Sementara media populer sering menggambarkan individu dengan autisme memiliki bakat matematika yang luar biasa, ini tidak secara universal terjadi. Gagasan bahwa semua anak dengan autisme memiliki kemampuan matematika khusus adalah kesalahpahaman. Penelitian menunjukkan bahwa sementara beberapa individu dengan autisme memang menunjukkan keterampilan luar biasa dalam matematika, kasus-kasus ini relatif jarang dan tidak mewakili seluruh spektrum autisme. Keragaman kemampuan matematika di antara anak-anak dengan autisme dipengaruhi oleh berbagai faktor kognitif, neurologis, dan pendidikan.
Prevalensi Bakat Matematika dalam Autisme
- Hanya sekitar 10% individu dengan autisme menunjukkan keterampilan savant, yang mencakup kemampuan matematika yang luar biasa. Ini adalah sebagian kecil dari populasi autisme, menunjukkan bahwa bakat seperti itu tidak umum di antara semua individu dengan autisme (Winoto et al., 2017).
- Spektrum kemampuan matematika pada anak-anak dengan autisme berkisar dari tantangan yang signifikan hingga keterampilan luar biasa, dengan banyak anak tampil di bawah rekan-rekan neurotipikal mereka dalam matematika (Winoto et al., 2017) (Silva, 2018).
Faktor Kognitif dan Neurologis
- Beberapa anak dengan autisme dapat mengembangkan pola kognitif unik yang memfasilitasi munculnya keterampilan sarjana, termasuk kemampuan matematika. Pola-pola ini dicirikan oleh konektivitas dan organisasi otak yang berbeda, yang dapat mengarah pada cara berpikir yang berbeda dibandingkan dengan individu neurotipik (Peklari, 2019).
- Studi neuroimaging telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme yang memiliki kemampuan matematika luar biasa mungkin telah mempercepat perkembangan di daerah otak tertentu yang terkait dengan aritmatika, menunjukkan dasar neurobiologis untuk bakat-bakat ini (Zhao et al., 2024).
Pertimbangan Pendidikan dan Perkembangan
- Strategi pendidikan yang terstruktur dan disesuaikan sangat penting untuk mendukung perkembangan matematika anak-anak dengan autisme. Strategi ini dapat memanfaatkan kekuatan kognitif individu-individu ini, seperti strategi pemecahan masalah yang canggih, meskipun ada perbedaan dalam pola aktivasi otak (Silva, 2018).
- Indera angka simbolis memainkan peran khusus dalam memediasi kemampuan matematika pada anak-anak dengan autisme. Meskipun mereka mungkin memiliki gangguan dalam ketajaman non-simbolik, ketajaman simbolik mereka dapat utuh dan membantu mengatur informasi yang tidak tepat, membantu dalam kemahiran matematis (Hiniker et al., 2016).
Studi Kasus dan Variabilitas Individu
- Studi kasus individu dengan autisme yang memiliki kemampuan matematika luar biasa sering mengungkapkan interaksi kompleks dari kekuatan dan tantangan kognitif. Misalnya, beberapa individu mungkin memiliki kapasitas memori verbal pendengaran yang superior, yang mendukung keterampilan matematika mereka meskipun ada tantangan intelektual dan sosial lainnya (Stevens & Moffitt, 1988) (Kelly et al., 1997).
- Variabilitas keterampilan matematika di antara anak-anak dengan autisme juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kecemasan tes, penalaran persepsi, dan faktor sosial ekonomi, menyoroti perlunya intervensi pendidikan individual (Silva, 2018).
Sementara beberapa anak dengan autisme memang menunjukkan bakat matematika yang luar biasa, kasus-kasus ini bukanlah norma. Penggambaran individu autis sebagai sarjana matematika di media sebagian besar tidak konsisten dengan temuan penelitian. Mayoritas anak-anak dengan autisme menghadapi tantangan dalam matematika, dan kemampuan mereka dapat sangat bervariasi di seluruh spektrum. Memahami dan mendukung beragam kebutuhan anak-anak ini melalui strategi pendidikan yang disesuaikan sangat penting untuk mendorong perkembangan dan potensi kognitif mereka.