Teacher helping students in classroom, enhancing learning with personalized attention.

Apakah Terapi Okupasi Dapat Membantu Anak Dengan Diskalkulia?

Terapi okupasi (OT) memang dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak dengan diskalkulia, ketidakmampuan belajar tertentu yang mempengaruhi keterampilan matematika. Dyscalculia ditandai dengan kesulitan dalam memahami angka dan aritmatika, yang dapat memengaruhi kinerja akademik dan kegiatan sehari-hari. OT, dengan pendekatan holistiknya, dapat mengatasi tantangan multifaset yang dihadapi oleh anak-anak dengan diskalkulia dengan berfokus pada peningkatan keterampilan kognitif, sensorik, dan motorik, yang sangat penting untuk pembelajaran matematika. Intervensi ini bisa sangat efektif bila dikombinasikan dengan alat teknologi dan lingkungan belajar yang dipersonalisasi.

Peran Terapi Okupasi

  • Pendekatan Holistik: Terapis okupasi menilai dan menangani fungsi sensorik, motorik, kognitif, dan emosional anak. Evaluasi komprehensif ini memungkinkan intervensi yang disesuaikan yang dapat meningkatkan fungsi eksekutif seperti perhatian, perencanaan, dan organisasi, yang penting untuk tugas matematika (Arsovski, 2023).
  • Peningkatan Keterampilan: Intervensi OT dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar, yang penting untuk tugas-tugas seperti menulis angka dan menggunakan manipulatif dalam matematika. Teknik integrasi sensorik juga dapat membantu anak-anak memproses informasi matematika dengan lebih efektif (Arsovski, 2023).
  • Kehidupan Sehari-hari dan Keterampilan Sosial: Di luar akademisi, OT dapat membantu anak-anak dengan diskalkulia meningkatkan keterampilan hidup sehari-hari dan partisipasi sosial mereka, yang sering dipengaruhi oleh ketidakmampuan belajar. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kemandirian dan harga diri (Arsovski, 2023).

Intervensi Teknologi

  • Lingkungan Virtual Adaptif: Alat seperti PosiCalculia memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi melalui permainan serius adaptif, yang dapat meningkatkan keterampilan matematika sambil mempertahankan motivasi dan keterlibatan (Hocine et al., 2023).
  • Alat Teknologi Bantuan: Mathlete, alat teknologi bantu, telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan keterampilan berhitung awal pada anak-anak dengan diskalkulia. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang menggunakan Mathlete menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep matematika dibandingkan dengan mereka yang menggunakan metode pengajaran tradisional (Dhingra et al., 2022).
  • Gamifikasi dan Visualisasi: Aplikasi seperti Chocolator dan materi pembelajaran gamified menggunakan representasi visual dan animasi untuk membantu anak-anak memahami operasi aritmatika, membuat pembelajaran lebih menarik dan kurang menimbulkan kecemasan (Borges et al., 2018) (Ramadhan et al., 2023).

Pelatihan Kognitif dan Matematika

  • Program Kognitif: Program pelatihan yang berfokus pada kemampuan kognitif dan matematika telah terbukti secara positif mempengaruhi keterampilan anak-anak. Program-program ini lebih efektif bila disampaikan melalui perangkat teknologi, yang meningkatkan motivasi dan keterlibatan (Giordano et al., 2023).
  • Sistem Pelatihan Langsung: Sistem yang melatih koneksi antara representasi verbal dan numerik, seperti penghitungan jari, mendukung kognisi yang diwujudkan dan memberikan cara alami bagi anak-anak untuk memahami angka (Erfurt et al., 2019).

Sementara terapi okupasi dan intervensi teknologi menawarkan dukungan yang menjanjikan untuk anak-anak dengan diskalkulia, penting untuk menyadari bahwa diskalkulia adalah kondisi seumur hidup tanpa obat yang diketahui. Intervensi bertujuan untuk mengurangi kesulitan dan meningkatkan keterampilan berhitung ke tingkat yang sebanding dengan teman sebaya. Integrasi OT dengan teknologi bantu dan lingkungan belajar yang dipersonalisasi dapat memberikan pendekatan komprehensif untuk mendukung anak-anak dengan diskalkulia, membantu mereka mengatasi tantangan dan berhasil secara akademis dan sosial. Namun, penelitian yang sedang berlangsung dan pengembangan intervensi baru sangat penting untuk lebih meningkatkan efektivitas strategi ini.

Arsovski, D. (2023). The Imperative for Occupational Therapy in Children with Learning Disabilities. The Teacher. https://doi.org/10.20544/teacher.26.06
Hocine, N., Moussa, M. B. O., & Ali, S. A. (2023). PosiCalculia: an adaptive virtual environment for children with learning difficulties. https://doi.org/10.1109/inista59065.2023.10310592
Dhingra, K., Aggarwal, R., Garg, A., Pujari, J., & Yadav, D. (2022). Mathlete: an adaptive assistive technology tool for children with dyscalculia. Disability and Rehabilitation: Assistive Technology. https://doi.org/10.1080/17483107.2022.2134473
Borges, E. L., Braga, P. H. C., & Concilio, I. de A. S. (2018). Application to Help the Learning Process of Children with Dyscalculia. https://doi.org/10.1109/LACLO.2018.00029
Ramadhan, M. M., Valenda, C., Renzaputri, S. B., Sabiq, A., Putra, V. H. C., Hilman, D., & Dewi, K. (2023). Development of Gamified Mathematics Learning Material for Treating Children With Dyscalculia at Age 4 – 6 Years Old. https://doi.org/10.1109/conmedia60526.2023.10428235
Giordano, G., Alesi, M., & Gentile, A. (2023). Effectiveness of cognitive and mathematical programs on dyscalculia and mathematical difficulties. https://doi.org/10.1016/bs.irrdd.2023.08.004
Erfurt, G., Hornecker, E., Ehlers, J., & Plaschkies, S. (2019). Hands-On Math: A Training System for Children with Dyscalculia. Human Factors in Computing Systems. https://doi.org/10.1145/3290607.3313012
Scroll to Top