Pertanyaan apakah semua anak dengan autisme dapat belajar berhitung adalah kompleks dan beragam, karena melibatkan pemahaman beragam kemampuan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak pada spektrum autisme. Penelitian menunjukkan bahwa sementara banyak anak dengan autisme dapat belajar berhitung, tingkat dan cara mereka memperoleh keterampilan ini dapat bervariasi secara signifikan. Variabilitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kemampuan kognitif, keterampilan komunikasi, dan penggunaan metode dan teknologi pengajaran khusus. Di bawah ini, aspek-aspek kunci dari topik ini dieksplorasi secara rinci.
Variabilitas dalam Kemampuan Menghitung
- Anak-anak dengan autisme menunjukkan berbagai kemampuan dalam berhitung, dengan beberapa menunjukkan keterampilan jauh di atas tingkat usia mereka, sementara yang lain mungkin mengalami penundaan yang signifikan. Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa dari 18 anak dengan autisme, empat menunjukkan keterampilan berhitung di atas usia mereka, sementara yang lain menunjukkan penundaan 2-3 tahun dibandingkan dengan rekan-rekan mereka (Zdziechowska-Dzierzgwa, 2022).
- Variabilitas dalam keterampilan berhitung juga terkait dengan IQ verbal, karena anak-anak dengan kemampuan verbal yang lebih tinggi cenderung berkinerja lebih baik dalam operasi numerik (Kljajevic, 2022).
Peran Teknologi Bantu
- Aplikasi Augmented Reality (AR), seperti aplikasi NUM09, telah dikembangkan untuk membantu pembelajaran angka pada anak-anak autis dengan meningkatkan keterlibatan dan motivasi melalui elemen digital interaktif (T & Selvarani, 2022) (“An Interactive Number Learning Augmented Reality Application for Autistic Preschool Children”, 2022).
- Alat digital lainnya, seperti aplikasi visual dinamis dan tugas pengajaran terkomputerisasi, telah menunjukkan hasil positif dalam mengajarkan penghitungan dasar dan konsep angka kepada anak-anak dengan autisme (Noor & Azahari, 2017) (Kamaruzaman & Azahari, 2014).
Intervensi Pendidikan dan Alat Bantu Pengajaran
- Alat bantu pengajaran visual dan bahan konkret efektif dalam mengajarkan keterampilan berhitung kepada anak-anak dengan autisme. Alat-alat ini membantu menjembatani kesenjangan antara konsep abstrak dan aplikasi dunia nyata, membuat pembelajaran lebih mudah diakses (Ramli & Thani, 2019) (Brito & Geller, 2020).
- Penggunaan metode pengajaran terstruktur, seperti Paradigma Kesetaraan Stimulus, telah berhasil dalam mengajarkan konsep angka, menunjukkan pentingnya strategi pendidikan yang disesuaikan (Garcia et al., 2017).
Tantangan dan Pertimbangan
- Terlepas dari potensi untuk belajar, anak-anak dengan autisme sering menghadapi tantangan dalam memperoleh keterampilan berhitung, seperti kesulitan dalam konsentrasi dan komunikasi, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar berhitung (Husna et al., 2022).
- Kebutuhan akan adaptasi kurikulum sangat penting untuk mengakomodasi kebutuhan dan preferensi pembelajaran unik anak-anak dengan autisme, memastikan bahwa intervensi pendidikan efektif dan bermakna (Brito & Geller, 2020).
Sementara banyak anak dengan autisme dapat belajar berhitung, prosesnya tidak seragam di semua individu. Keberhasilan belajar keterampilan berhitung tergantung pada kombinasi kemampuan individu, penggunaan metode pengajaran yang tepat, dan integrasi teknologi bantu. Penting untuk menyadari bahwa sementara beberapa anak mungkin unggul, yang lain mungkin memerlukan dukungan dan intervensi yang lebih disesuaikan untuk mencapai hasil yang sama.