Membangun kepercayaan pada anak dengan keterbelakangan mental melibatkan pendekatan multifaset yang mengintegrasikan aktivitas fisik, strategi perilaku kognitif, keterlibatan orang tua, dan ekspresi kreatif. Masing-masing elemen ini memainkan peran penting dalam meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri, yang sangat penting untuk kesejahteraan anak secara keseluruhan dan integrasi sosial. Bagian berikut menguraikan strategi efektif berdasarkan temuan penelitian terbaru.
Aktivitas Fisik dan Pelatihan Keterampilan Mental
- Mengintegrasikan pelatihan keterampilan mental ke dalam program aktivitas fisik dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan pada anak-anak cacat intelektual. Sebuah studi menunjukkan bahwa program 6 minggu yang menggabungkan aktivitas fisik dengan pelatihan keterampilan mental meningkatkan kepercayaan diri, fokus, dan manajemen kecemasan pada anak-anak dengan disabilitas intelektual (Spassiani & Fraser-Thomas, 2011).
- Aktivitas fisik tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik tetapi juga menyediakan lingkungan yang terstruktur di mana anak-anak dapat mengalami kesuksesan dan membangun harga diri melalui perolehan keterampilan dan interaksi sosial.
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
- Terapi Perilaku Kognitif, khususnya “Aku yang Tak Takut!” Program, telah menunjukkan harapan dalam mengurangi kecemasan dan membangun kepercayaan pada anak-anak dengan cacat intelektual. Program ini menggabungkan sesi tatap muka dengan komponen online untuk mengajarkan keterampilan CBT yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak dengan disabilitas intelektual ringan hingga sedang (Hronis et al., 2022) (Hronis et al., 2019).
- Keberhasilan program menyoroti pentingnya mengadaptasi intervensi terapeutik ke tingkat kognitif anak-anak dengan cacat intelektual, memastikan mereka dapat diakses dan efektif.
Keterlibatan Orang Tua dan Pelatihan Emosional
- Orang tua memainkan peran penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Pembinaan emosional, yang melibatkan merespons perasaan anak dengan tepat, dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pemahaman sosial, dan manajemen emosional, yang semuanya penting untuk membangun kepercayaan diri (Apter, 1997).
- Mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan memberikan penguatan positif untuk pencapaian mereka dapat lebih meningkatkan harga diri mereka (Silvani et al., 2022).
Ekspresi Kreatif dan Seni
- Melibatkan anak-anak dalam kegiatan kreatif seperti drama dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan komunikasi mereka. Sesi drama memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri, mengatasi hambatan komunikasi, dan membangun harga diri dengan mengembangkan dan memerankan cerita mereka sendiri (Goddard, 2022).
- Demikian pula, mengajar anak-anak trik sulap telah terbukti meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri, karena memberi mereka rasa pencapaian dan kesempatan untuk tampil di depan orang lain (Ezell & Klein-Ezell, 2003).
Afirmasi Positif dan Keterampilan Sosial
- Pelatihan afirmasi positif adalah strategi lain yang efektif untuk membangun kepercayaan diri. Pendekatan ini membantu anak-anak mengembangkan pola pikir yang lebih optimis, mengurangi stigma diri, dan memperkuat keyakinan mereka pada kemampuan mereka (Rahmawati et al., 2024).
- Mendorong pengambilan risiko yang aman dan pengembangan keterampilan sosial dan hidup melalui bermain dan interaksi dengan teman sebaya juga dapat berkontribusi pada rasa harga diri dan kepercayaan diri anak (Goleniowska, 2014).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk membangun kepercayaan pada anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk mengenali kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Menyesuaikan intervensi agar sesuai dengan kemampuan dan minat unik anak dapat meningkatkan efektivitas strategi ini. Selain itu, membina lingkungan yang inklusif dan mendukung di rumah dan di masyarakat sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan diri dan harga diri anak dari waktu ke waktu.