A father and his baby enjoy a bonding moment while reading together indoors.

Apakah Mendongeng Juga Termasuk Cara Mengajarkan Anak Membaca?

Mendongeng adalah alat pendidikan multifaset yang melampaui hiburan belaka untuk mencakup mengajar anak-anak cara membaca. Ini memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan literasi dengan menumbuhkan minat dalam membaca, meningkatkan pemahaman, dan membangun kosakata. Mendongeng dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan literasi melalui berbagai metode, termasuk mendongeng lisan tradisional, mendongeng digital, dan mendongeng interaktif dengan teman sebaya atau karakter virtual. Metode ini tidak hanya melibatkan anak-anak tetapi juga memberikan dasar untuk keterampilan membaca. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci tentang bagaimana mendongeng berkontribusi untuk mengajar anak-anak membaca.

Menumbuhkan Minat Membaca

  • Mendongeng dapat memicu minat anak dalam membaca dengan membuat pengalaman menyenangkan dan menarik. Ini memperkenalkan anak-anak ke dunia buku dan cerita, mendorong mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh sendiri. Paparan awal ini sangat penting untuk mengembangkan kebiasaan membaca seumur hidup (Arsanti et al., 2024) (Nuraini, 2020).
  • Penggunaan mendongeng di ruang kelas, seperti membaca dengan lantang, membantu anak-anak mengembangkan kecintaan membaca dan keakraban dengan bahasa tertulis, yang penting untuk pengembangan literasi (Prieto, 2016).

Meningkatkan Pemahaman Membaca

  • Mendongeng membantu meningkatkan pemahaman bacaan dengan membantu anak-anak memahami struktur dan urutan cerita. Ini mendorong mereka untuk berpikir kritis tentang narasi dan elemen-elemennya, seperti karakter dan plot (Santoso et al., 2023).
  • Melalui mendongeng, anak-anak belajar menceritakan kembali cerita, yang meningkatkan pemahaman dan kefasihan mereka. Latihan ini membantu mereka memahami isi dan struktur cerita, membuatnya lebih mudah untuk memahami teks tulis (Nuraini, 2020)].

Membangun Kosakata dan Keterampilan Bahasa

  • Mendongeng memperkaya kosakata anak-anak dengan mengekspos mereka pada kata-kata dan frasa baru dalam konteks. Paparan ini sangat penting untuk pengembangan bahasa dan keterampilan melek huruf (Satriani, 2019).
  • Mendongeng interaktif, seperti dengan teman sebaya virtual, memungkinkan anak-anak untuk melatih keterampilan bahasa dalam pengaturan yang dinamis, mempromosikan penggunaan struktur dan ekspresi linguistik tingkat lanjut (“Literacy Learning by Storytelling with a Virtual Peer”, 2023).

Memanfaatkan Digital Storytelling

  • Mendongeng digital menawarkan pendekatan modern untuk pendidikan literasi, menggabungkan penceritaan tradisional dengan teknologi. Ini melibatkan anak-anak dalam lingkungan multimedia, membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik (Adara, 2020).
  • Melatih orang tua untuk menggunakan penceritaan digital dapat memperluas pembelajaran literasi di luar kelas, melibatkan mereka dalam pendidikan anak-anak mereka dan memperkuat ikatan keluarga (Adara, 2020).

Mengatasi Tantangan dalam Mendongeng untuk Literasi

  • Meskipun mendongeng bermanfaat, tantangan seperti berbagai tingkat kemahiran siswa dan kompleksitas teks dapat menghambat efektivitasnya. Pendidik perlu menyesuaikan kegiatan mendongeng untuk memenuhi beragam kebutuhan siswa (Satriani, 2019)].
  • Memastikan bahwa kegiatan mendongeng terstruktur dengan baik dan diukur dapat memaksimalkan dampaknya pada keterampilan melek huruf, seperti yang ditunjukkan dalam program yang berfokus pada pengetahuan alfabet dan kesadaran cetak (Fauziah & Ramadhan, 2023).

Berbeda dengan aspek positif dari mendongeng dalam pendidikan literasi, penting untuk mempertimbangkan bahwa mendongeng saja mungkin tidak cukup untuk pengembangan literasi yang komprehensif. Ini harus dilengkapi dengan kegiatan dan strategi literasi lainnya untuk mengatasi kebutuhan dan preferensi pembelajaran yang berbeda. Selain itu, efektivitas mendongeng dapat bervariasi berdasarkan konteks budaya dan linguistik, yang memerlukan adaptasi agar sesuai dengan lingkungan pendidikan tertentu (Melzi et al., 2022).

Arsanti, M., Wardani, O. P., Chamalah, E., Azizah, A., Setiana, L. N., & Turahmat, T. (2024). Menumbuhkan Budaya Literasi Anak Sejak Dini melalui Pelatihan Mendongeng Bagi Ibu-Ibu Kelompok Dawis Kacang Tanah III, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat). https://doi.org/10.30734/j-abdipamas.v8i1.3659
Nuraini, K. (2020). Early Reading through Storytelling Activities. The Journal of English Studies. https://doi.org/10.26555/ADJES.V7I1.14508
Prieto, M. T. L. (2016). Lectura compartida y estrategias de comprensión lectora en educación infantil. https://doi.org/10.35362/RIE7109
Santoso, A. L. B., Ginting, D., & Yulianto, W. E. (2023). The effects of storytelling teaching style on elementary students’ reading comprehension. https://doi.org/10.31932/jees.v6i2.2472
Satriani, I. (2019). Storytelling in teaching literacy: benefits and challenges. English Review: Journal of English Education. https://doi.org/10.25134/ERJEE.V8I1.1924
Literacy Learning by Storytelling with a Virtual Peer. (2023). https://doi.org/10.4324/9781315045467-51
Adara, R. A. (2020). Improving Early Childhood Literacy by Training Parents to Utilize Digital Storytelling. https://doi.org/10.2991/ASSEHR.K.200808.039
Fauziah, K., & Ramadhan, C. S. (2023). Strengthening Early Childhood Literacy Through Storytelling Activities. Deleted Journal. https://doi.org/10.18196/iccs.v1i2.167
Melzi, G., Schick, A., & Wuest, C. (2022). Stories beyond Books: Teacher Storytelling Supports Children’s Literacy Skills. Early Education and Development. https://doi.org/10.1080/10409289.2021.2024749
Scroll to Top