Anak-anak dengan cerebral palsy (CP) tidak mengalami kejang secara universal, tetapi sebagian besar mengalami kejang. Prevalensi epilepsi di antara anak-anak dengan CP bervariasi di seluruh penelitian, dengan perkiraan mulai dari sekitar 34% hingga 55% tergantung pada populasi dan metodologi yang digunakan. Variabilitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis CP, adanya cacat intelektual, dan gangguan neurologis lainnya. Bagian berikut memberikan eksplorasi terperinci tentang prevalensi, faktor risiko, dan karakteristik epilepsi pada anak-anak dengan CP.
Prevalensi Epilepsi pada Anak dengan CP
- Tinjauan sistematis dan meta-analisis melaporkan prevalensi epilepsi keseluruhan 38% pada anak-anak dengan CP, dengan tingkat yang lebih tinggi dalam sampel klinis (46,4%) dibandingkan dengan studi berbasis populasi (31,6%) (Gong et al., 2023).
- Sebuah studi berbasis populasi di Swedia Barat menemukan bahwa 43% anak-anak dengan CP menderita epilepsi, dengan prevalensi yang lebih tinggi pada mereka dengan CP diskinetik (Rufino et al., 2023).
- Studi lain dari Karachi melaporkan prevalensi 55,3% di antara anak-anak dengan CP, menyoroti perbedaan regional yang signifikan (Hussain et al., 2022).
Faktor Risiko untuk Epilepsi pada CP
- Beberapa penelitian mengidentifikasi kejang neonatal, cacat intelektual berat, dan subtipe CP spesifik, seperti quadriplegia spastik, sebagai faktor risiko signifikan untuk mengembangkan epilepsi (Gong et al., 2023) (Yeo et al., 2023) (Alyoubi & Abu‐Zaid, 2024).
- Faktor perinatal, termasuk asfiksia dan infeksi, juga terkait dengan peningkatan risiko epilepsi pada anak-anak dengan CP (Yeo et al., 2023) (Alyoubi & Abu‐Zaid, 2024).
- Tingkat keparahan gangguan motorik, yang diukur dengan Gross Motor Function Classification System (GMFCS), berkorelasi positif dengan prevalensi epilepsi (Feroze et al., 2023) (Szpindel et al., 2021).
Karakteristik dan Manajemen Epilepsi pada CP
- Epilepsi pada anak-anak dengan CP sering muncul dengan kejang umum parsional dan sekunder yang kompleks, dan kejang ini cenderung memiliki onset lebih awal dan lebih sulit untuk dikendalikan (H, 2018).
- Banyak anak dengan CP dan epilepsi memerlukan pengobatan jangka panjang, sering melibatkan politerapi, untuk mengelola kejang mereka (Rufino et al., 2023) (H, 2018).
- Terlepas dari tantangan, beberapa anak mencapai kebebasan kejang, terutama mereka yang mengalami onset setelah usia dua tahun, jenis kelamin perempuan, dan pola cedera otak tertentu (Rufino et al., 2023) (Cooper et al., 2022).
Implikasi dan Pertimbangan Klinis
- Kehadiran epilepsi pada anak-anak dengan CP secara signifikan berdampak pada pemanfaatan perawatan kesehatan, dengan peningkatan rawat inap dan kunjungan gawat darurat dibandingkan dengan anak-anak dengan CP atau epilepsi saja (Szpindel et al., 2021).
- Mengidentifikasi dan mengelola epilepsi pada anak-anak dengan CP sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi beban perawatan kesehatan. Strategi manajemen klinis yang disesuaikan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompleks anak-anak ini (Alyoubi & Abu‐Zaid, 2024) (Pavone et al., 2020).
Sementara sebagian besar anak-anak dengan cerebral palsy mengalami kejang, itu bukan kondisi universal di antara semua individu dengan CP. Prevalensi dan karakteristik epilepsi pada populasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis dan tingkat keparahan CP, serta gangguan neurologis terkait. Memahami faktor-faktor ini sangat penting bagi dokter untuk memberikan manajemen dan dukungan yang efektif untuk anak-anak dengan CP dan epilepsi.