Tidak jarang anak-anak menghafal kata-kata tanpa bisa membaca kata-kata baru secara mandiri. Fenomena ini dapat dikaitkan dengan berbagai tahap perkembangan dan proses kognitif yang terlibat dalam akuisisi membaca. Anak-anak sering mengandalkan menghafal sebagai strategi sebelum mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mendekode kata-kata baru. Ini adalah bagian normal dari proses pembelajaran, terutama pada anak usia dini, dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kapasitas memori, kesadaran fonologis, dan paparan bahasa. Berikut adalah beberapa aspek utama yang perlu dipertimbangkan:
Tahapan Perkembangan dalam Membaca
- Kesadaran Fonologis: Anak-anak biasanya maju melalui tahapan perkembangan membaca, dimulai dengan isyarat visual dan bergerak menuju kesadaran fonologis, yang melibatkan pemahaman hubungan antara huruf dan suara. Perkembangan ini sangat penting untuk mengembangkan kemampuan memecahkan kode kata-kata baru (Binns, 1997).
- Pemetaan Cepat: Anak kecil sering menggunakan proses yang disebut “pemetaan cepat” untuk dengan cepat membentuk representasi leksikal dari kata-kata baru yang mereka temui. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghafal kata-kata tanpa sepenuhnya memahami struktur fonetik mereka (Dollaghan, 1985).
Faktor Kognitif
- Memori dan Pembelajaran: Memori jangka pendek verbal memainkan peran penting dalam akuisisi kosakata. Anak-anak dengan memori kerja yang buruk mungkin kesulitan mempelajari kata-kata baru, tetapi mereka sering menggunakan strategi pembelajaran yang serupa dengan mereka yang memiliki kapasitas memori tipikal (Côté et al., 2014).
- Memori Implisit dan Prosedural: Beberapa anak, bahkan mereka yang memiliki gangguan memori, dapat mempelajari kata-kata baru melalui proses memori implisit dan prosedural, yang tidak bergantung pada memori semantik eksplisit (Benedict et al., 1998).
Kesulitan Membaca dan Disleksia
- Disabilitas Membaca: Kesulitan membaca tertentu, seperti disleksia, dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mempelajari kata-kata baru. Disleksia ditandai dengan kesulitan dalam pemrosesan fonologis, yang dapat menghambat kemampuan untuk memecahkan kode kata-kata yang tidak dikenal (Thambirajah, 2010).
- Keterlambatan Perkembangan: Beberapa anak mungkin mengalami kelambatan kedewasaan, di mana keterampilan membaca mereka berkembang lebih lambat daripada teman sebayanya. Keterlambatan ini dapat mengakibatkan ketergantungan sementara pada menghafal sebelum mereka “mengejar” kemampuan membaca mereka (Rudel, 1981).
Pengaruh Lingkungan dan Emosional
- Faktor Eksternal: Gangguan emosional, kurangnya motivasi, dan pendidikan yang buruk dapat berkontribusi pada kesulitan membaca, mempengaruhi kemampuan anak untuk mempelajari kata-kata baru (Hashwani, 2011).
- Membaca sebagai Keterampilan yang Dibelajar: Membaca bukanlah kemampuan bawaan tetapi keterampilan yang dipelajari yang membutuhkan instruksi dan latihan. Anak-anak dikirim ke sekolah untuk belajar membaca, menyoroti pentingnya dukungan pendidikan dalam mengembangkan keterampilan membaca (Gough & Hillinger, 1980).
Meskipun menghafal kata-kata tanpa kemampuan membaca kata-kata baru adalah tahap umum dalam perkembangan membaca, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dari lingkungan belajar dan kemampuan kognitif anak. Beberapa anak mungkin menghadapi tantangan seperti disleksia atau keterlambatan perkembangan, yang memerlukan intervensi dan dukungan yang ditargetkan. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu pendidik dan orang tua menyediakan sumber daya dan strategi yang diperlukan untuk memfasilitasi pengembangan membaca.