An East Asian child writing in a notebook at a wooden table, focused on homework indoors.

Bagaimana Cara Memastikan Anak Dengan Disgrafia Tidak Tertinggal Di Kelas?

Memastikan bahwa seorang anak dengan disgrafia tidak tertinggal di kelas melibatkan pendekatan multifaset yang mencakup diagnosis dini, intervensi yang dipersonalisasi, dan penggunaan teknologi bantu. Disgrafia, ketidakmampuan belajar tertentu yang mempengaruhi keterampilan menulis, dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja akademik dan harga diri anak jika tidak ditangani dengan benar. Dengan menerapkan strategi yang disesuaikan dan memanfaatkan kemajuan teknologi, pendidik dan orang tua dapat mendukung anak-anak dengan disgrafia dalam mengatasi tantangan mereka dan mencapai kesuksesan akademis.

Diagnosis dan Penilaian Dini

  • Identifikasi dini disgrafia sangat penting untuk intervensi tepat waktu. Penilaian komprehensif, seperti Skala Kecerdasan Malin untuk Anak-anak India (MISIC) dan baterai pendidikan NIMHANS, dapat membantu mendiagnosis disgrafia dan ketidakmampuan belajar lainnya, memungkinkan pengembangan rencana pendidikan yang dipersonalisasi (Bisarya, 2025).
  • Pendekatan psikolinguistik untuk mendiagnosis disgrafia berfokus pada pemahaman aspek kognitif dan psikologis dari gangguan tersebut, yang dapat memandu pemilihan metode koreksi individual (Shevchenko et al., 2024).

Intervensi yang Dipersonalisasi

  • Rencana Pendidikan Individual (IEP) sangat penting untuk mengatasi kebutuhan unik anak-anak dengan disgrafia. Rencana ini mungkin termasuk penyesuaian kurikulum sekolah, seperti waktu ujian tambahan dan pengecualian dari mata pelajaran tertentu, untuk mengakomodasi kesulitan belajar anak (Bisarya, 2025).
  • Strategi intervensi yang disesuaikan, seperti pelatihan motorik halus dan intervensi perilaku, dapat meningkatkan keterampilan menulis dan mengurangi masalah emosional dan perilaku yang terkait dengan disgrafi (Yanjana et al., 2020).

Teknologi dan Alat Bantu

  • Solusi teknologi, seperti Graphibabot, menawarkan cara-cara inovatif untuk membantu anak-anak dengan disgrafia. Perangkat ini mencakup pena pintar dan aplikasi perangkat lunak yang membantu anak-anak meningkatkan keterampilan menulis mereka melalui kegiatan interaktif dan menariknya (Sumathi et al., 2024).
  • Aplikasi seperti Write-Rite menyediakan latihan untuk meningkatkan integrasi visual-motorik, yang sangat penting untuk meningkatkan kemahiran tulisan tangan pada anak-anak dengan disgrafia (Rahim & Jamaludin, 2019).
  • Pengaturan interaksi anak-robot, di mana anak-anak mengajar robot menulis, telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan motivasi dan kualitas tulisan tangan pada anak-anak dengan disgrafi parah (Gargot et al., 2021).

Metode Pendidikan dan Didaktik

  • Guru memainkan peran penting dalam mendukung anak-anak dengan disgrafia. Memahami gangguan dan menerapkan strategi seperti latihan pra-menulis, menelusuri huruf, dan menggunakan tulisan blok atau kursif dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan menulis mereka (Suhartono, 2016).
  • Intervensi pendidikan harus fokus pada pencegahan kesulitan menulis dan menyediakan alat pemulihan dalam konteks sekolah. Ini termasuk menciptakan lingkungan yang menumbuhkan kepercayaan diri dan mengurangi stres bagi anak-anak dengan disgrafia (Sangalli et al., 2018).

Meskipun strategi ini efektif dalam mendukung anak-anak dengan disgrafia, penting untuk mengenali konteks ketidakmampuan belajar yang lebih luas. Disgrafia sering hidup berdampingan dengan tantangan belajar lainnya, seperti disleksia dan gangguan defisit perhatian, yang memerlukan rencana intervensi yang komprehensif dan terkoordinasi. Selain itu, faktor sosial, seperti stigma dan kurangnya sumber daya, dapat menghambat implementasi strategi ini secara efektif, menyoroti perlunya peningkatan kesadaran dan dukungan bagi anak-anak dengan gangguan belajar(Rashid et al., 2023) (Mamman, 2020)].

Bisarya, S. (2025). Case Study Analysis of Dyslexia and Dysgraphia in a 10-Year-Old Male: Intervention and Outcomes. Indian Scientific Journal Of Research In Engineering And Management. https://doi.org/10.55041/ijsrem40967
Shevchenko, Y., Dubiaha, S., SAIENKO, Y., Huz, V., & Svyrydenko, H. (2024). Exploring dysgraphia in elementary school students: assessment and tailored intervention strategies from a psycholinguistic perspective. Multidisciplinary Science Journal. https://doi.org/10.31893/multiscience.2024ss0714
Yanjana, Y., Singh, P., & Kumar, M. (2020). Behavioral Intervention with Fine Motor Training for Dysgraphia in School Going Children. International Journal of Current Research and Review. https://doi.org/10.31782/IJCRR.2020.121827
Sumathi, S., Pavithra, R., T, S. P., & S, Y. P. (2024). Graphibabot-An Aiding Device for Dysgraphia. https://doi.org/10.1109/icpects62210.2024.10780051
Rahim, N., & Jamaludin, Z. (2019). Write-rite: enhancing handwriting proficiency of children with dysgraphia. https://doi.org/10.32890/JICT2019.18.3.8290
Gargot, T., Asselborn, T., Zammouri, I., Brunelle, J., Johal, W., Dillenbourg, P., Archambault, D., Chetouani, M., Cohen, D., & Anzalone, S. M. (2021). “It Is Not the Robot Who Learns, It Is Me.” Treating Severe Dysgraphia Using Child-Robot Interaction. Frontiers in Psychiatry. https://doi.org/10.3389/FPSYT.2021.596055
Suhartono, S. (2016). Pembelajaran Menulis Untuk Anak Disgrafia di Sekolah Dasar. https://doi.org/10.31002/TRANSFORMATIKA.V12I1.204
Sangalli, A. L., Lascioli, A., & Andrea, L. (2018). Dysgraphia, educational interventions and didactic implications: from prevention to intervention.
Rashid, H., Siddiqui, I., Bhatti, N., & Samad, A. (2023). DYSIGN: Towards Computational Screening of Dyslexia and Dysgraphia Based on Handwriting Quality. International Conference on Interaction Design and Children. https://doi.org/10.1145/3585088.3593890
Mamman, S. (2020). Developmental dysgraphia and its effect on children in schools.
Scroll to Top