Lingkungan rumah yang bising memang dapat memicu hiperaktif pada anak-anak, yang didukung oleh berbagai penelitian yang meneliti hubungan antara kebisingan lingkungan dan hasil perilaku. Paparan kebisingan, terutama di lingkungan rumah tangga, telah dikaitkan dengan berbagai masalah perkembangan dan perilaku, termasuk gejala hiperaktif dan perhatian defisit hiperaktivitas (ADHD). Bukti menunjukkan bahwa kebisingan dapat mengganggu proses kognitif dan regulasi emosional, berpotensi memperburuk perilaku hiperaktif pada anak-anak. Di bawah ini adalah aspek kunci tentang bagaimana kebisingan memengaruhi perilaku anak-anak, terutama hiperaktif.
Kebisingan dan Gejala ADHD
- Paparan Kebisingan Perumahan: Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan kebisingan di rumah dikaitkan dengan gejala ADHD. Misalnya, studi TRAILS menemukan bahwa sementara kebisingan perumahan tidak terkait langsung dengan gejala ADHD, itu dikaitkan dengan risiko diagnosis ADHD yang lebih rendah, menunjukkan interaksi kompleks antara kebisingan dan manifestasi ADHD (Zijlema et al., 2021).
- Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan: Penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan dalam ruangan yang buruk, termasuk faktor akustik, dapat mempengaruhi gejala ADHD. Sebuah studi di Australia menemukan bahwa kualitas akustik, bersama dengan kualitas udara dan pencahayaan, memprediksi variasi keparahan hiperaktifit-impulsif pada anak-anak dengan ADHD (Alizadeh et al., 2023).
Lingkungan Rumah dan Hiperaktif
- Kekacauan Rumah: Lingkungan rumah yang kacau, ditandai dengan tingkat kebisingan yang tinggi dan kurangnya struktur, telah dikaitkan dengan hiperaktif dan perilaku mengganggu lainnya. Sebuah studi yang melibatkan anak kembar menunjukkan bahwa kekacauan rumah tangga memiliki efek yang dimediasi lingkungan pada perilaku mengganggu, termasuk hiperaktifitas(Jaffee et al., 2012).
- Faktor Lingkungan: Lingkungan rumah, dinilai melalui skala HOME, menunjukkan korelasi yang signifikan dengan gejala hiperaktif/impulsif pada anak-anak dengan ADHD dan saudara kandung non-ADHD mereka. Asosiasi ini bertahan bahkan setelah mengendalikan faktor lingkungan lainnya (Mulligan et al., 2013) (Mulligan et al., 2013).
Dampak Kebisingan yang Lebih Luas
- Efek Kognitif dan Emosional: Paparan kebisingan telah dikaitkan dengan berkurangnya fungsi kognitif, peningkatan aktivasi psikososial, dan gangguan emosional pada anak-anak. Efek ini dapat berkontribusi pada perilaku seperti hiperaktif dan impulsivitas (Viet et al., 2014) (Murphy & King, 2014).
- Hasil Perkembangan: Paparan kronis terhadap kebisingan dapat menyebabkan penurunan keterampilan perhatian dan kinerja akademik, yang selanjutnya berkontribusi pada perilaku hiperaktif. Hal ini terutama mengkhawatirkan di lingkungan perkotaan di mana polusi suara tersebut (Shamama-tus-Sabah & Gilani, 2011).
Sementara bukti mendukung hubungan antara kebisingan dan hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan sifat multifaset dari hubungan ini. Faktor-faktor seperti kecenderungan genetik, status sosial ekonomi, dan pengaruh lingkungan lainnya juga memainkan peran penting dalam perkembangan perilaku hiperaktif. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan kebisingan mungkin tidak selalu memiliki dampak negatif langsung, seperti yang terlihat dalam studi TRAILS di mana kebisingan dikaitkan dengan risiko diagnosis ADHD yang lebih rendah, mungkin karena kekacauan residual atau bias seleksi (Zijlema et al., 2021). Oleh karena itu, sementara kebisingan adalah faktor yang signifikan, itu adalah bagian dari konteks yang lebih luas yang mempengaruhi perilaku anak-anak.