Melatih anak untuk tidak cepat frustrasi ketika belajar matematika melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan regulasi emosional, metode pembelajaran yang menarik, dan memahami perbedaan individu dalam toleransi frustrasi. Frustrasi adalah respons emosional yang umum dalam pemecahan masalah matematika, tetapi dapat dikelola dan bahkan dimanfaatkan secara positif dengan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa pendekatan kunci untuk membantu anak-anak mengelola frustrasi dalam pembelajaran matematika.
Regulasi Emosional dan Toleransi Frustrasi
- Memahami Emosi: Mengajar anak-anak mengenali dan memahami emosi mereka dapat membantu mereka mengelola frustrasi dengan lebih baik. Ini melibatkan membantu mereka mengidentifikasi kapan mereka mulai merasa frustrasi dan memberi mereka strategi untuk menenangkan diri, seperti bernapas dalam-dalam atau istirahat sejenak (Blok & White, 2020) (Knaus, 2006).
- Pelatihan Toleransi Frustrasi: Anak-anak dapat diajari untuk menafsirkan situasi yang membuat frustrasi dengan cara yang memberi mereka rasa kontrol. Ini melibatkan pengembangan keterampilan untuk mengatasi frustrasi, seperti teknik pemecahan masalah dan self-talk yang positif, yang dapat membantu mereka membangun ketahanan dan ketekunan (Knaus, 2006).
Metode Pembelajaran yang Menarik
- Pembelajaran Berbasis Game: Memasukkan permainan ke dalam pembelajaran matematika dapat membuat prosesnya lebih menyenangkan dan tidak terlalu menakutkan bagi anak-anak. Game seperti ‘Animo Math’ dan permainan peran atau mobile lainnya menggunakan elemen menarik seperti grafik warna-warni dan tantangan interaktif untuk mempertahankan minat anak-anak dan mengurangi frustrasi (Sukstrienwong, 2018)] (Kwok et al., 2020).
- Penggunaan Animasi dan Multimedia: Memanfaatkan media animasi dan lagu tematik dapat menangkap imajinasi anak-anak dan membuat pembelajaran matematika lebih menarik. Pendekatan ini dapat membantu anak-anak mengekspresikan ide dan terlibat dengan konsep matematika dengan cara yang menyenangkan dan interaktif (Sofyan et al., 2022).
Pendekatan Pembelajaran Individu
- Memahami Perbedaan Individu: Menyadari bahwa beberapa anak lebih rentan terhadap frustrasi karena perbedaan otak atau sensitivitas emosional sangat penting. Menyesuaikan pengalaman belajar untuk mengakomodasi perbedaan ini dapat membantu mengurangi frustrasi. Ini mungkin melibatkan penyesuaian tingkat kesulitan tugas atau memberikan dukungan dan dorongan tambahan (Blok & White, 2020).
- Kecemasan Matematika dan Pelatihan Strategi: Mengatasi kecemasan matematika melalui pelatihan khusus dapat membantu anak-anak mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Pelatihan strategi matematika, yang berfokus pada peningkatan keterampilan perhitungan, juga dapat meningkatkan prestasi matematika dan mengurangi kecemasan, sehingga mengurangi frustrasi (Passolunghi et al., 2020).
Meskipun strategi ini bisa efektif, penting untuk mengakui bahwa frustrasi adalah bagian alami dari pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran yang menantang seperti matematika. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengalami dan mengatasi frustrasi dapat mengarah pada hasil positif, seperti peningkatan ketahanan dan keterampilan pemecahan masalah. Oleh karena itu, daripada menghilangkan frustrasi sepenuhnya, tujuannya adalah untuk membantu anak-anak mengelolanya secara konstruktif dan menggunakannya sebagai alat belajar (Riegel, 2021) (Chen et al., 2016).