Pertanyaan apakah penggunaan gadget dapat memperburuk hiperaktif adalah pertanyaan yang relevan, terutama dalam konteks anak-anak dan remaja. Penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan antara penggunaan gadget yang berlebihan dan peningkatan gejala hiperaktif dan gangguan defisit perhatian. Hubungan ini sangat jelas pada anak-anak yang lebih muda, di mana dampak waktu layar yang berkepanjangan dapat mengganggu proses perkembangan normal. Bagian berikut akan menyelidiki bukti yang mendukung korelasi ini, mekanisme yang terlibat, dan implikasi yang lebih luas dari temuan ini.
Korelasi Antara Penggunaan Gadget dan Hiperaktif
Anak-anak Prasekolar: Penelitian telah menunjukkan korelasi yang kuat antara penggunaan gadget dan hiperaktif pada anak prasekolah. Misalnya, sebuah penelitian yang dilakukan di PAUD Bougenville, Cawang, menemukan bahwa 70,4% anak-anak yang menggunakan gadget secara berlebihan menunjukkan gejala ADHD potensial, dengan koefisien korelasi sempurna 1.000 antara intensitas penggunaan gadget dan risiko ADHDÂ (Ningtyas et al., 2024). Studi lain di Jakarta Timur melaporkan hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dan masalah perkembangan, termasuk hiperaktif, dengan nilai p 0,016Â (Kumala & Wahyuni, 2024)].
Anak-anak Usia Sekolah: Penelitian di SDN 2 Kalibagor menunjukkan korelasi yang signifikan antara penggunaan gadget dan hiperaktif, dengan nilai p 0,004. Studi ini juga menyoroti dampak penggunaan gadget pada interaksi sosial, yang dapat memperburuk perilaku hiperaktif (rahmah, 2020).
Remaja: Meskipun korelasinya kurang jelas pada remaja, beberapa penelitian menunjukkan hubungan potensial. Misalnya, sebuah penelitian yang melibatkan remaja di Kabupaten Wajo menemukan perbedaan perilaku hiperaktif-kurang perhatian berdasarkan durasi penggunaan gadget, meskipun ini tidak signifikan secara statistik (Rimayanti & Trisnawaty, 2023) (Rimayanti et al., n.d.).
Mekanisme Dampak
Produksi Dopamin: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi dopamin, yang mempengaruhi perkembangan korteks prefrontal. Area otak ini sangat penting untuk mengendalikan emosi, pengaturan diri, dan pengambilan keputusan, yang semuanya terganggu pada gangguan hiperaktivit (Ningtyas et al., 2024).
Ketidakaktifan Fisik: Gadget sering menyebabkan perilaku menetap, yang dapat berkontribusi pada hiperaktif dengan mengurangi peluang aktivitas fisik yang membantu mengatur tingkat energi dan perhatian (rahmah, 2020) (Kumala & Wahyuni, 2024).
Implikasi yang Lebih Luas
Perkembangan Psikososial: Di luar hiperaktif, penggunaan gadget yang berlebihan terkait dengan masalah perkembangan psikososial yang lebih luas, termasuk tantangan emosional dan sosial. Penelitian telah menunjukkan korelasi yang signifikan antara penggunaan gadget dan masalah perkembangan emosional pada anak-anak prasekolah (Veniawati et al., 2022) (Masyarakat et al., 2022).
Rekomendasi untuk Orang Tua dan Pendidik: Mengingat temuan ini, disarankan agar orang tua dan pendidik memantau dan membatasi penggunaan gadget anak-anak. American Academy of Pediatrics menyarankan tidak lebih dari satu jam waktu layar per hari bagi anak-anak prasekolah untuk mengurangi risiko ini (Naufal et al., 2023).
Meskipun bukti sangat mendukung hubungan antara penggunaan gadget dan hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan bahwa tidak semua penelitian menemukan hasil yang signifikan secara statistik, terutama pada anak-anak yang lebih tua dan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain, seperti perbedaan individu dan pengaruh lingkungan, juga dapat berperan dalam perkembangan gejala hiperaktif. Oleh karena itu, sementara penggunaan gadget merupakan faktor yang signifikan, itu harus dipertimbangkan sebagai bagian dari konteks pengaruh yang lebih luas pada perkembangan anak dan remaja.