Teacher interacting with students raising hands in a classroom setting.

Bagaimana Cara Memastikan Anak Dengan Disleksia Tidak Tertinggal Di Kelas?

Memastikan bahwa seorang anak dengan disleksia tidak ketinggalan di kelas melibatkan penerapan kombinasi strategi kelas inklusif, intervensi yang disesuaikan, dan teknologi pendukung. Disleksia, ditandai dengan kesulitan belajar yang terus-menerus meskipun pengajaran yang memadai, memerlukan pendekatan beragam untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh siswa yang terkena dampak. Strategi yang efektif meliputi identifikasi awal, intervensi yang dipersonalisasi, dan penggunaan teknologi bantu untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Di bawah ini adalah strategi dan intervensi utama yang berasal dari makalah penelitian yang disediakan.

Strategi Kelas Inklusif

  • Instruksi Berbeda: Guru harus menggunakan teknik pengajaran yang berbeda untuk memenuhi beragam kebutuhan belajar siswa disleksia. Ini termasuk memodifikasi metode dan materi pengajaran agar sesuai dengan gaya dan kemampuan belajar individu (Stuart & Yates, 2018)].
  • Metode Pengajaran Multisensoris: Menggabungkan pendekatan multisensori, seperti metode Orton-Gillingham, dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca dengan melibatkan banyak indera dalam proses belajar (Sutton & Shields, 2016) (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).
  • Metode Pengajaran Langsung: Guru dapat menggunakan metode pengajaran langsung untuk memberikan instruksi yang jelas, terstruktur, dan eksplisit, yang bermanfaat bagi siswa dengan disleksia (Fonyuyshey & Nsah, 2019).

Intervensi yang Disesuaikan

  • Identifikasi Dini dan Intervensi: Identifikasi dini disleksia sangat penting untuk menerapkan intervensi tepat waktu. Sekolah harus melakukan penilaian rutin untuk mengidentifikasi siswa yang berisiko dan memberikan dukungan segera (Sutton & Shields, 2016).
  • Intervensi Perilaku Kognitif: Menggabungkan strategi kognitif dan perilaku dapat membantu mengatasi defisit kognitif dan tantangan perilaku yang terkait dengan disleksia, yang mengarah pada peningkatan kinerja akademik (Hamid et al., 2018).
  • Membaca Berulang dan Pemetaan Pikiran: Strategi seperti membaca berulang dan pemetaan pikiran dapat meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca dengan memperkuat pembelajaran dan mengatur informasi secara efektif (Chen, 2023)].

Teknologi Bantu

  • Aplikasi Berbasis Komputer: Memanfaatkan aplikasi dan alat berbasis komputer, seperti perangkat lunak teks-ke-ucapan dan teknik animasi karakter, dapat memberikan dukungan dan intervensi membaca segera bagi siswa disleksia (Singh et al., 2021).
  • Teknologi Pengenalan Bicara: Teknologi pengenalan suara otomatis (ASR) menawarkan platform interaktif untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan memberikan umpan balik dan koreksi real-time (Singh et al., 2021).
  • Intervensi Telepractic: Penggunaan telepractice untuk memberikan intervensi, seperti pendekatan Orton-Gillingham, memungkinkan dukungan jarak jauh dan dapat sangat bermanfaat dalam menjangkau siswa yang mungkin tidak memiliki akses ke layanan tatap langsung (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).

Lingkungan yang Mendukung

  • Membangun Keyakinan dan Harga Diri Sendiri: Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung di mana siswa disleksia merasa nyaman dan dihargai sangat penting untuk kepercayaan diri dan harga diri mereka. Guru harus menumbuhkan suasana inklusif yang mendorong partisipasi dan mengurangi stigma (Fonyuyshey & Nsah, 2019).
  • Keterlibatan Orangtua: Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dan memberi mereka sumber daya dan strategi untuk mendukung pembelajaran anak mereka di rumah dapat meningkatkan efektivitas intervensi berbasis sekolah (Thomson, 2008).

Sementara strategi dan intervensi ini efektif dalam mendukung siswa disleksia, penting untuk menyadari bahwa disleksia adalah kondisi kompleks yang bervariasi dari anak ke anak. Oleh karena itu, pendekatan satu ukuran yang cocok untuk semua tidak layak. Penilaian berkelanjutan dan adaptasi strategi untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang dari setiap siswa sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan kesejahteraan akademik mereka. Selain itu, penelitian dan pengembangan intervensi dan teknologi baru yang sedang berlangsung akan semakin meningkatkan dukungan yang tersedia untuk siswa disleksia.

Stuart, A., & Yates, A. (2018). Inclusive Classroom Strategies for Raising the Achievement of Students with Dyslexia. https://doi.org/10.24135/TEACHERSWORK.V15I2.260
Sutton, J., & Shields, M. (2016). Dyslexia: 10 Strategies. Teach Journal of Christian Education.
Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia. (2023). https://doi.org/10.30872/psikostudia.v12i2.10830
Hamid, S. S. A., Admodisastro, N., Ghani, A., Kamaruddin, A., & Manshor, N. (2018). Cognitive-Behaviour Intervention in Developing an Adaptive Learning Model for Students with Dyslexia. International Journal of Engineering & Technology. https://doi.org/10.14419/ijet.v7i4.31.23362
Thomson, M. (2008). Supporting Students with Dyslexia in Secondary Schools: Every Class Teacher’s Guide to Removing Barriers and Raising Attainment.
Scroll to Top