Membantu anak-anak dengan cerebral palsy (CP) bersosialisasi melibatkan pendekatan multifaset yang mengatasi tantangan unik mereka dan memanfaatkan berbagai intervensi untuk meningkatkan keterampilan sosial dan partisipasi mereka. Intervensi ini dapat berkisar dari program keterampilan sosial terstruktur hingga solusi teknologi inovatif. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mendorong sosialisasi pada anak-anak dengan CP.
Program Keterampilan Sosial
- Program PEERS Plus: Program kelompok keterampilan sosial yang dibantu pengasuh ini dirancang untuk anak-anak dengan CP dan cedera otak yang didapat. Ini berfokus pada peningkatan partisipasi sosial melalui kegiatan kelompok terstruktur dan telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan sosial dan pembelajaran emosional (Thompson et al., 2025).
- Intervensi Keterampilan Sosial Kelompok (GSSI): Intervensi ini telah ditemukan berpotensi meningkatkan keterampilan sosial pada anak-anak dengan CP, meskipun buktinya kepastian rendah. GSSI melibatkan kegiatan kelompok terstruktur yang mendorong interaksi dan pembelajaran sosial (Thompson et al., 2024).
Intervensi Fungsi Kognitif dan Eksekutif
- Intervensi Fungsi Eksekutif (EF): Ada hubungan yang signifikan antara kognisi sosial dan fungsi eksekutif pada anak-anak dengan CP. Intervensi EF terkomputerisasi berbasis rumah yang mencakup tugas kognisi sosial telah menunjukkan efek positif pada keterampilan kognisi sosial, seperti pengenalan pengaruh dan teori pikiran, baik dalam jangka pendek maupun panjang (Pueyo et al., 2024).
Solusi Teknologi dan Interaktif
- Platform dan Permainan Inklusif: Penggunaan Games Used Seriously (GUS) pada platform inklusif dapat mempromosikan interaksi sosial dan pengembangan keterampilan. Platform ini menawarkan permainan individu dan multipemain, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak dengan CP, meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka (Chuluunii, 2022).
- Robot Bantu Sosial (SAR): SAR telah terbukti secara efektif melibatkan anak-anak dengan CP dalam intervensi terapeutik, menyediakan alat yang mendukung untuk interaksi sosial dan pengembangan keterampilan (Blankenship & Bodine, 2021).
Lingkungan Pembelajaran Interaktif dan Dialogis
- Metode Pembelajaran Interaktif: Permainan kelompok dan metode interaktif dapat meningkatkan keterampilan sosial dengan mengurangi kecemasan sosial dan meningkatkan keterlibatan. Metode ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih memperkaya bagi anak-anak penyandang disabilitas (Kusumawati et al., 2024).
- Lingkungan Belajar Dialogis: Lingkungan ini mempromosikan inklusi dan pengembangan keterampilan sosial melalui dialog dan interaksi, membina perilaku sosial seperti partisipasi, kolaborasi, dan pengaturan diri (Fernandez-Villardon et al., 2020).
Pertimbangan Budaya dan Kontekstual
- Dampak Budaya pada Partisipasasi: Partisipasi anak-anak dengan CP dalam kegiatan sosial dapat bervariasi secara signifikan antar budaya. Faktor-faktor seperti harapan keluarga, kebutuhan lingkungan, dan perbedaan budaya harus dipertimbangkan ketika merancang intervensi (Kerem-Günel et al., 2023).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk meningkatkan sosialisasi pada anak-anak dengan CP, penting untuk mengenali kebutuhan individu dan konteks setiap anak. Intervensi harus disesuaikan untuk mengakomodasi tantangan dan kekuatan spesifik mereka, memastikan lingkungan yang mendukung dan inklusif untuk pembangunan sosial. Selain itu, penelitian dan inovasi yang sedang berlangsung di bidang ini sangat penting untuk lebih menyempurnakan dan memvalidasi pendekatan ini.