Membangun keterampilan membaca pada anak dengan sindrom Down melalui aktivitas sehari-hari melibatkan memanfaatkan kekuatan mereka, seperti memori visual, dan mengatasi tantangan mereka, seperti kesadaran fonemik. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan sindrom Down dapat mencapai literasi fungsional dengan intervensi yang tepat dan praktik yang konsisten. Kegiatan sehari-hari dapat disusun untuk menggabungkan pengembangan keterampilan membaca, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan bahasa dan kognitif. Berikut adalah beberapa strategi dan pertimbangan untuk mengintegrasikan keterampilan membaca ke dalam kegiatan sehari-hari untuk anak-anak dengan sindrom Down.
Pembelajaran Visual dan Pendekatan Seluruh Kata
- Anak-anak dengan sindrom Down sering memiliki keterampilan memori visual yang kuat, yang dapat digunakan dengan berfokus pada pengenalan kata utuh daripada fonik pada awalnya. Pendekatan ini membantu mereka mengenali dan mengingat kata-kata sebagai pola visual (Buckley, 2001) (Hughes, 2006).
- Menggunakan kartu flash dengan gambar dan kata-kata dapat memperkuat metode pembelajaran ini. Orang tua dan pendidik dapat membuat kartu flash yang dipersonalisasi yang menyertakan kata-kata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak, seperti nama anggota keluarga, makanan favorit, atau objek umum (Oelwein, 1995).
Menggabungkan Teknologi dan Alat
- Meskipun metode tradisional seperti kertas dan kartu flash efektif, anak-anak dengan sindrom Down juga dapat mengambil manfaat dari menggunakan teknologi. Tablet dan smartphone dapat digunakan untuk mengakses aplikasi pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan membaca melalui kegiatan interaktif dan menarik (Yussof et al., n.d.).
- Alat-alat ini dapat memberikan umpan balik langsung dan memungkinkan pengulangan, yang sangat penting untuk memperkuat pembelajaran pada anak-anak dengan sindrom Down (Yussof et al., n.d.).
Fonik dan Intervensi Terstruktur
- Meskipun anak-anak dengan sindrom Down awalnya berjuang dengan fonik, intervensi terstruktur yang berfokus pada segmentasi dan pencampuran fonem dapat bermanfaat. Keterampilan ini dapat diajarkan melalui permainan dan kegiatan yang melibatkan pengenalan huruf-suara dan pembentukan kata (Goetz et al., 2008).
- Latihan fonik yang konsisten pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan membaca dan mengeja, terutama ketika anak-anak mencapai tingkat membaca yang setara dengan usia 7-8 tahun pada anak-anak yang biasanya berkembang (Buckley, 2001).
Integrasi dan Konsistensi Harian
- Membaca harus diintegrasikan ke dalam rutinitas sehari-hari untuk memberikan paparan dan praktik yang konsisten. Kegiatan seperti membaca label saat berbelanja bahan makanan, mengikuti resep sederhana, atau membaca cerita pengantar tidur dapat membuat membaca menjadi bagian alami dari hari anak (Buckley et al., 2001).
- Mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan membaca yang bermakna dan relevan dengan minat mereka dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan (Oelwein, 1995).
Pengembangan Bahasa dan Komunikasi
- Kegiatan membaca juga harus fokus pada peningkatan keterampilan bahasa dan komunikasi. Melibatkan anak-anak dalam percakapan tentang cerita yang mereka baca atau kata-kata yang mereka pelajari dapat membantu meningkatkan kemampuan bahasa lisan dan pemahaman mereka (Buckley & Bird, 1993).
- Program pengembangan bahasa yang berfokus pada persepsi pendengaran dan visual, serta keterampilan motorik halus, dapat melengkapi instruksi membaca dan mendukung perkembangan literasi secara keseluruhan (Johansson, 2008).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan sindrom Down adalah unik, dan kemajuan mereka dapat bervariasi. Beberapa anak mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan dukungan untuk mengembangkan keterampilan membaca, dan sangat penting untuk menyesuaikan kegiatan dengan kebutuhan individu dan gaya belajar mereka. Selain itu, melibatkan anak-anak dalam lingkungan pendidikan inklusif dapat memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan membaca mereka bersama rekan-rekan mereka (Buckley, 2001).