Delightful baby boy crawling on a wooden floor, playing happily in a vibrant green nursery.

Apakah Metode Multisensori Cocok Untuk Anak Cerebral Palsy Dalam Belajar Membaca?

Metode multisensori telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan melek huruf di antara anak-anak, termasuk mereka yang menderita cerebral palsy. Metode-metode ini memanfaatkan integrasi beberapa input sensorik — visual, pendengaran, kinestetik, dan taktil — untuk memfasilitasi pembelajaran, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan cerebral palsy yang mungkin menghadapi tantangan unik di lingkungan belajar tradisional. Efektivitas pendekatan multisensori dalam pengembangan literasi didukung oleh berbagai penelitian, yang menunjukkan potensi kesesuaiannya untuk anak-anak dengan cerebral palsy dalam belajar membaca.

Manfaat Metode Multisensori

  • Keterlibatan dan Pembelajaran yang Ditingkat: Metode multisensori, seperti Pendekatan Slingerland, menciptakan kondisi untuk integrasi otomatis saluran sensorik, yang dapat membantu anak-anak mengatasi kesulitan dalam membaca dan menulis dengan melibatkan beberapa area otak secara bersamaan (Restiglian & Tonegato, 2023). Pendekatan ini dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan cerebral palsy, yang mungkin memiliki kebutuhan pemrosesan sensorik yang beragam.

  • Neuroplastisitas dan Pengembangan Literasi: Alat seperti Alfaba, yang menggunakan metodologi pembelajaran multisensori dan taktil, telah terbukti meningkatkan literasi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip neuroplastisitas. Pendekatan ini efektif dalam mengembangkan koneksi saraf penting untuk membaca dan menulis, sehingga cocok untuk anak-anak dengan cerebral palsy yang mungkin mendapat manfaat dari keterlibatan saraf tersebut (AUTHOR_ID et al., 2024).

  • Peningkatan Keterampilan Membaca: Studi telah menunjukkan bahwa teknik multisensori dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca, termasuk membaca suku kata terbuka, pada anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus. Ini termasuk anak-anak dengan berbagai tantangan kognitif dan perkembangan, menunjukkan potensi penerapan bagi mereka yang menderita cerebral palsy (Zairin & Nordin, 2023).

Aplikasi Praktis

  • Pembelajaran Interaktif dan Taktil: Lingkungan multisensori yang dirancang untuk anak-anak dengan cerebral palsy, seperti yang menggunakan visi komputer dan grafik real-time, memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan menarik. Lingkungan ini dapat menumbuhkan otonomi dan kesejahteraan, yang sangat penting untuk pembelajaran yang efektif (Mauri et al., 2012).

  • Intervensi Literasi Awal : Program multisensori telah diidentifikasi sebagai intervensi literasi awal yang efektif, menggabungkan kegiatan seperti menggambar, menyanyi, dan menulis taktil, yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dengan cerebral palsy (Solichah & Nawangsari, 2024).

Tantangan dan Pertimbangan

  • Adaptasi terhadap Kebutuhan Individu: Meskipun metode multisensori menjanjikan, metode ini harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak-anak dengan cerebral palsy. Ini termasuk mempertimbangkan tingkat keparahan kondisi dan tantangan pemrosesan sensorik spesifik yang dihadapi setiap anak (Mauri et al., 2012).

  • Kesenjangan Penelitian: Ada kebutuhan untuk penelitian yang lebih empiris yang secara khusus berfokus pada penerapan metode multisensori untuk anak-anak dengan cerebral palsy. Studi saat ini sering berfokus pada populasi yang lebih luas, dan penelitian yang ditargetkan dapat memberikan panduan yang lebih definitif (Kucirkova & Rodriguez-Leon, 2023).

Kesimpulannya, sementara metode multisensori menunjukkan potensi untuk membantu anak-anak dengan cerebral palsy dalam belajar membaca, penting untuk menyesuaikan pendekatan ini dengan kebutuhan individu dan melanjutkan penelitian untuk mengoptimalkan efektivitasnya. Integrasi input sensorik dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan menarik, tetapi pertimbangan dan adaptasi yang cermat diperlukan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan cerebral palsy.

Restiglian, E., & Tonegato, P. (2023). A Multisensory Approach to Language Arts  The Slingerland Approach in a Californian School. Educazione Linguistica Language Education. https://doi.org/10.30687/elle/2280-6792/2023/01/002
AUTHOR_ID, N., AUTHOR_ID, N., Aguiar, M. S. de, AUTHOR_ID, N., Lopes, J. P., Mackedanz, T. D., AUTHOR_ID, N., AUTHOR_ID, N., & AUTHOR_ID, N. (2024). Neuroplasticity-Based Literacy Rescue: A Multisensory and Tangible Learning Methodology for Children at Risk. https://doi.org/10.1109/educon60312.2024.10578819
Zairin, S., & Nordin, M. N. (2023). The effectiveness of a multisensory approach in improving open syllabic reading skills of special education needs students (sens). https://doi.org/10.59055/se.v1i1.8
Mauri, C., Solanas, A., & Granollers, T. (2012). A Nonformal Interactive Therapeutic Multisensory Environment for People With Cerebral Palsy. International Journal of Human-Computer Interaction. https://doi.org/10.1080/10447318.2011.581894
Solichah, N., & Nawangsari, N. A. F. (2024). Exploring multisensory programs as early literacy interventions: a scoping review. International Journal of Evaluation and Research in Education. https://doi.org/10.11591/ijere.v13i5.28991
Kucirkova, N., & Rodriguez-Leon, L. (2023). Multisensory Reading in Early Childhood: Systematic Review with Theoretical Guidance for Human Development Studies. Human Development. https://doi.org/10.1159/000531633
Scroll to Top