Di bawah ini adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendukung anak dengan disleksia di lingkungan sekolah.
Diagnosis dan Intervensi Dini
- Diagnosis dini disleksia sangat penting karena membantu dalam menciptakan citra diri yang positif bagi anak. Mengenali disleksia sejak dini memungkinkan intervensi tepat waktu yang dapat mencegah perkembangan harga diri negatif dan perjuangan akademis (Zdravkova, 2022).
- Intervensi seperti pendekatan Orton-Gillingham, yang dapat disampaikan melalui telepractice, telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan disleksia, sehingga meningkatkan kinerja akademik dan kepercayaan diri mereka (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).
Dukungan Sosioemosional
- Menerapkan program kesejahteraan sosio-emosional, seperti program “Clever Kids”, dapat membantu anak-anak dengan disleksia mengembangkan keterampilan mengatasi, ketahanan, dan regulasi emosional yang lebih baik. Program-program ini telah terbukti mengurangi strategi koping non-produktif dan meningkatkan kesejahteraan sosial emosional secara keseluruhan (Boyes et al., 2021).
- Memberikan layanan konseling dan dukungan sosial-emosional dapat mendorong pengembangan konsep diri, advokasi diri, dan keterampilan mengatasi, yang penting untuk meningkatkan harga diri pada anak-anak dengan disleksia (Nasika & Thoma, 2023).
Lingkungan Sekolah yang Mendukung
- Guru dan teman sebaya memainkan peran penting dalam mempengaruhi harga diri anak-anak dengan disleksia. Lingkungan sekolah yang mendukung di mana guru dilatih untuk memahami dan mengakomodasi kebutuhan siswa disleksia dapat membantu mengurangi perasaan rendah diri (Zdravkova, 2022) (Squires & McKeown, 2006).
- Mendorong praktik inklusif dan menumbuhkan budaya kelas yang menghargai keragaman dan kekuatan individu dapat membantu anak-anak disleksia merasa lebih diterima dan kurang terisolasi (Firth et al., 2013).
Keterlibatan Orang Tua
- Orang tua dapat mendukung anak-anak mereka dengan terlibat aktif dalam pendidikan mereka dan mengadvokasi kebutuhan mereka di sekolah. Keterlibatan ini dapat membantu memperkuat harga diri anak dan memberikan penyangga terhadap pengalaman negatif (Squires & McKeown, 2006).
- Mendidik orang tua tentang disleksia dan strategi yang efektif untuk mendukung anak-anak mereka dapat memberdayakan mereka untuk menjadi pendukung dan pendukung yang lebih baik dari perjalanan pendidikan anak mereka (Thomson, 2008).
Mengatasi Penindasan dan Menggoda
- Anak-anak dengan disleksia sering menghadapi ejekan dan intimidasi, yang selanjutnya dapat merusak harga diri mereka. Sekolah harus menerapkan kebijakan anti-intimidasi dan memberikan dukungan bagi anak-anak yang diintimidasi karena perbedaan pembelajaran mereka (Singer, 2005).
- Mengajar anak-anak dengan strategi disleksia untuk mengatasi godaan dan fokus pada kemajuan akademik mereka dapat membantu mereka mempertahankan harga diri dan ketahanan mereka (Singer, 2005).
Meskipun strategi ini dapat secara signifikan membantu anak dengan disleksia merasa lebih percaya diri dan kurang inferior di sekolah, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Menyesuaikan intervensi untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak, sambil memastikan lingkungan yang mendukung dan memahami, sangat penting untuk kesuksesan mereka. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan pengembangan intervensi dan sistem pendukung baru sangat penting untuk terus meningkatkan pengalaman pendidikan anak-anak dengan disleksia.