Three kids reading a book on a picnic blanket in a park under a tree.

Bagaimana Cara Membantu Anak Dengan Disleksia Agar Tetap Menikmati Proses Belajar?

Membantu anak dengan disleksia mempertahankan kenikmatan dalam proses pembelajaran melibatkan penerapan intervensi yang disesuaikan yang mengatasi tantangan unik mereka sambil membina lingkungan pendidikan yang positif dan menarik. Disleksia, kondisi neurologis yang mempengaruhi membaca, menulis, dan mengeja, membutuhkan pendekatan inovatif untuk mendukung anak-anak dalam mengatasi kesulitan ini. Dengan mengintegrasikan teknologi, pembelajaran multisensori, dan intervensi yang dipersonalisasi, pendidik dan orang tua dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung yang mendorong anak-anak dengan disleksia untuk berkembang.

Intervensi yang Disesuaikan

  • Pendekatan Individual: Intervensi yang berhasil untuk disleksia memerlukan pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan kebutuhan spesifik setiap anak dan tanggapan terhadap pengobatan. Dukungan berkelanjutan dan strategi adaptif sangat penting untuk efektivitas jangka panjang, memungkinkan anak-anak untuk meningkatkan keterampilan melek huruf dan komunikasi dari waktu ke waktu (Hayati et al., 2024)].
  • Pendekatan Orton-Gillingham: Intervensi yang banyak digunakan ini berfokus pada pembelajaran multisensori, melibatkan keterampilan visual, pendengaran, dan kinestetik untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Ini dapat disampaikan secara efektif melalui telepractice, memungkinkan dukungan jarak jauh dan fleksibilitas (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023) (“Edufarmy: A Multisensory Educational Software System that Improves the Learning of Children with Dyslexia Using the Orton-Gillingham Approach”, 2022).

Inovasi Teknologi

  • Alat Augmented Reality (AR) : Alat seperti AlphaR menggunakan AR untuk menciptakan lingkungan belajar imersif yang meningkatkan keterlibatan dan mempromosikan pembelajaran pendengaran. Alat-alat ini dirancang agar inklusif dan ramah pengguna, memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan materi pembelajaran melalui gerakan intuitif (Shilbi et al., 2024).
  • Permainan Edukasi: Game memberikan pendekatan interaktif dan menyenangkan untuk belajar, yang secara signifikan dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi. Mereka membantu meningkatkan kompetensi linguistik, memori kerja, dan fungsi eksekutif, membuat proses pembelajaran menyenangkan bagi anak-anak dengan disleksia (Ekawati et al., 2024) (“Web-based Training Platform with AR Games for Dyslexic Children”, 2023).
  • Permainan Virtual Reality (VR) : Game VR seperti DiXGame menawarkan pengalaman mendalam yang berfokus pada peningkatan perhatian, kelincahan visual, dan memori. Permainan ini memungkinkan pembelajaran otonom dan dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, membuat anak-anak tetap terlibat (Guillen-Sanz et al., 2022).

Metode Multisensori dan Neurofeedback

  • Pembelajaran Multisensoris: Metode ini melibatkan penggunaan banyak indera secara bersamaan untuk membantu pembelajaran, yang telah terbukti efektif untuk anak-anak dengan disleksia. Ini membantu dalam menormalkan rasa takut dan kecemasan, sehingga meningkatkan keterampilan mengeja, membaca, dan menulis (EroÄŸlu, 2020).
  • Neurofeedback: Menggabungkan neurofeedback dengan pembelajaran multisensori dapat meningkatkan fungsi kognitif dan kemampuan membaca. Pendekatan ini menggunakan sinyal otak untuk memberikan umpan balik, membantu anak-anak meningkatkan proses belajar mereka (EroÄŸlu, 2020).

Sementara intervensi dan teknologi ini menawarkan solusi yang menjanjikan, penting untuk mempertimbangkan konteks lingkungan belajar anak yang lebih luas. Memastikan bahwa anak-anak dengan disleksia memiliki akses ke guru yang mendukung, memahami teman sebaya, dan lingkungan rumah yang mengasuh sangat penting untuk kesejahteraan dan motivasi mereka secara keseluruhan. Selain itu, penelitian dan pengembangan alat dan metode baru yang sedang berlangsung akan terus meningkatkan efektivitas intervensi untuk disleksia, memberikan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk menikmati dan berhasil dalam perjalanan belajar mereka.

Hayati, R., Iswara, P. D., Muqodas, I., & Yuliani, A. (2024). Evaluating effective interventions for dyslexic children: Insights and future directions from a systematic literature review. Enlighten. https://doi.org/10.32505/enlighten.v7i1.8542
Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia. (2023). https://doi.org/10.30872/psikostudia.v12i2.10830
Edufarmy: A Multisensory Educational Software System that Improves the Learning of Children with Dyslexia Using the Orton-Gillingham Approach. (2022). https://doi.org/10.1007/978-3-031-11438-0_36
Shilbi, S., Chhirolya, V., Basha, N. K., & B, S. (2024). Interactive Learning with AlphAR: A Symbol-Recognition Aid for Dyslexic Children Through Augmented Reality. https://doi.org/10.1109/iconscept61884.2024.10627885
Ekawati, R., Wasis, W., Shodikin, A., Fiangga, S., & Chen, J.-C. (2024). Utilizing Games to Enhance the Learning of Students with Dyslexia: A Systematic Literature Review. TEM Journal. https://doi.org/10.18421/tem133-37
Web-based Training Platform with AR Games for Dyslexic Children. (2023). https://doi.org/10.1109/comsnets56262.2023.10041268
Guillen-Sanz, H., Rodríguez-Garcia, B., Martinez, K. N., & Manzanares, M. C. S. (2022). A Virtual Reality Serious Game for Children with Dyslexia: DixGame. https://doi.org/10.1007/978-3-031-15553-6_3
EroÄŸlu, G. (2020). Improving reading abilities in dyslexia with neurofeedback and multi-sensory learning.
Scroll to Top