Perkembangan anak-anak dengan keterbelakangan mental berpotensi dipengaruhi oleh makanan dan nutrisi tertentu, meskipun buktinya bervariasi dan terkadang tidak meyakinkan. Intervensi nutrisi telah dieksplorasi sebagai sarana untuk mendukung hasil kognitif dan perkembangan saraf pada anak-anak dengan cacat intelektual. Penelitian menunjukkan bahwa sementara beberapa pendekatan diet menunjukkan harapan, kemanjuran dan mekanisme keseluruhan tetap dalam penyelidikan. Berikut adalah temuan utama dari studi yang relevan:
Intervensi Gizi dan Perkembangan Kognitif
Diet Gaya Mediterania: Sebuah studi tentang diet gaya Mediterania (MSD) selama kehamilan menemukan bahwa kepatuhan yang lebih tinggi terhadap diet ini dikaitkan dengan kemungkinan kecacatan perkembangan saraf (NDD) yang lebih rendah pada keturunannya, terutama di antara ibu dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan/atau diabetes mellitus. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas diet ibu dapat mempengaruhi hasil perkembangan saraf pada anak-anak (Che et al., 2023).
Nutrisi Esensial: Asupan nutrisi penting yang memadai seperti protein, asam lemak omega-3, yodium, zat besi, dan seng sangat penting untuk perkembangan otak normal dan fungsi kognitif. Nutrisi ini mendukung proses seperti proliferasi neuron dan sinaptogenesis, yang sangat penting selama kehamilan dan bayi (Lange & Lange, 2021) (Román et al., 2025).
Seng dan IQ: Sebuah penelitian menyoroti hubungan yang signifikan antara asupan seng dan tingkat IQ pada anak-anak, menunjukkan bahwa seng dapat berperan dalam perkembangan kognitif di antara anak-anak dengan disabilitas intelektual (Sayed et al., 2020).
Kualitas Makanan dan Cacat Perkembangan
Indeks Makan Sehat: Skor yang lebih tinggi pada Indeks Makan Sehat2015, yang mencerminkan kualitas makanan yang lebih baik, dikaitkan dengan risiko cacat perkembangan yang lebih rendah pada anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas makanan secara keseluruhan mungkin terkait dengan penurunan risiko masalah perkembangan (Gui et al., 2023).
Suplemen Nutrisi: Sebuah studi eksplorasi menemukan bahwa suplemen nutrisi yang mengandung vitamin dan mineral menyebabkan peningkatan IQ yang signifikan pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Ini mendukung hipotesis bahwa keterbelakangan mental tertentu mungkin bersifat genetotrofik, membutuhkan suplai nutrisi tambahan untuk perbaikan (Harrell et al., 1981).
Tantangan dan Pertimbangan
Bukti yang Tidak Konsisten: Sementara beberapa intervensi diet, seperti pengurangan pewarna makanan dan suplementasi dengan asam lemak esensial, menunjukkan manfaat potensial, buktinya seringkali tidak konsisten atau tidak meyakinkan. Tantangan metodologis, seperti ukuran sampel kecil dan durasi intervensi pendek, mempersulit interpretasi hasil (Taylor et al., 2018).
Nutraceuticals: Nutraceuticals, yang mencakup senyawa seperti resveratrol dan kurkumin, telah menunjukkan harapan dalam studi praklinis untuk meningkatkan perilaku yang terkait dengan gangguan spektrum autisme (ASD) melalui aktivitas antioksidan dan modulasi genetik. Namun, uji klinis diperlukan untuk mengkonfirmasi kemanjuran dan keamanannya (Yogitha et al., 2024).
Sementara potensi makanan dan nutrisi tertentu untuk membantu perkembangan anak-anak dengan keterbelakangan mental didukung oleh beberapa penelitian, buktinya tidak seragam kuat. Kompleksitas gangguan perkembangan saraf dan variabilitas respons individu terhadap intervensi diet memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan pedoman yang jelas dan perawatan yang efektif. Selain itu, peran genetika dan faktor lingkungan dalam hasil perkembangan saraf harus dipertimbangkan bersama intervensi nutrisi.