Latihan motorik halus telah menunjukkan potensi dalam meningkatkan keterampilan menulis anak-anak dengan disgrafia, ketidakmampuan belajar yang mempengaruhi kemampuan menulis dan keterampilan motorik halus. Berbagai penelitian telah mengeksplorasi intervensi yang berbeda, termasuk pelatihan imitasi, pembelajaran yang ditingkatkan teknologi, dan terapi okupasi, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan disgrafia. Intervensi ini berfokus pada peningkatan keterampilan motorik halus, yang sangat penting untuk kemahiran tulisan tangan. Bagian berikut merinci temuan dari studi yang relevan.
Pelatihan Imitasi Grafo-Motor
- Sebuah studi oleh Buratta dan Fogassi menunjukkan bahwa pelatihan imitasi grafo-motor secara signifikan meningkatkan kualitas tulisan tangan pada anak-anak dengan kesulitan tulisan tangan. Pelatihan melibatkan meniru gerakan grafis, yang merangsang imitasi motorik halus dan meningkatkan aspek ergonomis dan biomekanik penulisan (Buratta & Fogassi, 2023) (Tan, 2023).
- Pelatihan ini dilakukan selama lima bulan, dengan sesi tiga kali seminggu, yang mengarah pada peningkatan signifikan dalam tulisan tangan yang diukur dengan Skala Evaluasi Ringkas untuk Tulisan Tangan Anak (BHK) (Buratta & Fogassi, 2023) (Tan, 2023).
Pelatihan dan Teknologi Motorik Halus
- Saile dkk. menemukan bahwa pelatihan motorik halus meningkatkan keterbacaan tulisan tangan pada siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus, termasuk mereka yang menderita disgrafia. Studi ini menggunakan desain kuasi-eksperimental dan menunjukkan peningkatan rata-rata 15 skor dalam keterbacaan tulisan tangan (Saile et al., 2024).
- John dan Renumol mengeksplorasi penggunaan aplikasi pengembangan keterampilan motorik halus, Dexteria, yang meningkatkan keterbacaan dan kecepatan tulisan tangan pada anak-anak dengan disgrafia. Aplikasi ini menyediakan aktivitas seperti ‘Ketuk it’, ‘Jepit it’, dan ‘Tulis it’, dengan fokus pada pelatihan keterampilan motorik visual (John & Renumol, 2018).
Terapi Okupasi dan Pendekatan Multisensori
- Verma dkk. menggunakan kit terapi okupasi yang mencakup Metodologi Handwriting Without Tears™ dan aktivitas motorik halus. Intervensi ini menunjukkan peningkatan dalam memori, penempatan, huruf, dan spasi kata di antara anak-anak dengan disgrafi (Verma et al., 2019).
- Studi ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan bahan multisensori dan aktivitas motorik halus untuk meningkatkan keterampilan tulisan tangan (Verma et al., 2019).
Integrasi Visual-Motor dan Aplikasi Kustom
- Rahim dan Jamaludin mengembangkan aplikasi Write-Rite, yang menyediakan latihan untuk meningkatkan integrasi visual-motorik, komponen kunci dari keterampilan menulis. Aplikasi ini efektif dalam meningkatkan kemahiran menulis di antara anak-anak dengan disgrafia (Rahim & Jamaludin, 2019).
- Studi ini menekankan peran latihan interaktif dan merangsang dalam mengatasi kebutuhan unik anak-anak disgrafis (Rahim & Jamaludin, 2019).
Sementara latihan motorik halus telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan menulis pada anak-anak dengan disgrafia, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari intervensi yang ditingkatkan teknologi, sementara yang lain mungkin merespons lebih baik metode terapi okupasi tradisional. Selain itu, integrasi dukungan sosial dan emosional, seperti yang terlihat dalam penelitian yang melibatkan interaksi anak-robot, dapat lebih meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam kegiatan menulis (Gargot et al., 2021). Secara keseluruhan, pendekatan yang disesuaikan yang menggabungkan berbagai intervensi mungkin paling efektif dalam mengatasi beragam tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan disgrafia.