Melibatkan anak-anak dalam kegiatan sehari-hari yang mengandung angka, seperti mengatur meja makan, dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan pemahaman matematika dan perkembangan kognitif mereka. Pendekatan ini memanfaatkan pengaturan alami untuk memperkenalkan konsep matematika dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Dengan mengintegrasikan angka ke dalam tugas-tugas rutin, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan seperti menghitung, korespondensi satu-ke-satu, dan aritmatika dasar dalam konteks yang terasa relevan dan menyenangkan. Berikut adalah beberapa strategi dan wawasan yang diambil dari penelitian untuk secara efektif melibatkan anak-anak dalam kegiatan tersebut.
Korespondensi satu-ke-satu
- Mengatur Meja: Melibatkan anak-anak dalam mengatur meja dapat membantu mereka mempraktikkan korespondensi satu-ke-satu, konsep matematika mendasar. Ini melibatkan pencocokan satu item ke satu pengaturan tempat, seperti menempatkan satu garpu, satu pisau, dan satu sendok per piring. Kegiatan ini dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak dengan memvariasikan jumlah item atau kompleksitas pengaturan (Tirosh et al., 2020).
- Peran Orang Dewasa: Orang dewasa dapat memainkan banyak peran, seperti peserta ahli atau mitra bermain, untuk membimbing anak-anak melalui proses tersebut. Keterlibatan ini dapat membantu anak-anak memahami tugas dan memperbaiki ketidakcocokan, sehingga memperkuat pembelajaran mereka (Tirosh et al., 2020).
Matematika Sehari-hari
- Keterlibatan Orangtua: Orang tua dapat menggunakan aktivitas sehari-hari untuk melibatkan anak-anak dalam pembelajaran matematika. Misalnya, saat mengatur meja, orang tua dapat mengajukan pertanyaan seperti “Berapa banyak piring yang kita butuhkan?” atau “Bisakah kamu menghitung sendoknya?” Hal ini mendorong anak-anak untuk berpikir secara matematis dan menerapkan keterampilan menghitung mereka dalam situasi kehidupan nyata (Rose et al., 2014) (Kliman et al., 2001).
- Percakapan Matematika: Memulai percakapan tentang angka dan penalaran matematika selama kegiatan ini dapat membantu anak-anak mengembangkan ‘lensa matematika’, memungkinkan mereka untuk melihat dan memahami matematika dalam kehidupan sehari-hari (Rose et al., 2014).
Pembelajaran Menyenangkan
- Menggabungkan Bermain: Bermain adalah alat yang ampuh dalam pendidikan matematika awal. Anak-anak secara alami terlibat dengan angka dan pola selama bermain, yang dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan konsep matematika. Misalnya, anak-anak dapat didorong untuk bermain game yang melibatkan penghitungan atau menyortir item sambil mengatur meja (Ginsburg, 2006).
- Kegiatan Kreatif: Kegiatan seperti memilih “Nomor Hari” dan menemukan berbagai cara untuk membuat angka itu dapat diintegrasikan ke dalam rutinitas sehari-hari, seperti selama persiapan makan atau pembersihan, untuk membuat pembelajaran menyenangkan dan interaktif (Kliman et al., 2001).
Perkembangan Kognitif
- Konsep Angka Awal: Memperkenalkan anak-anak pada konsep angka melalui aktivitas sehari-hari dapat secara signifikan meningkatkan perkembangan kognitif mereka. Kegiatan seperti menghitung jumlah orang di meja atau mengatur item dalam urutan tertentu dapat membantu anak-anak memahami angka dan hubungan mereka (Hikmawati et al., 2022) (Doverborg & Samuelsson, 2000).
- Dukungan Perkembangan: Memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi angka dalam lingkungan yang mendukung dapat membantu mereka mengembangkan fondasi yang kuat dalam matematika. Ini melibatkan tidak hanya menghitung tetapi juga memahami konsep seperti lebih banyak/kurang dan kosong/penuh (M, 1993).
Sementara strategi ini menyoroti manfaat melibatkan anak-anak dalam kegiatan sehari-hari yang mengandung angka, penting untuk mempertimbangkan minat dan tahap perkembangan anak individu. Beberapa anak mungkin menemukan kegiatan terstruktur lebih menarik, sementara yang lain mungkin lebih suka bermain terbuka. Selain itu, konteks budaya dan keluarga dapat mempengaruhi bagaimana kegiatan ini dirasakan dan dilaksanakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyesuaikan strategi ini agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi unik setiap anak dan keluarga.