Metode multisensori, yang melibatkan integrasi sentuhan, suara, dan gerakan, telah menunjukkan harapan dalam mempercepat pembelajaran keterampilan membaca, menulis, dan aritmatika (calistung). Metode-metode ini memanfaatkan kemampuan otak untuk memproses dan mengintegrasikan informasi dari berbagai modalitas sensorik, sehingga meningkatkan hasil pembelajaran. Dengan melibatkan banyak indera secara bersamaan, pendekatan multisensori dapat meningkatkan retensi memori, pemahaman konseptual, dan motivasi di antara peserta didik. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kecil dan mereka yang mengalami kesulitan belajar, karena melayani gaya dan kebutuhan belajar yang beragam. Di bawah ini, aspek-aspek kunci tentang bagaimana metode multisensori dapat mempercepat pembelajaran calistung dibahas.
Retensi Memori yang Ditingkatkan dan Pemahaman Konseptual
- Pembelajaran multisensori melibatkan penggunaan saluran visual, pendengaran, kinestetik, dan sentuhan, yang dapat mengarah pada retensi memori dan pemahaman konsep yang lebih baik. Dengan melibatkan banyak indera, peserta didik lebih cenderung mengingat dan menyerap informasi secara efektif (Georgieva, 2024) (Nurjanah et al., 2024).
- Dalam sebuah penelitian yang melibatkan siswa sekolah menengah pertama, pendekatan multisensori ditemukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan retensi informasi jangka panjang, terutama dalam mata pelajaran abstrak seperti matematika dan sains (Nurjanah et al., 2024).
Dukungan untuk Beragam Gaya Belajar dan Kebutuhan Khusus
- Metode multisensori efektif dalam mengatasi keragaman gaya belajar siswa, menjadikannya sangat bermanfaat bagi siswa dengan kebutuhan khusus, seperti disleksia dan gangguan pemrosesan sensorik (Nurjanah et al., 2024) (Yoliando, 2022).
- Untuk anak-anak dengan disleksia, pendekatan multisensori yang mengintegrasikan elemen visual, pendengaran, dan kinestetik-taktil telah terbukti meningkatkan kemampuan fonetik dan meningkatkan keterampilan membaca, mengeja, dan menulis (Yoliando, 2022).
Peningkatan Literasi Awal dan Keterampilan Membaca
- Metode multisensori telah berhasil diterapkan untuk mengatasi kesulitan membaca pada siswa muda. Misalnya, sebuah penelitian pada siswa kelas empat menunjukkan peningkatan kecepatan membaca, menghafal alfabet, dan pengenalan kata melalui penggunaan teknik multisensori (Mitak et al., 2023).
- Dalam pembelajaran literasi awal, menggabungkan komponen sentuhan dan kinestetik, seperti menelusuri huruf, di samping metode visual dan pendengaran tradisional, telah direkomendasikan untuk memancapkan perkembangan melek huruf anak kecil (Neumann et al., 2012).
Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan
- Penggunaan metode multisensori dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi siswa, membuat mereka lebih aktif dan interaktif dalam proses belajar mereka. Hal ini terutama terlihat di lingkungan di mana siswa didorong untuk menggunakan banyak indera untuk mengeksplorasi dan memahami konsep baru (Mitak et al., 2023) (Seidl et al., 2023).
Integrasi Teknologi dan Alat Inovatif
- Pengembangan perangkat pembelajaran multisensori, seperti manual taktil dan kit pembelajaran interaktif, memberikan cara-cara inovatif untuk melibatkan siswa. Alat-alat ini dapat meningkatkan perkembangan sensorik dan hasil pembelajaran, terutama untuk siswa dengan gangguan penglihatan atau kebutuhan pendidikan khusus lainnya (James, 2018) (Зорочкіна et al., 2024).
Sementara metode multisensori menawarkan manfaat yang signifikan dalam mempercepat pembelajaran calistung, penting untuk mempertimbangkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami kemanjurannya. Meskipun studi yang ada menyoroti hasil positif, studi yang lebih terkontrol diperlukan untuk menentukan manfaat yang tepat dan mengoptimalkan penerapan metode ini dalam berbagai pengaturan pendidikan. Selain itu, pelatihan guru dan penyediaan sumber daya sangat penting untuk keberhasilan penerapan pendekatan multisensori, memastikan bahwa pendidik diperlengkapi untuk secara efektif mengintegrasikan metode ini ke dalam praktik pengajaran mereka (Nurjanah et al., 2024) (Neumann et al., 2012).