Bagaimana Cara Memastikan Anak Autisme Terus Mengembangkan Keterampilan Berhitung?

Memastikan bahwa anak-anak dengan autisme terus mengembangkan keterampilan berhitung membutuhkan pendekatan multifaset yang memanfaatkan teknologi, metode pengajaran individual, dan intervensi berbasis bukti. Integrasi aplikasi seluler, kurikulum khusus, dan alat pembelajaran interaktif dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung anak-anak dengan autisme. Metode ini tidak hanya memenuhi kebutuhan belajar yang unik dari anak-anak ini tetapi juga menyediakan lingkungan belajar yang terstruktur dan menarik. Di bawah ini adalah strategi dan wawasan utama yang berasal dari penelitian terbaru tentang topik ini.

Aplikasi Pembelajaran Seluler

• Penggunaan aplikasi seluler seperti aplikasi TalNA memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu anak-anak dengan autisme. Aplikasi ini menawarkan konten pendidikan khusus dan memungkinkan pemantauan kemajuan jarak jauh, yang sangat penting untuk menjaga konsistensi pendidikan, terutama selama gangguan seperti pandemi COVID-19 (Kamaruzaman et al., 2023).
• Pendekatan desain partisipatif dalam mengembangkan aplikasi seluler memastikan bahwa kebutuhan anak-anak dengan autisme terpenuhi. Di Rwanda, aplikasi seluler dikembangkan dengan masukan dari guru dan orang tua, yang meningkatkan keterampilan berhitung dan mendukung penerapan kurikulum berbasis kompetensi (Ntalindwa et al., 2021).

Kurikulum Individual dan Metode Pengajaran

• Kurikulum individual, seperti program Pemulihan Matematika yang disesuaikan, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan kemampuan matematika anak-anak dengan autisme. Pendekatan ini melibatkan pengajaran berhitung harian yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak, menghasilkan kemajuan yang signifikan selama periode 20 minggu (Tzanakaki et al., 2014).
• Instruksi matematika titik sentuh, metode multisensori, telah efektif dalam mengajarkan keterampilan berhitung dasar kepada anak-anak dengan autisme. Metode ini membantu dalam meningkatkan prestasi mereka dalam matematika dengan berfokus pada angka dan operasi aritmatika (Yusaini et al., 2019).

Alat Pembelajaran Interaktif dan Menarik

• Permainan papan linier telah ditemukan untuk meningkatkan pemahaman anak-anak tentang hubungan numerik. Dalam sebuah penelitian, anak-anak dengan autisme yang memainkan permainan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman mereka tentang hubungan numerik, menunjukkan bahwa alat interaktif tersebut dapat mendukung perkembangan numerik (Satsangi & Bofferding, 2017).
• Paket pemodelan video, seperti yang menggunakan iPad, telah efektif dalam mengajarkan keterampilan berhitung dasar. Paket-paket ini termasuk pemodelan video, penguatan, dan dorongan in vivo, yang telah menunjukkan keuntungan yang jelas dalam kemampuan anak-anak dengan autisme untuk mengidentifikasi dan menulis angkan (Jowett et al., 2012).

Intervensi Dini dan Keterampilan Dasar

• Intervensi awal yang berfokus pada keterampilan berhitung dasar sangat penting. Penelitian telah menunjukkan bahwa kompetensi numerik awal pada anak-anak dengan autisme mirip dengan teman sebaya yang biasanya berkembang, menunjukkan bahwa strategi pendidikan awal harus menekankan keterampilan dasar seperti menghitung dan perbandingan besarnya (Titeca, 2014).
• Intervensi yang mengajarkan keterampilan berhitung awal, seperti menghitung dan pengenalan pola, telah efektif untuk anak-anak dengan cacat intelektual sedang, termasuk autisme. Intervensi ini menggunakan pelajaran matematika berbasis cerita yang menarik untuk mempromosikan akuisisi konsep matematika awal (Jimenez & Kemmery, 2013).

Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan autisme, penting untuk mempertimbangkan beragam kemampuan dan tantangan dalam populasi ini. Intervensi yang disesuaikan yang memanfaatkan kekuatan anak-anak dengan autisme, seperti strategi pemecahan masalah mereka, dapat lebih meningkatkan hasil pembelajaran mereka. Selain itu, peran faktor sosial ekonomi dan kebutuhan akan pendekatan yang sensitif secara budaya tidak boleh diabaikan, karena mereka dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas intervensi pendidikan (Silva, 2018).