Membaca dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan anak-anak untuk berbicara lebih lancar dengan meningkatkan kefasihan membaca mereka, yang pada gilirannya mendukung keterampilan komunikasi lisan yang lebih baik. Kelancaran membaca melibatkan kemampuan membaca teks secara akurat, cepat, dan dengan ekspresi yang tepat, yang terkait erat dengan kefasihan berbicara. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi membaca, seperti membaca berulang dan praktik membaca lisan, dapat meningkatkan kefasihan membaca, sehingga berkontribusi pada ucapan yang lebih lancar pada anak-anak. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci tentang bagaimana membaca dapat membantu mengembangkan kefasihan berbicara pada anak-anak.
Kelancaran Membaca dan Keterampilan Berbicara
- Penguraian dan Pemahaman: Kelancaran membaca melibatkan decoding dan pemahaman yang akurat, yang penting untuk memahami dan menafsirkan teks. Pemahaman ini diterjemahkan ke dalam keterampilan berbicara yang lebih baik karena anak-anak dapat mengekspresikan ide dengan lebih jelas dan akurat (Morgan et al., 2016) (Montgomerie et al., 2014).
- Kosakata dan Tata bahasa: Membaca secara ekstensif membantu dalam membangun kosakata dan pengetahuan tata bahasa, yang sangat penting untuk berbicara dengan lancar. Ketika anak-anak menemukan kata-kata dan struktur kalimat baru dalam teks, mereka dapat memasukkannya ke dalam bahasa lisan mereka, meningkatkan keterampilan komunikasi mereka (Celik et al., 2015) (Hamrayevna et al., 2019).
Intervensi untuk Meningkatkan Kelancaran Membaca dan Berbicara
- Pembacaan Berulang: Program seperti Read Naturally® menggunakan bacaan berulang untuk meningkatkan kelancaran membaca dengan memungkinkan siswa berlatih membaca teks yang sama beberapa kali. Metode ini membantu meningkatkan kecepatan dan akurasi pengenalan kata, yang sangat penting untuk ucapan yang lancar (Morgan et al., 2016) (“Enhancing Elementary Students’ Oral Reading Fluency Through Repeated Reading and Big Books”, 2024).
- Praktik Membaca Lisan: Terlibat dalam kegiatan membaca lisan, seperti Teater Pembaca, membantu siswa berlatih membaca dengan keras dengan ekspresi dan kejelasan. Latihan ini tidak hanya meningkatkan kefasihan membaca tetapi juga meningkatkan keterampilan berbicara dengan mengajar siswa untuk menyampaikan makna melalui intonasi dan mondara (Harpine, 2019) (Mraz et al., 2013).
Peran Motivasi dan Keterlibatan
- Motivasi Intrinsik: Program yang menggabungkan elemen kinerja, seperti sandiwara atau permainan boneka, memotivasi siswa untuk berlatih membaca dengan lantang. Motivasi intrinsik ini mendorong siswa untuk meningkatkan kefasihan membaca dan berbicara mereka saat mereka menikmati proses tampil untuk audiens (Harpine, 2019).
- Pengalaman Membaca yang Dipersonalisasi: Menyesuaikan bahan bacaan dengan minat siswa, seperti menggunakan kartu pos yang dipersonalisasi, dapat meningkatkan keterlibatan dan meningkatkan sikap membaca, yang pada gilirannya mendukung kefasihan yang lebih baik dalam membaca dan berbicara (Halek, 2014).
Implikasi yang Lebih Luas
Meskipun kefasihan membaca adalah komponen penting dalam mengembangkan keterampilan berbicara, penting untuk mempertimbangkan bahwa kefasihan dalam berbicara juga tergantung pada faktor-faktor lain seperti interaksi sosial dan keterampilan mendengarkan. Membaca saja mungkin tidak membahas semua aspek kefasihan berbicara, tetapi memberikan dasar yang kuat dengan meningkatkan kosakata, pemahaman, dan kemampuan ekspresif. Selain itu, intervensi yang menggabungkan membaca dengan aktivitas bahasa lain, seperti pencerminan suara atau pemodelan diri video, lebih lanjut dapat mendukung pengembangan ucapan yang lancar pada anak-anak (Montgomerie et al., 2014) (Galanter, 2008).