A father and son building with magnetic blocks in a cozy living room setting.

Apakah Penggunaan Keyboard Atau Mengetik Bisa Menggantikan Menulis Tangan Bagi Anak Dengan Disgrafia?

Pertanyaan apakah penggunaan keyboard atau pengetikan dapat menggantikan tulisan tangan untuk anak-anak dengan disgrafia adalah kompleks dan beragam. Disgrafia, ketidakmampuan belajar yang memengaruhi kemampuan menulis, menghadirkan tantangan dalam tulisan tangan, mengetik, dan mengeja. Sementara tulisan tangan secara tradisional ditekankan dalam pengaturan pendidikan, munculnya alat digital menawarkan metode alternatif bagi anak-anak dengan disgrafia untuk mengekspresikan diri. Penelitian menunjukkan bahwa sementara keyboarding dapat bermanfaat, mungkin tidak sepenuhnya menggantikan kebutuhan untuk latihan tulisan tangan, yang memiliki manfaat kognitif yang unik. Berikut adalah pertimbangan utama dari penelitian ini:

Manfaat Keyboard untuk Disgrafia

  • Peningkatan Motivasi dan Mengurangi Frustrasi: Keyboarding telah terbukti meningkatkan motivasi dan mengurangi frustrasi pada anak-anak dengan disgrafia. Misalnya, sebuah studi kasus yang melibatkan seorang anak Jepang dengan disgrafia menunjukkan bahwa instruksi keyboarding mengurangi beban mental yang terkait dengan menulis dan meningkatkan kecepatan dan akurasi menulis dari waktu ke waktu (Nakamura et al., 2024).
  • Peningkatan Kinerja Menulis: Dalam sebuah penelitian yang melibatkan anak-anak dengan gangguan spektrum autisme, keyboarding ditemukan efektif dalam mengatasi kesulitan tulisan tangan, dengan siswa menunjukkan motivasi yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik dalam komposisi keyboard dibandingkan dengan yang tulisan tangan (Ashburner et al., 2012).
  • Sikap Belajar yang Ditingkatkan: Keyboard dapat menumbuhkan sikap belajar yang positif dan partisipasi dalam kegiatan kelas, sebagaimana dibuktikan oleh laporan kasus seorang anak dengan ADHD dan disgrafia (Nakamura et al., 2024).

Keterbatasan dan Pentingnya Tulisan Tangan

  • Manfaat Kognitif dan Sensori-Motorik: Tulisan tangan terkait dengan jejak memori sensori-motorik yang memfasilitasi akuisisi bahasa tertulis. Penelitian telah menunjukkan bahwa pelatihan tulisan tangan dapat lebih unggul daripada mengetik dalam meningkatkan kinerja penulisan kata dan membaca, menunjukkan bahwa penggabungan aksi-persepsi dalam tulisan tangan bermanfaat untuk pengembangan literasi (Kiefer et al., 2015) (Mayer et al., 2020).
  • Integrasi Visual-Motor: Latihan tulisan tangan dapat meningkatkan integrasi visual-motorik, yang sangat penting untuk keterampilan menulis. Aplikasi seperti Write-Rite dirancang untuk meningkatkan kemampuan tulisan tangan melalui latihan interaktif yang disesuaikan untuk anak-anak disgrafis (Rahim & Jamaludin, 2019).
  • Pendekatan Multisensoris: Alat seperti Wridy, yang menggabungkan elemen multisensori, menyoroti pentingnya melibatkan banyak indera dalam praktik tulisan tangan, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan gangguan belajar (Wee et al., 2021).

Inovasi Teknologi dan Alat Bantu

  • Alat Bantulan: Inovasi seperti Graphibabot dan alat bantu lainnya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tulisan tangan dengan memberikan umpan balik dan analisis, membantu anak-anak dengan disgrafia untuk secara bertahap meningkatkan kemampuan menulis mereka (Sumathi et al., 2024)].
  • Keyboard Khusus: Keyboard khusus yang dirancang untuk anak-anak dengan ketidakmampuan belajar dapat membuat pengetikan lebih mudah diakses dan menarik, berpotensi berfungsi sebagai alat pelengkap tulisan tangan tradisional (Cowley & Peter, 2000).

Sementara keyboarding menawarkan keuntungan yang signifikan, terutama dalam mengurangi frustrasi dan meningkatkan motivasi, tulisan tangan tetap menjadi keterampilan penting dengan manfaat kognitif yang unik. Integrasi kedua metode, didukung oleh inovasi teknologi dan intervensi yang disesuaikan, dapat memberikan dukungan paling komprehensif untuk anak-anak dengan disgrafia. Penelitian di masa depan harus terus mengeksplorasi efek jangka panjang dari alat-alat ini pada akuisisi literasi dan perkembangan kognitif.

Nakamura, K., Nagami, S., Iimura, D., & Shiomi, M. (2024). Keyboarding Instruction for a Japanese Child With Attention Deficit Hyperactivity Disorder and Dysgraphia Reduced Frustration in Handwriting: A Case Report. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.74298
Ashburner, J., Ziviani, J., & Pennington, A. (2012). The Introduction of Keyboarding to Children With Autism Spectrum Disorders With Handwriting Difficulties: A Help or a Hindrance? Australasian Journal of Special Education. https://doi.org/10.1017/JSE.2012.6
Kiefer, M., Schuler, S., Mayer, C., Trumpp, N. M., Hille, K., & Sachse, S. (2015). Handwriting or Typewriting? The Influence of Pen- or Keyboard-Based Writing Training on Reading and Writing Performance in Preschool Children. Advances in Cognitive Psychology. https://doi.org/10.5709/ACP-0178-7
Mayer, C., Wallner, S., Budde-Spengler, N., Budde-Spengler, N., Braunert, S., Arndt, P. A., & Kiefer, M. (2020). Literacy Training of Kindergarten Children With Pencil, Keyboard or Tablet Stylus: The Influence of the Writing Tool on Reading and Writing Performance at the Letter and Word Level. Frontiers in Psychology. https://doi.org/10.3389/FPSYG.2019.03054
Rahim, N., & Jamaludin, Z. (2019). Write-rite: enhancing handwriting proficiency of children with dysgraphia. https://doi.org/10.32890/JICT2019.18.3.8290
Sumathi, S., Pavithra, R., T, S. P., & S, Y. P. (2024). Graphibabot-An Aiding Device for Dysgraphia. https://doi.org/10.1109/icpects62210.2024.10780051
Cowley, M. J., & Peter, M. (2000). A keyboard for children, dyslectics and mentally handicapped.
Scroll to Top