Perbedaan gender dalam berhitung anak-anak telah menjadi topik yang menarik minat penelitian, dengan penelitian menghasilkan hasil yang beragam. Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gender dalam berhitung minimal atau tidak ada, yang lain menunjukkan bahwa perbedaan dapat muncul dalam kondisi atau konteks tertentu. Bukti dari makalah yang disediakan menunjukkan bahwa sementara perbedaan gender intrinsik dalam keterampilan berhitung awal sebagian besar tidak ada, faktor sosiokultural dan praktik pendidikan dapat berkontribusi pada perbedaan yang diamati dalam kinerja berhitung seiring bertambahnya usia anak-anak. Di bawah ini, temuan dari makalah diatur ke dalam tema-tema utama.
Kesamaan Gender Intrinsik dalam Berhitung Awal
- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan gender intrinsik dalam keterampilan berhitung awal. Misalnya, penelitian yang melibatkan anak-anak berusia 6 bulan hingga 8 tahun tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam kemampuan kuantitatif dan matematika awal antara anak laki-laki dan perempuan, menunjukkan bahwa kedua jenis kelamin sama-sama diperlengkapi untuk bernalar tentang matematika selama masa kanak-kanak dini (Kersey et al., 2018).
- Demikian pula, sebuah studi tentang kompetensi numerik awal anak-anak prasekolah menemukan bukti substanțial yang mendukung kesetaraan gender di berbagai tugas numerik, menunjukkan bahwa kompetensi numerik awal tidak menjelaskan perbedaan gender yang dilaporkan kemudian dalam matematika (Bakker et al., 2019).
Pengaruh Sosiokultural dan Stereotip
- Stereotip gender dapat berdampak negatif pada kinerja gadis-gadis muda dalam tugas-tugas berhitung. Sebuah penelitian menemukan bahwa ketika tugas dibingkai sebagai tes matematika, anak perempuan yang mendukung stereotip yang mengaitkan matematika dengan anak laki-laki tampil lebih buruk, menyoroti efek merugikan dari aktivasi stereotip pada indra angka intuitif anak perempuan (Gonzalez et al., 2021).
- Pengaruh stereotip gender menunjukkan bahwa faktor sosiokultural, bukan kemampuan intrinsik, dapat berkontribusi pada perbedaan gender yang diamati dalam kinerja berhitung.
Konteks Pendidikan dan Perbedaan Gender
- Dalam beberapa konteks pendidikan, perbedaan gender dalam berhitung telah diamati. Sebagai contoh, sebuah penelitian di Indonesia menemukan bahwa anak perempuan mengungguli anak laki-laki dalam hal berhitung, dengan kesenjangan melebar dari waktu ke waktu, menunjukkan bahwa praktik pendidikan mungkin memainkan peran dalam menumbuhkan kesenjangan gender (Suryadarma, 2015).
- Studi lain di Indonesia melaporkan bahwa sementara siswa perempuan memiliki skor literasi berhitung yang lebih tinggi daripada siswa laki-laki, analisis inferensial tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, menunjukkan bahwa perbedaan yang diamati mungkin tidak kuat secara statistik (Jahring & Haidar, 2023).
Efek Usia Relatif dan Jenis Kelamin
- Efek usia relatif (RAE) juga dapat mempengaruhi kinerja berhitung, dengan anak laki-laki yang lahir di awal tahun sering mengungguli anak perempuan yang lahir di akhir tahun. Ini menunjukkan bahwa faktor terkait usia, bukan jenis kelamin itu sendiri, dapat berkontribusi pada perbedaan kinerja dalam tes berhitung (Aune et al., 2018).
Kesamaan Gender dalam Keterampilan Numerik Dasar
- Sebuah studi komprehensif menggunakan analisis Bayesian dan frekuensitis menemukan bukti kuat kesamaan gender dalam keterampilan numerik dasar, menunjukkan bahwa setiap keuntungan pria dalam keterampilan numerik dasar adalah pengecualian daripada aturan (Hutchison et al., 2019).
- Studi lain tidak menemukan perbedaan gender yang signifikan dalam kinerja anak-anak usia sekolah awal pada berbagai tugas berhitung, mendukung hipotesis kesamaan gender dalam keterampilan numerik dasar (Escudero et al., 2022).
Sementara perbedaan gender intrinsik dalam keterampilan berhitung awal tampak minimal, peran pengaruh sosiokultural, praktik pendidikan, dan efek usia relatif tidak dapat diabaikan. Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada perbedaan gender yang diamati dalam kinerja berhitung saat anak-anak maju melalui perjalanan pendidikan mereka. Mengatasi pengaruh ini melalui intervensi yang ditargetkan dan perubahan kebijakan dapat membantu mengurangi kesenjangan gender dalam berhitung dan mempromosikan kesetaraan gender dalam pencapaian matematika.
