Memastikan bahwa anak autis tidak ketinggalan dalam belajar membaca di sekolah melibatkan penerapan strategi berbasis bukti yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar unik mereka. Penelitian menunjukkan bahwa sementara banyak anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) dapat mengembangkan keterampilan decoding, mereka sering berjuang dengan pemahaman membaca karena tantangan dalam perhatian bersama, timbal balik sosial, dan bahasa/komunikasi. Oleh karena itu, pendekatan komprehensif yang membahas decoding dan pemahaman sangat penting. Pendekatan ini harus konsisten dengan rekomendasi Panel Baca Nasional (NRP) dan mencakup strategi spesifik yang telah terbukti efektif untuk anak-anak dengan ASD. Berikut adalah beberapa strategi dan pertimbangan utama:
Strategi Membaca Berbasis Bukti
Hubungan Tanya Jawab (QAR) : Strategi ini membantu siswa memahami hubungan antara pertanyaan dan jawaban dalam teks, yang dapat meningkatkan pemahaman. Ini adalah strategi yang direkomendasikan NRP yang telah disesuaikan untuk siswa dengan ASD untuk memenuhi kebutuhan belajar spesifik mereka (Whalon & Hart, 2011).
Instruksi Langsung (DI) dan Penyelenggara Grafis:  Metode ini telah menunjukkan efek positif pada pemahaman membaca untuk siswa dengan ASD. DI menyediakan pengajaran terstruktur dan eksplisit, sementara penyelenggara grafis membantu siswa memetakan informasi secara visual, membantu pemahaman (Finnegan & Mazin, 2016).
Pertanyaan Timbal Balik:  Ini melibatkan mengajar siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang teks, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan. Ini telah efektif dalam meningkatkan pemahaman membaca di antara siswa dengan ASD ketika digunakan dalam pengaturan inklusif (Saad, 2022).
Mengatasi Tantangan Pemahaman
Dukungan Visual dan Rutinitas Terstruktur:  Memanfaatkan alat bantu visual dan membangun rutinitas yang konsisten dapat memanfaatkan memori visual yang kuat yang sering ditemukan pada anak-anak dengan ASD, sehingga mendukung pemahaman (Aguiar-Aguiar et al., 2020).
Kerangka Instruksional Seimbang: Struktur tiga tingkat yang mencakup decoding bahasa, pemahaman, dan proses metakognitif dapat bermanfaat. Kerangka kerja ini menekankan membaca untuk makna dan menggabungkan strategi kognitif visual dan verbal(Woolley, 2016).
Praktik Instruksional Tambahan: Â Instruksi satu-satu yang disesuaikan dalam pengaturan inklusif dapat mengatasi defisit spesifik seperti Teori Pikiran, Koherensi Pusat Lemah, dan Fungsi Eksekutif, yang umum terjadi pada anak-anak dengan ASDÂ (Nguyen et al., 2018).
Instruksi Inklusif dan Komprehensif
Pendidikan Inklusif:  Banyak anak dengan ASD dididik di ruang kelas pendidikan umum. Memastikan mereka termasuk dalam pengalaman melek huruf yang kaya, seperti lokakarya mendongeng dan menulis, dapat mencegah mereka tertinggal dari rekan-rekan mereka (Vacca, 2007).
Instruksi Membaca Dini Komprehensif:  Memberikan instruksi membaca awal berbasis bukti yang konsisten dengan pedoman NRP dapat secara signifikan bermanfaat bagi anak-anak dengan ASD. Ini termasuk berfokus pada keterampilan yang berfokus pada kode dan makna sejak usia dini (Arciuli & Bailey, 2021).
Meskipun strategi ini menjanjikan, penting untuk mengenali heterogenitas dalam membaca profil di antara anak-anak dengan ASD. Beberapa mungkin unggul dalam decoding tetapi berjuang dengan pemahaman, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan di kedua bidang. Oleh karena itu, instruksi individual yang mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan unik setiap anak sangat penting. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran diperlukan untuk mengatasi kesenjangan dalam pemahaman dan untuk mengoptimalkan instruksi membaca untuk anak-anak dengan ASD.