Anak-anak hiperaktif yang terlambat menghitung cenderung menghadapi kesulitan akademik di masa depan. Hal ini terutama disebabkan oleh hubungan yang kuat antara hiperaktif, terutama bila digabungkan dengan kurangnya perhatian, dan kinerja akademik yang buruk. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa anak-anak dengan hiperaktif dan defisit perhatian, bahkan jika tidak didiagnosis dengan ADHD, cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. Tren ini berlanjut hingga remaja dan seterusnya, mempengaruhi berbagai domain akademik seperti membaca, menulis, dan matematika. Bagian berikut akan menyelidiki aspek-aspek spesifik dari hubungan ini.
Dampak Hiperaktif dan Kurang Perhatian pada Prestasi Akademik
- Hiperaktif dan kurangnya perhatian adalah prediktor signifikan dari kesulitan akademik. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan tingkat gejala ini yang tinggi berkinerja lebih buruk secara akademis, terutama dalam membaca, menulis, dan matematika (Salla et al., 2016) (Rodriguez et al., 2007)].
- Kurangnya perhatian, lebih dari hiperaktif, telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam prestasi akademik yang kurang. Anak-anak dengan lintasan kurang perhatian yang tinggi selama anak usia dini dan menengah berisiko mengalami hasil pendidikan yang buruk pada usia 12Â (Salla et al., 2016).
- Dampak negatif gejala ADHD pada prestasi pendidikan didukung oleh bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak dengan lebih banyak gejala ADHD cenderung memiliki kinerja akademik yang lebih rendah, terlepas dari faktor genetik dan lingkungan (Zeeuw et al., 2017).
Studi Longitudinal dan Hasil Akademik Masa Depan
- Studi longitudinal menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif terus mengalami tantangan akademik hingga remaja. Anak-anak ini sering menunjukkan gangguan prestasi akademik dan perhatian, serta ketidakhambatan perilaku (Fischer et al., 1990) (Barkley et al., 1990).
- Studi Longitudinal Milwaukee menemukan bahwa gejala ADHD bertahan hingga dewasa muda, mempengaruhi hasil pendidikan dan pekerjaan (Barkley & Fischer, n.d.).
- Masalah hiperaktif dan kurangnya perhatian dini dikaitkan dengan kinerja akademik yang lebih rendah pada usia 16 tahun, sebagaimana dibuktikan dengan penurunan skor GCSE pada anak laki-laki (Washbrook et al., 2013).
Domain Akademik Tertentu Terpengaruh
- Kemampuan matematika terutama dipengaruhi oleh gejala ADHD, dengan asosiasi negatif yang lebih kuat diamati untuk komponen lalai daripada komponen hiperaktif-impulsif (Tosto et al., 2015).
- Anak-anak dengan gejala ADHD, termasuk mereka yang hiperaktif dan lalai, sering mencapai nilai yang lebih rendah di sekolah, yang konsisten dengan temuan dari penelitian pada anak-anak dengan ADHD yang didiagnosis (Merrell & Tymms, 2001).
Sementara bukti sangat mendukung hubungan antara hiperaktif, kurangnya perhatian, dan kesulitan akademik, penting untuk mempertimbangkan bahwa tidak semua anak hiperaktif akan mengalami tingkat gangguan akademik yang sama. Faktor-faktor seperti intervensi dini, lingkungan pendidikan yang mendukung, dan penggunaan obat-obatan dapat mengurangi beberapa hasil negatif yang terkait dengan gejala ADHD. Selain itu, heterogenitas dalam ADHD menunjukkan bahwa perbedaan individu dalam presentasi gejala dan tingkat keparahan dapat menyebabkan lintasan akademis yang berbeda (Zeeuw et al., 2017) (Tosto et al., 2015).