Membaca buku angka memang dapat membantu anak-anak belajar berhitung, karena memberikan cara yang terstruktur dan menarik untuk memperkenalkan konsep numerik. Buku bergambar, khususnya, menawarkan media visual dan interaktif yang dapat membuat konsep abstrak lebih nyata bagi pelajar muda. Namun, efektivitas buku-buku ini tergantung pada desain mereka dan cara mereka digunakan dalam pengaturan pendidikan. Di bawah ini adalah aspek kunci tentang bagaimana buku angka dapat membantu dalam belajar berhitung, serta beberapa pertimbangan untuk penggunaannya.
Manfaat Buku Angka dalam Belajar Menghitung
Keterlibatan dan Interaksi: Buku bergambar dapat memikat perhatian anak-anak dan mendorong interaksi, yang sangat penting untuk pembelajaran. Membaca buku interaktif, di mana anak-anak didorong untuk terlibat dalam ‘pembicaraan angka’, telah terbukti bermanfaat dalam mengajar balita arti angka (Björklund & Palmér, 2022).
Pembelajaran Kontekstual: Buku memberikan konteks untuk angka, membantu anak-anak memahami prinsip berhitung dalam berbagai situasi. Pembelajaran kontekstual ini sangat penting untuk memahami sifat abstrak angka dan aplikasinya (Perger & Major, 2018).
Pengembangan Keterampilan Berhitung: Buku penghitungan sering menyajikan angka dalam urutan menaik, yang sejalan dengan penelitian tentang pengembangan berhitung. Presentasi terstruktur ini dapat membantu anak-anak memahami urutan dan nilai angka (Ward et al., 2017).
Peningkatan Pemikiran Matematika: Buku yang menggabungkan unsur-unsur pemikiran kritis, komunikasi, dan kreativitas dapat meningkatkan pencapaian matematika awal. Misalnya, sebuah studi pada buku bergambar yang menampilkan flora dan fauna menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan anak-anak untuk membaca dan menulis angka-angka (Ompok et al., 2018).
Tantangan dan Pertimbangan
Potensi Distraktor: Beberapa buku penghitungan menyertakan beberapa distraktor pada halaman, yang dapat mengganggu pembelajaran. Pengganggu ini dapat mengaburkan item yang akan dihitung, sehingga sulit bagi anak-anak untuk fokus pada konten numerik (Ward et al., 2017).
Inkonsistensi dalam Representasi: Banyak buku gagal secara konsisten menghubungkan jumlah item dalam satu set dengan angka atau kata angka, yang dapat membingungkan anak-anak dan menghambat pemahaman mereka tentang kardinalitas (Ward et al., 2017).
Kisaran Angka Terbatas: Analisis sistematis buku anak-anak menemukan bahwa mereka sering fokus pada angka hingga 10, dengan paparan terbatas ke nol atau angka di atas 10. Kisaran sempit ini dapat membatasi pengembangan pemahaman yang komprehensif tentang angka (Powell & Nurnberger-Haag, 2015).
Perspektif yang Lebih Luas
Meskipun buku angka dapat menjadi alat yang berharga dalam mengajar menghitung, penting untuk menyadari bahwa buku itu hanyalah salah satu bagian dari strategi pendidikan yang lebih luas. Integrasi bahasa dan matematika, seperti yang disarankan oleh beberapa peneliti, dapat menumbuhkan perspektif kritis dalam lingkungan belajar (Whitin & Whitin, 2010). Selain itu, peran orang tua dan guru dalam membimbing dan meningkatkan pengalaman membaca sangat penting. Studi observasional telah menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pembicaraan numerik selama sesi membaca dapat bervariasi secara signifikan, berdampak pada paparan anak terhadap konsep numerik (Goldstein et al., 2016). Oleh karena itu, meskipun buku bermanfaat, keterlibatan aktif pendidik dan pengasuh sangat penting untuk memaksimalkan potensi mereka dalam mengajar menghitung.