Mendongeng memang dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak dengan sindrom Down belajar membaca. Integrasi mendongeng ke dalam praktik pendidikan untuk anak-anak ini memanfaatkan kekuatan mereka dalam memori visual dan pemahaman naratif, sementara juga mengatasi tantangan mereka dalam kesadaran fonemik dan perkembangan bahasa. Mendongeng, terutama bila dikombinasikan dengan metode pengajaran interaktif dan dimediasi, dapat meningkatkan keterampilan melek huruf dengan memberikan konteks yang kaya untuk penguasaan bahasa dan perkembangan kognitif.
Peran Mendongeng dalam Pengembangan Bahasa dan Literasi
- Mendongeng adalah alat yang ampuh untuk pengembangan bahasa, karena memberikan konteks terstruktur bagi anak-anak untuk terlibat dengan bahasa dengan cara yang bermakna. Untuk anak-anak dengan sindrom Down, mendongeng dapat memfasilitasi penguasaan bahasa tertulis dengan menawarkan peluang diskursif yang berkontribusi pada keterampilan menulis (Silva & Ghirello-Pires, 2019).
- Kemampuan mendongeng lisan telah dikaitkan dengan pemahaman membaca, menunjukkan bahwa anak-anak yang dapat membangun dan memahami narasi juga dapat berkinerja lebih baik dalam tugas membaca (Gilmore et al., 1999).
- Narasi membantu mengatur pengalaman dan berkontribusi pada interaksi sosial dan pengembangan literasi. Anak-anak dengan sindrom Down telah terbukti memiliki keterampilan naratif dasar, yang dapat dipelihara melalui mendongeng untuk mendukung perkembangan literasi mereka (Segal & Pesco, 2015).
Strategi dan Manfaat Pengajaran
- Intervensi dini dan penggunaan strategi pengajaran yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak dengan sindrom Down belajar membaca. Strategi ini sering memasukkan mendongeng sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan bahasa lisan dan ingatan (Sehic, 2017) (Hughes, 2006)].
- Anak-anak dengan sindrom Down mendapat manfaat dari strategi pembelajaran ‘kata utuh’ pada awalnya, yang secara alami didukung oleh mendongeng dengan menekankan makna dan konteks kata-kata daripada fonik saja(Hughes, 2006).
- Mendongeng dapat diintegrasikan ke dalam program literasi untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, karena memberikan konteks bagi anak-anak untuk melatih keterampilan bahasa dan kognitif dalam lingkungan yang mendukung (Buckley et al., 2001) (Buckley, 2001).
Pemahaman Naratif dan Keterampilan Kognitif
- Anak-anak dengan sindrom Down telah ditemukan sensitif terhadap struktur kausal cerita, yang merupakan komponen kunci dari pemahaman naratif. Sensitivitas ini dapat dimanfaatkan melalui mendongeng untuk meningkatkan pemahaman dan ingatan mereka tentang narasi (Kim et al., 2008).
- Penggunaan mendongeng dalam pengaturan pendidikan juga dapat mendukung pengembangan pembelajaran kritis dan budaya, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian dengan anak-anak dengan disleksia, menunjukkan potensi manfaat disabilitas silang (Kritsotaki et al., 2024).
Sementara mendongeng adalah alat yang berharga untuk meningkatkan literasi pada anak-anak dengan sindrom Down, penting untuk menyadari bahwa perbedaan individu ada dalam tingkat kemajuan literasi di antara anak-anak ini. Beberapa mungkin memerlukan pendekatan yang lebih disesuaikan yang mempertimbangkan profil kognitif dan bahasa mereka yang unik. Selain itu, sementara mendongeng dapat mendukung pengembangan literasi, itu harus menjadi bagian dari strategi pendidikan komprehensif yang mencakup metode lain seperti fonik dan alat bantu visual untuk mengatasi beragam kebutuhan anak-anak dengan sindrom Down.