Tes IQ saja tidak cukup untuk menentukan apakah seorang anak menderita diskalkulia, karena diskalkulia adalah gangguan belajar spesifik yang melibatkan kesulitan dengan keterampilan numerik dan matematika, yang tidak sepenuhnya ditangkap oleh ukuran kecerdasan umum. Dyscalculia sering dikaitkan dengan berbagai defisit kognitif di luar apa yang dapat dinilai oleh tes IQ, termasuk masalah dengan memori kerja, perhatian, dan keterampilan visuospasial. Oleh karena itu, penilaian komprehensif yang mencakup tes khusus untuk kemampuan matematika dan fungsi kognitif terkait diperlukan untuk diagnosis diskalkulia yang akurat. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci yang menyoroti mengapa tes IQ tidak memadai untuk mendiagnosis diskalkulia:
Keterbatasan Tes IQ dalam Mendiagnosis Dyscalculia
Spesifisitas Diskalkulia: Diskalkulia ditandai dengan kesulitan dalam belajar dan memahami angka dan aritmatika, yang tidak diukur secara langsung dengan tes IQ. Tes IQ umumnya menilai berbagai kemampuan kognitif, tetapi mereka tidak secara khusus menargetkan keterampilan numerik dan matematika yang terganggu pada diskalkulia (Azhari et al., 2024) (Santos et al., 2022).
Komorbiditas dengan Gangguan Lainnya: Diskalkulia sering hidup berdampingan dengan gangguan belajar dan perkembangan lainnya, seperti disleksia dan defisit perhatian, yang dapat mempengaruhi kinerja anak pada tes IQ. Kondisi komorbiditas ini dapat mengaburkan kesulitan spesifik yang terkait dengan diskalkulia, membuatnya sulit untuk mendiagnosis hanya berdasarkan skor IQ (Luoni et al., 2022) (Thomé et al., 2022).
Profil Kognitif dan Neuropsikologis: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan diskalkulia memiliki profil kognitif dan neuropsikologis yang berbeda, termasuk defisit dalam memori kerja, perhatian, dan keterampilan visuospasial, yang tidak sepenuhnya ditangkap oleh tes IQ. Profil ini memerlukan penilaian khusus untuk mengidentifikasi bidang kesulitan spesifik (Luoni et al., 2022) (Kißler et al., 2021).
Pentingnya Penilaian Diskalkulia Khusus
Pengembangan Instrumen Spesifik: Instrumen yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi diskalkulia, seperti yang dikembangkan menggunakan model Tessmer, telah terbukti memiliki validitas dan keandalan yang tinggi dalam mengukur konstruksi spesifik yang terkait dengan diskalkulia. Instrumen ini sangat penting untuk mendiagnosis dan memahami sifat gangguan secara akurat (Azhari et al., 2024).
Penggunaan Baterai Uji Komprehensif: Baterai uji komprehensif yang mencakup penilaian keterampilan aritmatika, kecerdasan nonverbal, memori, dan perhatian diperlukan untuk mendiagnosis diskalkulia. Tes ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan kognitif anak dan membantu membedakan diskalkulia dari gangguan belajar lainnya (Luoni et al., 2022) (Zygouris et al., 2017).
Pembelajaran Mesin dan Pendekatan Teknologi: Kemajuan terbaru dalam pembelajaran mesin dan teknologi telah mengarah pada pengembangan sistem cerdas dan aplikasi web yang dapat membantu deteksi dini diskalkulia. Sistem ini menggunakan algoritma kompleks untuk menganalisis data dari berbagai tes, memberikan pemahaman yang lebih bernuansa tentang profil pembelajaran anak (Devi & Kavya, 2019) (Giri et al., 2020).
Sementara tes IQ memberikan informasi berharga tentang kemampuan kognitif umum anak, mereka tidak cukup untuk mendiagnosis diskalkulia. Gangguan ini membutuhkan pendekatan yang lebih bertarget yang mempertimbangkan tantangan kognitif dan matematika spesifik yang dihadapi oleh anak. Selain itu, adanya kondisi komorbiditas dan kebutuhan akan penilaian khusus menyoroti kompleksitas mendiagnosis diskalkulia. Oleh karena itu, strategi evaluasi multi-segi sangat penting untuk identifikasi dan intervensi yang akurat.