Children joyfully running in a park during a cheerful outdoor race event.

Bagaimana Agar Anak Hiperaktif Tidak Mudah Bosan Saat Bermain?

Anak-anak hiperaktif sering berjuang untuk mempertahankan perhatian dan keterlibatan dalam kegiatan, yang dapat menyebabkan kebosanan. Namun, strategi dan kegiatan tertentu dapat membantu mereka tetap terlibat dan mengurangi kebosanan. Strategi ini sering melibatkan penggabungan aktivitas fisik, permainan interaktif, dan lingkungan terstruktur yang memenuhi kebutuhan mereka akan gerakan dan stimulasi. Dengan memahami kebutuhan unik anak-anak hiperaktif, pendidik dan pengasuh dapat menciptakan pengalaman menarik yang menarik perhatian mereka.

Kinestetik dan Pembelajaran Interaktif

  • Metode Pendidikan Kinestetik: Melibatkan anak-anak hiperaktif melalui metode pembelajaran kinestetik bisa efektif. Metode ini melibatkan aktivitas fisik yang membutuhkan gerakan, seperti permainan yang menggabungkan pemecahan masalah dan interaksi sosial. Misalnya, permainan yang melibatkan pengaturan bagian-bagian ke dalam konfigurasi yang berbeda dapat merangsang proses kognitif sambil menjaga anak-anak tetap aktif secara fisik (Cohen, 2010).
  • Block Play: Menggunakan block play sebagai media pembelajaran dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus dan menikmati belajar. Metode ini melibatkan permainan terstruktur yang membimbing anak-anak melalui tahapan pembelajaran, membantu mereka mengembangkan pola perilaku baru dan fokus pada tugas-tugas spesifik (Tabroni et al., 2024).

Aktivitas Fisik dan Latihan

  • Sesi Latihan: Memasukkan sesi latihan intensitas sedang hingga tinggi dapat secara signifikan melibatkan anak-anak yang hiperaktif. Sesi-sesi ini harus bervariasi dan memungkinkan anak-anak untuk memilih kegiatan, yang membantu mempertahankan minat mereka dan mengurangi gejala hiperaktifitas (Taylor, 2019)].
  • Aktivitas Motorik: Aktivitas fisik yang merayakan gerakan dapat membantu anak-anak dengan ADHD terlibat lebih alami. Kegiatan ini memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri secara fisik, yang dapat menyenangkan dan bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan sosial mereka (Sgambelluri, 2016).

Lingkungan Terstruktur dan Mendukung

  • Peran Guru: Guru memainkan peran penting dalam membimbing anak-anak hiperaktif dengan memberikan kegiatan terstruktur dan penguatan positif. Menetapkan tugas yang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan menawarkan pujian untuk tugas yang diselesaikan dapat membantu mempertahankan keterlibatan (Jannah et al., 2024)].
  • Kondisi Pedagogis: Menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung yang menyesuaikan dengan kebutuhan anak-anak hiperaktif dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka. Ini melibatkan memastikan kenyamanan, menumbuhkan motivasi, dan mendorong harga diri, yang dapat membantu anak-anak terlibat lebih efektif dengan teman sebaya dan guru mereka (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022)].

Memahami Hiperaktif

  • Aktivitas Hiper vs Hiperaktivitas: Penting untuk membedakan antara anak-anak yang “aktivitas hiper” dan mereka yang benar-benar hiperaktif. Beberapa anak mungkin tampak hiperaktif tetapi lebih terlibat dalam kegiatan yang memungkinkan gerakan dan eksplorasi, seperti permainan bebas atau teka-teki (Eddowes & Aldridge, 1990)].
  • Teori Stimulasi Optimal: Perilaku hiperaktif mungkin merupakan hasil dari stimulasi sensorik yang tidak mencukupi. Menyediakan lingkungan yang mengoptimalkan input sensorik dapat membantu mengelola hiperaktif dengan memenuhi kebutuhan anak akan stimulasi (Zentall, 1975).

Meskipun strategi ini bisa efektif, penting untuk menyadari bahwa hiperaktif pada anak-anak dapat sangat bervariasi. Beberapa anak mungkin memerlukan pendekatan yang lebih individual, dan apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak bekerja untuk yang lain. Selain itu, perbedaan antara hiperaktif dan masalah perilaku lainnya harus dipertimbangkan dengan cermat untuk memastikan intervensi yang tepat diterapkan. Memahami penyebab dan kebutuhan yang mendasari anak-anak hiperaktif sangat penting dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk membuat mereka tetap terlibat dan mengurangi kebosanan.

Cohen, J. (2010). Kinesthetic Educational Methods and Games.
Tabroni, I., Khotimah, H., Sari, R. P., Yuhanidz, A., & Fitriyah, F. (2024). Handling Hyperactive Children: Game Tricks for Arranging Blocks to Make Hyperactive Children Productive. https://doi.org/10.70177/ijeep.v1i1.865
Taylor, A. (2019). Exercise to increase engagement of children with attention-deficit/hyperactivity disorder in physical education: Method development. https://doi.org/10.5283/MNHD.18
Sgambelluri, R. (2016). Movement and teaching-motor activities in children with ADHD. International Journal of Research in Education Methodology. https://doi.org/10.24297/IJREM.V7I4.4359
Jannah, F. I. N., Laili, V. N., Avinda, A. Z., & Kharisma, A. I. (2024). Counseling guidance handling of hyperactive children. Chodeung Gyoyug Yeon’gu. https://doi.org/10.38040/jeleduc.v1i1.913
Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Eddowes, E. A., & Aldridge, J. (1990). Hyperactive or “activity hyper”: Helping young children attend in appropriate environments. Early Childhood Education Journal. https://doi.org/10.1007/BF01623196
Zentall, S. S. (1975). Optimal stimulation as theoretical basis of hyperactivity. American Journal of Orthopsychiatry. https://doi.org/10.1111/J.1939-0025.1975.TB01185.X
Scroll to Top