books, library, read, shelves, shelf, reading, culture, book, edition, books, books, books, books, books, library, library, book, book

Bagaimana Cara Membangun Lingkungan Yang Mendukung Anak Dengan Disleksia Di Rumah Dan Di Sekolah?

Membangun lingkungan yang mendukung untuk anak-anak dengan disleksia di rumah dan sekolah melibatkan penciptaan ruang yang inklusif, menarik, dan memahami yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Ini membutuhkan kombinasi strategi pendidikan yang disesuaikan, lingkungan fisik yang kondusif, dan lingkungan literasi rumah yang memelihara. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk membina lingkungan seperti itu.

Strategi Pendidikan Inklusif

  • Instruksi Terdiferensiasi dan Rencana Pendidikan Individu (IEP) : Guru harus menggunakan instruksi berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa disleksia. Ini termasuk membuat IEP yang menguraikan tujuan dan akomodasi spesifik, memastikan bahwa setiap anak menerima dukungan yang diperlukan untuk berkembang secara akademis (Donaire et al., 2024).
  • Pendekatan Multisensori: Menggabungkan teknik pembelajaran multisensori, seperti elemen visual, pendengaran, sentuhan, dan kinestetik, dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa disleksia. Pendekatan ini membantu dalam melibatkan banyak indera, membuatnya lebih mudah bagi siswa untuk memahami dan menyimpan informasi (Jalil et al., 2018).
  • Penggunaan Teknologi:  Menerapkan teknologi, seperti perangkat lunak dan alat khusus, dapat membantu pelajar disleksia dengan menyediakan cara alternatif untuk memproses informasi. Misalnya, lingkungan multimedia yang memungkinkan siswa untuk membangun aturan ejaan mereka sendiri telah terbukti meningkatkan ejaan dan motivasi (Nicolson et al., 1991).

Lingkungan Belajar yang Kondusif

  • Elemen Fisik dan Non-Fisik:  Desain ruang pendidikan harus mempertimbangkan elemen fisik, seperti tata letak dan kepadatan spasial, dan elemen non-fisik, seperti isyarat visual dan rangsangan pendengaran. Faktor-faktor ini berkontribusi pada lingkungan belajar yang mendukung yang melayani kesejahteraan psikologis anak-anak disleksia (Ismail & Zulkurnain, 2019).
  • Elemen Desain Multisensori:  Sekolah harus mengintegrasikan elemen desain multisensori ke dalam ruang kelas mereka untuk merangsang dan melibatkan siswa disleksia. Ini termasuk menggunakan warna, tekstur, dan suara yang sesuai untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan mengurangi stres (Jalil et al., 2018).

Lingkungan Literasi Rumah

  • Paparan Buku Cerita dan Instruksi Langsung: Di rumah, orang tua dapat mendukung anak-anak disleksia mereka dengan menyediakan lingkungan literasi yang kaya. Ini termasuk membaca buku cerita secara teratur dan instruksi langsung dari bentuk-bentuk ortografi, yang telah terbukti memprediksi hasil membaca yang lebih baik (Hamilton, 2013).
  • Keterlibatan Orang Tua:  Keterlibatan orang tua yang aktif dalam kegiatan literasi, seperti membaca bersama dan mendiskusikan cerita, dapat meningkatkan keterampilan membaca anak-anak dan menumbuhkan sikap positif terhadap belajar (Johnson et al., 2024).

Dukungan Emosional dan Psikologis

  • Membangun Hubungan Positif:  Membangun koneksi sekolah-rumah yang kuat sangat penting untuk mendukung anak-anak disleksia. Guru dan orang tua harus bekerja secara kolaboratif untuk menciptakan sistem pendukung yang konsisten yang memenuhi kebutuhan akademik dan emosional (Wanat, 2010).
  • Dukungan Emosional dan Pemahaman:  Memberikan dukungan dan pemahaman emosional sangat penting. Anak-anak disleksia sering menghadapi tantangan yang dapat mempengaruhi harga diri dan motivasi mereka. Mendorong citra diri yang positif dan ketahanan sangat penting untuk perkembangan keseluruhannya (Squires & McKeown, 2006).

Meskipun strategi ini efektif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak disleksia, penting untuk mengenali tantangan yang mungkin timbul. Sumber daya yang terbatas, kurangnya pelatihan, dan kendala waktu dapat menghambat implementasi strategi ini. Oleh karena itu, pengembangan profesional berkelanjutan untuk pendidik dan peningkatan kesadaran di antara orang tua diperlukan untuk mengatasi hambatan ini dan memastikan bahwa anak-anak disleksia menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk berhasil baik secara akademis maupun pribadi.

Donaire, R. M., Quiriones, J. M., Dauk, J., Cabongbong, G., & Cagape, W. E. (2024). Handom ug pangandoy: perspectives and practices of knchs sned teachers in fostering inclusive learning environments for learners with dyslexia. EPRA International Journal of Multidisciplinary Research. https://doi.org/10.36713/epra17200
Jalil, N. A., Kamaruddin, Z., & Jalil, H. Ab. (2018). Multisensory design elements in stimulating learning environment for Dyslexic children.
Nicolson, R. I., Pickering, S., & Fawcett, A. J. (1991). A HyperCard spelling support environment for dyslexic children. Computer Education. https://doi.org/10.1016/0360-1315(91)90027-O
Ismail, A. S., & Zulkurnain, N. S. Z. (2019). The Role of Environment As Third Teacher Towards The Development Of Educational Space For Dyslexic Children. https://doi.org/10.11113/IJBES.V6.N2.356
Hamilton, L. (2013). The role of the home literacy environment in the early literacy development of children at family-risk of dyslexia.
Johnson, R. M., Hart, S. A., & Wagner, R. K. (2024). The Home Literacy Environment and Reading Development of Children with and without Learning Disabilities. https://doi.org/10.31234/osf.io/e6th2
Wanat, C. L. (2010). The School-Home Connection: Forging Positive Relationships With Parents, by Rosemary A. Olender, Jacquelyn Elias, and Rosemary D. Mastroleo. Journal of School Public Relations. https://doi.org/10.3138/JSPR.31.2.167
Squires, G., & McKeown, S. (2006). Supporting children with dyslexia : practical approaches for teachers and parents.
Scroll to Top