Melibatkan saudara kandung dalam perkembangan anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat menjadi strategi yang bermanfaat bagi anak penyandang cacat dan saudara kandung yang biasanya berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa saudara kandung dapat memainkan berbagai peran, seperti teman bermain, instruktur, dan model, yang secara positif dapat mempengaruhi hasil perkembangan anak-anak penyandang cacat. Peran-peran ini tidak hanya mendukung anak dengan keterbelakangan mental tetapi juga meningkatkan pemahaman dan empati saudara kandung, berpotensi meningkatkan dinamika dan komunikasi keluarga. Berikut adalah beberapa strategi dan pertimbangan utama untuk melibatkan saudara kandung dalam proses ini:
Peran Saudara dalam Intervensi
- Teman Bermain Terlatih: Saudara kandung dapat dilatih untuk terlibat dalam kegiatan bermain terstruktur yang mempromosikan interaksi sosial dan keterampilan komunikasi pada anak-anak penyandang cacat. Peran ini telah terbukti menghasilkan hasil positif dalam hal perilaku sosial dan kualitas interaksi (Lynam & Smith, 2021) (Tsao, 2020).
- Instruktur dan Model: Saudara kandung dapat berfungsi sebagai instruktur atau model, menunjukkan perilaku dan keterampilan sosial yang sesuai. Hal ini dapat membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental belajar melalui pengamatan dan peniruan, mendorong perkembangan mereka dalam suasana naturalistik (Lynam & Smith, 2021) (Beffel et al., 2021).
Manfaat Keterlibatan Saudara
- Peningkatan Komunikasi dan Keterampilan Sosial: Melibatkan saudara kandung dalam intervensi dapat meningkatkan komunikasi dan keterampilan sosial anak-anak penyandang cacat. Saudara kandung sering menyediakan lingkungan yang akrab dan nyaman untuk mempraktikkan keterampilan ini (Beffel et al., 2021).
- Hubungan Saudara yang Ditingkatkan: Intervensi yang mencakup saudara kandung dapat memperkuat ikatan antara saudara kandung, yang mengarah pada peningkatan kohesi keluarga dan berkurangnya perasaan terisolasi untuk anak penyandang cacat dan saudara kandung (Wolff et al., 2022) (Midlarsky et al., 2008).
- Peningkatan Empati dan Pemahaman: Saudara kandung memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi oleh saudara laki-laki atau perempuan mereka, yang dapat meningkatkan empati dan mengurangi stigma yang terkait dengan disabilitas (Fjermestad et al., 2020) (McCaffrey, 2016).
Tantangan dan Pertimbangan
- Penyesuaian Emosional dan Perilaku: Meskipun ada manfaatnya, saudara kandung juga dapat menghadapi tantangan emosional dan perilaku. Intervensi harus mengatasi masalah potensial ini dengan memberikan dukungan dan sumber daya kepada saudara kandung untuk membantu mereka mengatasi dinamika keluarga mereka yang unik (Wolff et al., 2022) (Siman-Tov & Sharabi, 2024).
- Kebutuhan Dukungan dan Pelatihan: Saudara kandung mungkin memerlukan pelatihan dan dukungan untuk berpartisipasi secara efektif dalam intervensi. Ini termasuk memahami sifat disabilitas dan mempelajari strategi khusus untuk melibatkan saudara mereka secara positif (Fjermestad et al., 2020) (Lee et al., 2024).
- Menyeimbangkan Tanggung Jawab: Saudara kandung sering menyulap banyak peran, termasuk pengasuhan dan tanggung jawab pribadi. Sangat penting untuk memastikan bahwa keterlibatan mereka tidak menyebabkan stres yang tidak semestinya atau pengabaian kebutuhan mereka sendiri (McCaffrey, 2016) (Lee et al., 2024).
Sementara keterlibatan saudara kandung dalam perkembangan anak-anak dengan keterbelakangan mental menawarkan banyak manfaat, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu dan keadaan masing-masing keluarga. Saudara kandung harus didukung dan diberdayakan untuk berpartisipasi dengan cara yang bermanfaat bagi mereka dan saudara mereka yang cacat. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari keterlibatan saudara kandung dan untuk mengembangkan intervensi berbasis bukti yang dapat disesuaikan dengan konteks keluarga yang beragam.